Cara Mengajarkan Anak Mempertahankan Haknya, Mama Wajib Tahu!
Mama harus mengajar anak untuk bisa membela diri!
22 Maret 2025

Intinya Sih...
- Mengajarkan anak untuk bersuara lantang agar bisa menyampaikan pendapat dengan percaya diri.
- Membantu anak membuat batas diri untuk melindungi diri dari situasi yang tidak nyaman.
- Bermain peran dalam berbagai situasi untuk membangun kepercayaan diri dan keterampilan sosial.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengajarkan anak untuk mempertahankan haknya sejak dini sangat penting agar mereka tumbuh dengan rasa percaya diri dan mampu mengatasi situasi yang tidak adil. Hal ini bisa dimulai dengan mengenalkan konsep hak dan kewajiban, serta mengajarkan bahwa setiap individu berhak dihormati dan didengar pendapatnya.
Orangtua juga bisa memberikan contoh konkret melalui kegiatan sehari-hari, menunjukkan bagaimana cara menyampaikan pendapat dengan tegas namun tetap sopan, serta mengajarkan pentingnya menyuarakan ketidaksetujuan secara positif.
Selain itu, penting juga untuk mengajarkan anak agar memahami batasan diri mereka dan orang lain.
Mereka perlu tahu kapan mereka berhak untuk mengatakan "tidak" terhadap sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
Dengan memberikan ruang bagi anak untuk berbicara dan menghargai perasaan mereka, kita membantu membangun kepercayaan diri yang diperlukan untuk mempertahankan hak mereka di masa depan.
Ini adalah keterampilan hidup yang akan mendampingi mereka dalam berbagai situasi sosial dan memberikan mereka keberanian untuk memperjuangkan keadilan.
Kali ini Popmama.com akan membahas infomasi mengenai cara mengajarkan anak untuk mempertahankan haknya di masa mendatang. Disimak ya, Ma!
1. Ajar anak untuk bersuara lantang

Mengajarkan anak untuk menggunakan suara yang lantang sangat penting agar mereka bisa dengan percaya diri menyampaikan pendapat atau menanggapi situasi yang dirasa tidak adil. Ini berarti mendorong mereka untuk berbicara dengan jelas dan tegas, tanpa ragu atau berbisik, meskipun dalam situasi yang menantang.
Sebagai contoh, ketika anak diminta memilih sesuatu di toko atau mengungkapkan keinginannya, dorong mereka untuk mengatakannya dengan suara yang terdengar jelas dan penuh keyakinan. Dengan cara ini, Mama mengajarkan anak untuk belajar bahwa suaranya penting dan berhak untuk didengar, tidak peduli seberapa kecil atau besar situasi yang mereka hadapi.
2. Membantu anak untuk membuat batas diri

Mengajarkan anak untuk menetapkan batasan (set boundaries) adalah keterampilan penting agar mereka tahu kapan harus mengatakan "tidak" dan melindungi diri mereka dari situasi yang tidak nyaman. Ini berarti membantu anak memahami pentingnya menjaga ruang pribadi dan menanggapi permintaan atau perilaku yang tidak sesuai dengan tegas.
Misalnya, jika anak merasa tidak nyaman dengan pelukan atau sentuhan dari orang lain, ajarkan mereka untuk berkata "tidak" dengan jelas dan mencari bantuan orang dewasa jika diperlukan. Dengan cara ini, anak belajar untuk menjaga batasan pribadi mereka dan merasa diberdayakan untuk melindungi diri dalam berbagai situasi yang dihadapinya.
3. Bermain peran dalam berbagai situasi

Mengajarkan anak untuk mempertahankan haknya sangat penting agar mereka bisa tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mampu mengatasi situasi yang penuh tantangan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan roleplay atau bermain peran dalam berbagai situasi.
Melalui roleplay, anak bisa belajar bagaimana menghadapi berbagai peristiwa yang mungkin mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, coba bermain peran saat anak merasa diambil mainannya oleh temannya, dan ajarkan cara berbicara dengan tegas tetapi tetap sopan, seperti "Hai teman! itu mainanku, tolong kembalikan ya."
Selain itu, latihan dalam bentuk pretend play juga bisa meningkatkan rasa percaya diri anak. Contohnya, bermain peran di mana anak berperan sebagai pemimpin kelompok dan harus memberi tahu teman-temannya jika mereka tidak sepakat dengan suatu keputusan yang dibuat bersama.
Dengan sering melakukan latihan ini, anak akan terbiasa untuk menyatakan pendapatnya secara jelas dan tegas tanpa takut diabaikan atau disalahpahami. Ini juga membantu anak untuk mengenali batas-batas dirinya dan orang lain dalam berbagai interaksi sosial.
4. Ajar anak untuk menjaga kontak mata yang kuat dan bahasa tubuh yang tegas.

Salah satu cara penting untuk mengajarkan anak agar bisa mempertahankan haknya adalah dengan mendorong mereka untuk menjaga kontak mata yang kuat dan bahasa tubuh yang tegas. Ketika anak berdiri tegak dan membuat kontak mata, itu memberi kesan bahwa mereka percaya diri dan siap untuk berbicara dengan tegas. Misalnya, ketika anak ingin mengatakan "tidak" kepada teman yang memaksanya, menghadapinya dengan kontak mata langsung bisa menunjukkan bahwa mereka serius dengan pendiriannya.
Selain itu, bahasa tubuh yang baik bisa meningkatkan rasa percaya diri anak. Dengan berdiri tegak dan menjaga postur tubuh yang kuat, anak akan merasa lebih mampu untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan percaya diri. Contohnya, jika anak merasa tidak nyaman dengan sesuatu yang terjadi di sekolah, berdiri tegak dan menghadap orang yang diajak bicara dengan penuh keyakinan bisa membuat mereka lebih mudah menyatakan perasaan atau keinginannya tanpa merasa takut.
Editors' Pick
5. Membantu anak mengenali nilai diri mereka

Membantu anak untuk mengenali nilai diri mereka sendiri juga bisa Mama lakukan untuk mengajarkan mereka untuk mempertahankan diri lho, Ma. Setiap hari, ingatkan anak bahwa pikiran, perasaan, dan pilihan mereka penting dan dihargai. Misalnya, ketika anak membuat keputusan, seperti memilih aktivitas yang ingin dilakukan, beri mereka pujian dan dorongan untuk menghargai pilihannya sendiri.
Selain itu, ketika anak merasa dihargai dan diyakini, mereka akan lebih percaya diri dalam mempertahankan haknya. Cobalah memberi anak kesempatan untuk berbicara tentang perasaan mereka atau mengungkapkan pendapatnya tanpa merasa dihakimi. Contohnya, jika anak merasa tidak nyaman dengan perlakuan teman, dukung mereka untuk menyampaikan perasaan tersebut dengan yakin, karena mereka tahu bahwa apa yang mereka rasakan itu penting dan layak didengar.
6. Ajar anak untuk tetap tenang di bawah tekanan

Salah satu keterampilan penting yang perlu diajarkan kepada anak adalah bagaimana cara tetap tenang saat menghadapi tekanan atau tantangan. Mengajarkan anak untuk menarik napas dalam-dalam dan berbicara dengan nada suara yang stabil dapat membantu mereka menjaga kendali diri saat situasi menjadi sulit. Misalnya, jika anak merasa kesal karena ada teman yang tidak adil, ajarkan mereka untuk menarik napas perlahan sebelum merespons agar dapat berbicara dengan tenang dan jelas.
Selain itu, tetap tenang saat ditekan atau dihina akan memberikan anak kepercayaan diri untuk mempertahankan haknya dengan cara yang positif. Latih anak untuk tidak membalas dengan kemarahan, tetapi dengan ketenangan, agar pesan mereka lebih didengar. Contohnya, jika seorang teman mencoba memaksakan kehendak, anak bisa mengatakan, "Saya tidak setuju dengan itu, dan saya ingin kita saling menghargai" dengan suara yang tenang, agar pendapat mereka dihargai dan situasi tetap terkendali.
7. Ajarkan anak untuk berbicara pada orang dewasa yang dapat dipercaya

Anak perlu tahu siapa saja yang dapat mereka percayai dan mencari bantuan ketika mereka merasa kesulitan atau terancam. Misalnya, ajarkan anak untuk mengenali orangtua, guru atau kakak yang bisa mereka ajak bicara jika ada hal yang membuat mereka tidak nyaman.
Selain itu, penting bagi anak untuk merasa nyaman menghubungi orang dewasa yang dapat memberikan dukungan saat mereka membutuhkan. Berikan contoh nyata kepada anak tentang situasi di mana mereka bisa meminta bantuan, seperti jika mereka merasa diganggu di sekolah atau oleh teman. Contohnya, jika anak merasa tertekan oleh teman-temannya, ajarkan mereka untuk menghubungi guru atau orang tua yang bisa membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan bijaksana.
8. Ajar anak berani membela temannya

Mengajarkan anak untuk mempertahankan haknya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain,. Hal ini merupakan cara yang sangat efektif untuk membangun keberanian. Ketika anak berdiri untuk teman-temannya, mereka belajar bahwa memperjuangkan keadilan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang saling mendukung. Misalnya, jika anak melihat temannya mengalami perundungan di sekolah, ajarkan mereka untuk berbicara dengan tegas, dan mengatakan, "Itu tidak baik, kita harus saling menghormati," untuk mendukung teman yang sedang kesulitan.
Selain itu, dengan mendorong anak untuk bisa membela teman-temannya, mereka akan merasa lebih percaya diri dalam mempertahankan hak mereka sendiri. Ini juga membantu anak membangun lingkungan yang positif di sekitar mereka, di mana semua orang merasa dihargai dan didukung. Contohnya, jika anak melihat teman sekelasnya diabaikan atau tidak diperlakukan dengan adil, mereka bisa berbicara kepada guru atau teman lain untuk mendukung dan memastikan bahwa semua orang diperlakukan dengan adil.
9. Ajarkan anak untuk menghindari konflik yang tidak perlu

Salah satu keterampilan penting yang perlu diajarkan kepada anak adalah memahami bahwa tidak setiap pertengkaran atau masalah layak untuk diperjuangkan. Terkadang, memilih untuk berjalan pergi atau mengabaikan situasi bisa menjadi pilihan terbaik untuk menghindari konflik yang tidak perlu. Misalnya, jika anak diganggu oleh teman di sekolah, ajarkan mereka bahwa lebih baik untuk pergi dari situasi tersebut daripada membalas dengan kata-kata atau tindakan yang bisa memperburuk keadaan.
Selain itu, mengajarkan anak untuk mengenali kapan waktu yang tepat untuk mundur akan membantu mereka menjaga kedamaian dan menghindari konfrontasi yang tidak produktif. Dengan belajar untuk berjalan pergi, anak akan tahu bahwa mereka memiliki kontrol atas reaksi mereka dan tidak perlu terlibat dalam segala situasi yang mengganggu. Contohnya, jika anak merasa tidak nyaman dengan percakapan di antara teman-temannya, mereka bisa memilih untuk meninggalkan kelompok tersebut dan mencari tempat yang lebih tenang, daripada terjebak dalam perdebatan yang tidak perlu.
10. Orangtua menjadi model yang dicontoh oleh anak

Mama juga bisa lho mengajarkan anak dengan menjadi contoh yang baik dalam menetapkan batasan dan berdiri untuk diri sendiri. Anak-anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat, jadi jika mereka melihat orang dewasa di sekitarnya, seperti orangtua, yang berbicara dengan tegas dan mempertahankan pendapat mereka, mereka akan merasa lebih percaya diri untuk melakukannya juga. Misalnya, jika seseorang mengganggu Mama di tempat umum, tunjukkan kepada anak bahwa Mama bisa mengatakan dengan tegas, "Saya tidak nyaman dengan itu, dan saya harap anda menghormati privasi saya."
Selain itu, dengan menjadi model yang baik dalam hal mempertahankan hak, anak akan memahami bahwa berani berbicara untuk diri sendiri adalah hal yang penting dan tidak salah. Ketika mereka melihat Mama mampu mengatasi situasi sulit dengan tenang dan percaya diri, mereka akan lebih termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Misalnya, jika ada masalah di tempat kerja atau lingkungan sekitar, tunjukkan bagaimana Mama bisa dengan tegas menegaskan pendapat atau kebutuhan tanpa takut akan reaksi orang lain, sehingga anak akan belajar untuk melakukan hal serupa dalam situasi mereka sendiri.
Nah, itulah informasi mengenai cara mengajarkan anak untuk mempertahankan haknya yang bisa Mama terapkan. Hal-hal seperti bisa dimulai dari diri Mama sendiri lho. Semoga bermanfaat!
Baca juga: