3 Fase Demam Berdarah pada Anak, Fase Mana yang Paling Berbahaya?
Fase tersebut sering membuat orangtua lengah
16 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang mudah menyerang anak-anak. Kasusnya pun selalu terjadi setiap tahun dengan angka yang tidak sedikit.
Gejala demam berdarah yang baru muncul beberapa hari setelah digigit nyamuk menjadi salah satu alasan kenapa banyak yang “kecolongan” saat tahu demam berdarah telah menjangkit si Kecil.
Penting bagi orangtua mengenali 3 fase demam berdarah pada anak. Hal ini tentu memudahkan Mama dan Papa untuk mengambil tindakan cepat agar tidak salah langkah memberikan pengobatan kepada anak.
Bersama Popmama.com, mari kita mengenali 3 fase demam berdarah yang terjadi pada anak. Fase manakah yang paling berbahaya?
Editors' Pick
Bagaimana Proses Terjadinya Demam Berdarah?
Nama nyamuk Aedes Aegypti tentu sudah familiar di telinga ya, Ma. Yap, nyamuk ini adalah penyebab utama demam berdarah.
Lebih rinci, penyebabnya demam berdarah adalah Aedes Aegypti dan Aedes Alopictus betina yang terinfeksi virus dengue ketika sebelumnya mengisap darah manusia yang mengalami viremia, yaitu kondisi saat virus memasuki aliran darah.
Setelah masuk ke dalam nyamuk, virus ini masih mengalami proses inkubasi selama 12 hari. Barulah, setelah 12 hari virus ini aktif dan bisa ditularkan kepada manusia dengan cara nyamuk yang menggigit manusia.
Tubuh manusia akan secara otomatis memproduksi antibodi yang bekerja sama dengan sel darah putih saat ada virus yang masuk ke dalam tubuh. Virus demam berdarah pun tidak akan langsung menunjukkan gejala. Butuh waktu 4-15 hari untuk gejalanya muncul dan dikenali.
Apa Saja Gejala Demam Berdarah?
Penting untuk diketahui bahwa demam berdarah dibagi menjadi dua jenis. Pertama, demam berdarah dengue yang menyebabkan kebocoran pembuluh darah. Kedua, demam dengue yang tidak menyebabkan kebocoran pembuluh darah.
Kenali gejala demam berdarah yang bisa muncul saat virus telah masuk ke dalam tubuh, yaitu:
- Demam. Di awal, memang sulit dibedakan apakah demam yang terjadi karena flu atau DBD. Namun, demam yang diakibatkan DBD adalah demam bifasik (demam naik turun) yang akan terjadi dalam fase 2-7 hari
- Muncul bintik kemerahan
- Nyeri otot dan sendi
- Nyeri di otot belakang bola mata
- Manifestasi perdarahan (kulit, mukosa, pencernaan)
Mama juga harus memperhatikan gejala DBD yang cukup parah dan menjadi peringatan bagi orangtua, yaitu:
- Sakit perut, dan terasa nyeri saat ditekan
- Muntah (minimal 3 kali dalam kurun waktu 24 jam)
- Pendarahan dari hidung atau gusi
- Feses berwarna hitam dan lengket
- Mudah memar
Bagi mereka yang telah terkena demam berdarah, akan lebih besar kemungkinan untuk terkena demam berdarah lagi. Maka, selalu awas dan waspada dengan berbagai gejala sakit yang tidak wajar, ya!
Fase Demam Berdarah
Pasien yang terjangkit demam berdarah akan melewati 3 fase sejak gejala muncul, hingga memasuki masa pemulihan. Kenali ketiga fasenya yuk, Ma!
- Fase pertama (Febrile Phase)
Pada fase awal DBD, akan diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai 40 derajat. Demam ini bisa berlangsung selama dua hingga tujuh hari. Selain itu, akan ada rasa nyeri yang dirasakan oleh tubuh dan sendi, mulai dari otot, tulang, sendi, tenggorokan, hingga kepala. Di fase pertama ini juga akan muncul bintik merah yang menandakan adanya penurunan trombosit yang cukup signifikan. Semakin banyak bintik merah yang keluar, maka semakin banyak kadar trombosit yang turun. Penyebabnya, virus dengue mampu merusak titik-titik pembuluh kapiler dalam tubuh. - Fase kedua (Critical Phase)
Fase kedua biasa dikenal dengan fase kritis, sehingga saat memasuki fase ini orangtua harus waspada. Gejala yang muncul biasanya akan membuat orangtua lengah, karena demam berangsur turun dan anak terlihat mulai pulih. Padahal, pendarahan masih terus terjadi di dalam tubuh dan membuat detak jantung dan tekanan darah berfluktuasi.
Jika kasus sudah parah, tekanan darah bisa turun sampai tingkat yang paling rendah dan merusak organ vital. Pasien harus segera mendapatkan penanganan cepat, jika tidak mau nyawanya terancam. Fase kedua bisa terjadi tiga hingga tujuh hari setelah anak demam, dan kondisi ini akan berlangsung 24 hingga 48 jam. - Fase ketiga (Recovery Phase)
Setelah melewati masa kritis, tibalah fase recovery yang terjadi 48 hingga 72 jam melewati fase kedua. Cairan yang tadinya keluar dari pembuluh darah akan masuk lagi ke pembuluh darah. Sehingga, orangtua patut menjaga cairan agar tidak berlebihan, karena bisa menyebabkan kematian akibat gagal jantung dan edema paru.
Dalam fase ini, kadar trombosit juga akan meningkat dengan cepat, mencapai 150.000/µL darah hingga kembali ke angka normal.
Mengetahui berbagai macam gejala penyakit yang membahayakan adalah sebuah keharusan ya, Ma. Jika muncul gejala-gejala tersebut, maka segera bawa anak ke rumah sakit untuk mendapat penanganan yang tepat, sehingga tidak sampai terlambat dalam penanganannya. Semoga membantu!
Baca juga:
- Ruam Demam Berdarah pada Anak, Apakah Berbahaya?
- Bukan Hanya Jambu, 6 Jus Buah dan Sayur untuk Pasien Demam Berdarah
- Demam Berdarah pada Bayi: Gejala, Pengobatan, dan Risiko