KPPPA: Menteri Bintang Ajak Masyarakat Kritis Terhadap Tontonan Anak
Ada banyak pilihan tontonan untuk anak, tapi peran orangtua adalah memilihkan yang bernilai positif
9 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi anak tontonan adalah tuntunan. Setuju nggak, Ma? Apa yang anak-anak tonton itu menjadi media pembelajaran bagi anak. Maka itu penting memilihkan tayangan yang mengajarkan nilai positif untuk anak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BIntang Puspa Yoga juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih kritis dengan kondisi saat ini terkait memilih tontonan yang baik untuk anak.
Berikut Popmama.com telah merangkum berita imbauan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Editors' Pick
1. Film bukan sekadar hiburan tapi tuntunan bagi anak
Film mampu menjadi tren bagi penontonnya, terutama anak-anak, apalagi selama pandemi masyarakat menonton apa yang disiarkan di rumah.
Oleh karena itu, masyarakat dituntut untuk semakin kritis dalam memilah dan memilih film yang mereka tonton, salah satunya melalui Budaya Sensor Mandiri.
Namun di balik itu, arah kemajuan industri film ditentukan oleh peran para sineas dan sinergi antara pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
"Film bukan sekadar hiburan bagi anak, namun juga sebagai sumber informasi hingga fungsi budaya dan pendidikan. Anak-anak dapat meniru berbagai tokoh yang ditontonnya dan juga berperan dalam pembentukan tren yang kemudian menjadi panutan bagi mereka. Untuk itu, sangat penting bagi produsen dan lembaga sensor film memahami hal ini, sehingga film yang dibuat diharapkan benar-benar dapat memberikan nilai-nilai positif atau ramah anak,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga pada webinar yang diselenggarakan oleh Lembaga Sensor Film RI dengan tema Film dalam Perspektif Perlindungan Anak dan Hak Asasi Perempuan yang merupakan rangkaian kegiatan Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri (3/11/2020) lalu.
2. Pentingnya peran sineas dalam menyajikan tontonan yang ramah anak
Senada dengan Menteri Bintang, sutradara, penulis skenario, dan produser film, Joko Anwar mengatakan bahwa naik turunnya perfilman di suatu negara tentu tidak terlepas dari peran para sineas dengan para pemangku kepentingan.
Joko Anwar menceritakan perfilman Indonesia mampu bangkit kembali hingga menembus festival film internasional hingga box office dunia setelah hampir satu dekade “mati suri”.
Namun, jika dibandingkan dengan industri perfilman Korea Selatan yang sedang naik daun, para pemangku kepentingan industri perfilman Indonesia belum mampu saling bersinergi.
“Walaupun di awal tahun 1990 perfilman di Korea Selatan tidak diminati oleh masyarakatnya sendiri, namun para pemangku kepentingannya berhasil duduk bersama untuk memajukan perfilman Korea Selatan. Para pemangku kepentingan perfilman Korea Selatan tersebut diantaranya pemerintah, lembaga pendidikan, dan dunia usaha. Hal ini dimulai dari inisiatif dan keinginan Pemerintah Korea Selatan sebagai eksportir budaya Korea Selatan ke seluruh dunia,” ungkap Joko Anwar.