4 Jenis Pola Asuh yang Populer dan Dampaknya pada Anak
Menerapkan pola asuh kepada anak tentu tidak bisa main-main karena menyangkut masa depannya
6 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua di dalam sebuah keluarga pasti memiliki pola asuh yang berbeda-beda untuk anaknya. Penerapan pola asuh di rumah pun nantinya akan berpengaruh terhadap karakter perkembangan anak di masa depan.
Banyaknya perbedaan pola asuh yang diterapkan oleh masing-masing keluarga justru membuat sifat anak unik dan beragam.
Hanya saja orangtua perlu memahami dampak baik dan buruknya penerapan pola asuh yang nanti akan diterapkan kepada anak-anak mereka.
Penerapan pola asuh anak setidaknya bisa didiskusikan kepada pasangan, orangtua, mertua atau seseorang yang lebih berpengalaman.
Selain itu, bantuan psikolog anak juga bisa bermanfaat ketika sedang bingung atau mempertimbangkan jenis pola asuh yang ingin diterapkan.
Jika Mama ingin mengetahui beberapa pola asuh yang cukup populer untuk orangtua di era sekarang, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Simak juga dampak yang terjadi pada anak melalui penerapan pola asuh ini ya, Ma.
1. Pola asuh permisif dikenal memiliki karakteristik memanjakan anak
Jika Mama termasuk orangtua yang menerapkan pola asuh secara permisif kepada anak-anak di rumah, maka itu artinya ada sifat dan sikap kebebasan selama pengasuhan.
Mama dengan pola asuh ini cenderung memberikan kebebasan pada si Kecil.
Orangtua permisif dikenal dengan sikap yang sering memanjakan anak karena semua keinginan diperbolehkan.
Walau begitu, pola asuh permisif memiliki sisi positif karena mampu menjadi teman baik untuk anak-anak. Dalam hal memberikan kehangatan, perhatian intens dan interaksi memang tidak perlu diragukan lagi.
Anak dengan pola pengasuhan ini akan cenderung belajar mengatur dirinya sendiri tanpa ada campur tangan orangtua, apalagi seolah sudah dibebaskan asalkan tetap bertanggung jawab.
Mereka juga akan tumbuh menjadi pribadi yang kreatif karena terbiasa mengekspresikan dirinya sendiri.
Hanya saja pola asuh permisif dalam jangka panjang dapat memberikan efek buruk untuk anak. Mereka dapat kebingungan karena terbiasa menjalani hidup tanpa memiliki batasan.
Untuk sebagian anak yang menjadikan kebebasan dari orangtuanya ke hal-hal buruk, maka tidak menutup kemungkinan kalau mereka menjadi kurang disiplin dan tak bertanggung jawab. Kebiasaan buruk ini hanya akan membuat anak semakin sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Editors' Pick
2. Pola asuh otoriter dikenal cenderung memaksakan kehendaknya sendiri
Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter biasanya akan cenderung memaksakan kehendak. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, orangtua seringkali memiliki sikap yang kaku, tegas dan selalu saja ada hukuman saat anak tidak menaati setiap peraturan di rumah.
Dalam penerapan pola asuh otoriter, orangtua akan merasa bahwa pendapatnya selalu benar. Bisa dibilang ini cenderung mengekang dan mengharuskan anak mengikuti semua perintah orangtuanya tanpa membantah.
Walau ada sisi di mana anak bisa membentuk karakter yang disiplin dan patuh, namun ada berbagai dampak buruk ketika si Kecil bertambah dewasa.
Anak yang dibentuk dalam pola asuh otoriter akan kesulitan untuk mengungkapkan pendapat atau perasaannya sendiri. Tak jarang, anak akan memiliki masalah kecemasan dan berujung stres karena mendapatkan tekanan dari orangtua mereka.
Saat orangtua memaksakan anak melakukan apa yang sudah diperintahkan tanpa disadari dapat menciptakan sosok dengan karakter buruk. Emosi anak bisa saja meledak-ledak dan membentuk kepribadian yang otoriter di masa depannya kelak.