Meskipun banyak film anak-anak Jepang yang terkenal dengan cerita yang menghibur dan penuh imajinasi, ternyata tidak semua film tersebut cocok untuk ditonton oleh anak kecil lho, Ma. Beberapa film mengandung tema-tema yang lebih kompleks, seperti konflik emosional atau isu-isu dewasa, yang bisa membingungkan atau menakutkan. Selain itu, banyak film yang menampilkan kekerasan, suasana gelap, atau adegan yang terlalu intens, yang bisa memengaruhi perasaan anak-anak.
Penting bagi Orangtua untuk lebih selektif dalam memilih film untuk anak. Meskipun film tersebut mungkin terlihat menarik, bisa jadi isi cerita atau visualnya terlalu berat atau tidak sesuai dengan usia anak.
Dengan memastikan bahwa film yang dipilih sesuai dengan perkembangan dan kesiapan emosional anak, orangtua dapat memberikan tontonan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan aman bagi si Kecil.
Kali ini Popmama.com akan membahas informasi mengenai film anak asal Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil. Disimak ya, Ma!
1. Film horror
Pexels/Pixabay
Jepang terkenal dengan produksi film horornya yang mendalam dan sering kali mengusik pikiran penonton. Meskipun beberapa film Jepang mungkin terkesan ramah untuk anak-anak, ternyata banyak juga film horor yang sebaiknya dihindari oleh anak kecil.
Film-film ini mengandung elemen kekerasan, suasana menyeramkan, dan tema-tema yang terlalu gelap untuk dipahami oleh audiens muda. Berikut ini beberapa contoh film horor asal Jepang yang sebaiknya tidak ditonton oleh anak-anak:
Ju-On (2002): Film ini menceritakan tentang sebuah kutukan yang menimpa sebuah keluarga.
Ringu 1998): Film horror yang menceritakan tentang seorang wartawan yang menemukan kaset video yang terkutuk.
Tomie (1999): Film horror ini menceritakan tentang seorang gadis cantik yang memiliki kekuatan supernatural.
Editors' Pick
2. Film dengan konten dewasa
Pexels/Vitaly Gariev
Film anak asal Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil
Industri film Jepang memiliki banyak karya yang terkenal di seluruh dunia, dari genre animasi hingga live-action. Namun, tidak semua film Jepang cocok untuk ditonton oleh anak-anak. Beberapa film mengandung konten dewasa yang melibatkan kekerasan ekstrem, tema seksual, atau isu-isu yang terlalu berat untuk dipahami oleh anak kecil. Meskipun tampak seperti film yang menarik, adab banyak film Jepang yang mengandung materi yang tidak sesuai untuk anak kecil. Berikut ini adalah beberapa film Jepang yang sebaiknya dihindari oleh anak-anak karena konten dewasa yang terkandung di dalamnya:
Battle Royale (2000): Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa yang dipaksa untuk saling membunuh di sebuah pulau terpencil.
Oldboy (2003): Film yang menceritakan tentang seorang pria yang diculik dan dipenjara selama 15 tahun tanpa alasan yang jelas.
Audituon (1999): Film ini menceritakan tentang seorang pria yang mencari istri melalui audisi, namun ia menemukan seorang wanita yang memiliki kehidupan gelap.
3. Film dengan tema kompleks
IMDb
Film anak asal Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil
Film anime asal Jepang tidak hanya populer karena visualnya yang menarik, namun film anime juga populer dengan kedalaman cerita dan kompleksitas temanya. Meskipun banyak dari film anime yang menghibur, ternyata tidak semuanya cocok untuk anak-anak lho, Ma. Beberapa film Jepang mengangkat isu-isu yang sangat kompleks, yang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang psikologi, filosofi, atau realitas sosial.
Film anime sering kali menggabungkan elemen visual yang menakutkan, cerita yang sulit dimengerti, dan tema yang lebih cocok untuk penonton dewasa atau remaja. Berikut adalah beberapa contoh film Jepang yang tidak seharusnya ditonton oleh anak kecil karena tema yang sangat kompleks:
Akira (1988): Film anime yang menceritakan tentang seorang remaja yang memiliki kekuatan psikis, dan terlibat dalam konflik antara pemerintah an organisasi teroris.
Ghost in the Shell (1995): Film anime yang menceritakan tentang seorang agen polisi yang memiliki tubuh cyborg, dan juga terlibat dalam konflik pemerintah dan organisasi.
Perfect Blue (1997): Film anime ini menceritakan tentang seorang penyanyi yang mengalami gangguan mental dan terlibat dalam konflik dalam diri antara realitas dan fantasinya.
Grave of the Fireflies (1988): Film ini menceritakan tentang dua anak yatim piatu yang berjuang hidup selama Perang Dunia II. Meskipun film anime, dan terkesan ramah anak. Fim ini ternyata mengandung tema yang kompleks dan sedih untuk ditonton anak kecil.
The Boy and the Beast (2015): Film ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang menjadi murid seorang binatang buas dan mengandung tema yang terlalu kompleks untuk anak kecil.
4. Konten yang terlalu menakutkan
IMDb
Film animasi Jepang dikenal dengan visual yang memikat dan cerita yang menghibur. Namun, meskipun banyak film Jepang dirancang untuk anak-anak, beberapa di antaranya menyelipkan makna yang lebih kompleks dan menakutkan, bahkan bagi penonton dewasa.
Meskipun film-film ini memiliki animasi yang indah dan menarik, elemen-elemen yang lebih gelap dan penuh ketegangan sering kali tersembunyi di balik gambar cerah dan karakter yang lucu.
Inilah mengapa penting bagi orangtua untuk berhati-hati dalam memilih film untuk si Kecil, karena tidak semua film animasi Jepang cocok untuk anak kecil.
Berikut contoh film animasi Jepang dengan konten yang terlalu menakutkan untuk si Kecil:
Spirited Away (2001): Meskipun film ini sangat populer, beberapa adegan di dalam film ini dianggap terlalu menakutkan bagi anak kecil. Contohnya dalam adegan Kaonashi (no face) yang memakan seorang pekerja di pemandian air panas.
My Neighbor Totoro (1988): Memiliki visual yang ramah anak, ternyata film ini tidak cocok untuk ditonton anak kecil. Ada beberapa adegan yang terlalu menakutkan atau mengganggu pemikiran anak.
5. Film yang terlalu emosional
IMDb
Film anak asal Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil
Film anime Jepang dikenal karena kemampuannya untuk menyentuh perasaan penonton, namun tidak semua film dengan tema emosional cocok untuk anak-anak kecil lho, Ma.
Beberapa film anime memiliki cerita yang indah dan mendalam, mengangkat tema-tema berat yang bisa terlalu emosional atau membingungkan bagi anak kecil.
Tema seperti kesedihan, perasaan terasing, dan konflik batin seringkali dijelajahi dalam cara yang sangat mendalam, yang memerlukan pemahaman emosional yang lebih matang.
Berikut beberapa film anak Jepang yang sebaiknya dihindari oleh anak kecil karena mengandung tema yang terlalu emosional:
A Silent Voice (2016): Film in menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang mencoba untuk menebus kesalahan setelah mengintimidasi seorang gadis tuna rungu di sekolah. Meskipun film ini mengajarkan tentang pentingnya rasa empati dan pengertian, tema perundungan dan rasa bersalah yang dibahas bisa sangat berat untuk anak-anak kecil. Banyak adegan dalam film ini yang melibatkan perasaan terasing, depresi, dan kesedihan yang mendalam, yang mungkin akan membingungkan atau bahkan menakutkan bagi anak-anak yang belum siap menghadapi masalah tersebut.
When Marnie Was There (2014): Film ini mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bertemu dengan Marnie, seorang anak perempuan misterius yang ternyata memiliki hubungan dengan masa lalu yang kelam. Film ini menggali tema tentang kesepian, kehilangan, dan perasaan asing yang sering kali muncul dalam kehidupan seseorang. Meskipun film ini memiliki elemen magis dan imajinatif, tema emosional yang berat, seperti pencarian jati diri dan kesedihan mendalam, dapat membuat anak kecil merasa bingung atau terlalu terpengaruh secara emosional.
Nah, itulah informasi mengenai film anak asal Jepang yang tidak boleh ditonton anak kecil agar Mama dan Papa bisa lebih selektif lagi dan selalu memerhatikan film-film yang ditonton oleh anak-anak. Semoga bermanfaat!