4 Hal yang Tidak Boleh Didengar Anak, Mama Wajib Baca!
Ternyata omongan dari orangtua bisa didengar dan menjadi dampak buruk bagi anak
21 Februari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orangtua tentu ingin memberikan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan anak. Namun, tidak semua kata atau kalimat yang kita ucapkan bisa memberikan dampak baik bagi mereka.
Beberapa hal yang orangtua ucapkan tanpa sadar bisa memengaruhi mental dan emosional anak, bahkan bisa berdampak jangka panjang dalam pembentukan karakter mereka.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk lebih berhati-hati dengan kata-kata yang didengar anak, agar mereka dapat tumbuh dengan rasa percaya diri, optimisme, dan kesehatan mental yang baik.
Dikutip dari salah satu postingan Instagram @rawikara.as, orangtua perlu menyadari bahwa hal-hal sensitif seperti memberikan komentar negatif mengenai orang lain, mengeluh tentang anak sendiri, masalah keuangan keluarga, dan bertengkar di depan anak sangat mengganggu tumbuh kembang dan psikologis anak.
Kali ini Popmama.com akan membahas informasi mengenai hal yang tidak boleh didengar anak. Disimak ya, Ma!
1. Komentar negatif mengenai orang lain
Komentar negatif tentang orang lain di depan anak sering kali dianggap sepele, namun dampaknya bisa sangat besar terhadap perkembangan emosional dan pandangan hidup anak lho, Ma.
Anak-anak cenderung menyerap segala yang mereka dengar, termasuk komentar-komentar buruk tentang orang lain, yang dapat memengaruhi cara mereka melihat dunia dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika orangtua sering mengungkapkan kritik tajam atau merendahkan orang lain, anak-anak mungkin akan meniru sikap tersebut dan mulai menilai orang lain berdasarkan penilaian negatif, yang dapat merusak empati dan toleransi mereka.
Selain itu, mendengar komentar negatif tentang orang lain juga bisa mempengaruhi cara anak-anak memandang diri mereka sendiri, lho.
Jika mereka terbiasa mendengar orangtua mengkritik atau merendahkan orang lain, mereka bisa menganggap hal itu sebagai pola yang normal dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk dalam hubungan mereka dengan teman-teman atau keluarga.
Untuk itu, orangtua sebaiknya lebih bijaksana dalam berkomunikasi, memilih untuk berbicara positif di depan anak.
Hal ini tidak hanya membantu anak memahami pentingnya empati, tetapi juga membentuk karakter yang lebih terbuka, pengertian, dan penuh kasih terhadap sesama.
2. Mengeluh tentang anak
Mengeluh tentang anak di depan mereka ternyata bisa memberi dampak negatif yang besar terhadap perkembangan emosional anak.
Tanpa disadari oleh orangtua, anak-anak sangat peka terhadap perasaan orangtua, dan mendengar keluhan tentang perilaku atau kemampuan mereka bisa menurunkan rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Ketika orangtua sering mengungkapkan rasa frustrasi atau ketidakpuasan terhadap anak secara terbuka, anak bisa merasa dirinya tidak dihargai atau bahkan tidak dicintai.
Hal ini bisa menimbulkan perasaan cemas, rendah diri, atau rasa tidak aman dalam diri anak.
Sebagai orangtua, penting untuk selalu memberikan dukungan dan pengertian, bahkan ketika menghadapi tantangan dalam mendidik anak.
Jika orangtua merasa kesulitan atau kecewa, sebaiknya diskusikan perasaan tersebut dengan pasangan atau orang dewasa lainnya di luar pandangan anak.
Mengeluh di depan anak bukanlah solusi yang sehat dan justru bisa merusak hubungan yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, penting untuk mengajarkan anak bagaimana mengatasi kesulitan dengan sikap positif, agar mereka bisa tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan tangguh.