Zat besi merupakan salah satu mineral yang sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam pembentukan kecerdasan mereka.
Di usia dini, otak anak berkembang dengan sangat cepat, dan zat besi berperan besar dalam proses tersebut. Namun, fakta menunjukan bahwa ada 1 dari 3 anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi, dan salah satu survei menunjukan bahwa 50% ibu di Indonesia tidak paham jika kekurangan zat besi bisa berdampak pada kepintaran anak.
Menurut data Kemeterian Kesehatan RI 2023, ada 23,8% anak berusia 0-4 tahun dan 16,3% anak usia 5-14 tahun yang mengalami anemia di Indonesia. Hal ini juga disebabkan karena anak kekurangan zat besi dalam tubuhnya.
Dengan teknoogi dan informasi yang sudah maju, Mama bisa menemukan banyak cara untuk mencegah si Kecil kekurangan zat besi.
Kali ini Popmama.com akan merangkum informasi seputar pentingnya zat besi pada anak yang merupakan kunci sukses kecerdasan sejak dini. Disimak ya, Ma!
Zat besi mendukung perkembangan otak anak
Pexels/Polesie Toys
Zat besi mendukung perkembangan otak anak
Zat besi berperan penting dalam mendukung pertumbuhan fisik dan energi anak. Zat besi berfungsi untuk membentuk hemoglobin dalam darah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke otak dan otot, yang sangat penting untuk mendukung aktivitas fisik anak.
Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi selaku Dokter Gizi Medik mengatakan bahwa perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi. Selain DHA, zat besi juga merupakan salah satu mikro nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mengoptimalkan kepintarannya terutama fokus dan memori belajar.
Kekurangan zat besi pada anak dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif mereka. Anak yang kekurangan zat besi sering merasa cepat lelah, kurang aktif, dan kesulitan berkonsentrasi, yang berdampak pada proses belajar dan kegiatan sehari-hari mereka.
Maka dari itu, orangtua harus mewaspadai kekurangan zat besi pada anak, karena kondisi ini dapat mengganggu daya pikir dan kemampuan motorik mereka.
Editors' Pick
Peran Penting Zat Besi dalam Pertumbuhan Fisik dan Energi Anak
Pexels/Gustavo Fring
Zat besi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan fisik dan energi anak. Zat besi membantu pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke otot dan otak.
Tanpa asupan zat besi yang cukup, tubuh anak akan kesulitan mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh, yang berdampak pada penurunan energi dan kebugaran. Kekurangan oksigen di sel tubuh dapat menyebabkan anak merasa cepat lelah dan kurang aktif, menghambat kemampuan mereka untuk bermain dan belajar secara maksimal.
Dengan pasokan zat besi yang cukup, anak akan memiliki energi yang cukup untuk menjalani aktivitas fisik, serta tetap fokus dalam proses belajar. Zat besi memungkinkan otak dan tubuh anak berfungsi optimal, mendukung mereka untuk aktif bereksplorasi, berinteraksi, dan memahami dunia di sekitar mereka.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapatkan cukup zat besi dalam diet mereka. Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi akan membantu anak tumbuh dengan sehat, aktif, dan siap menghadapi tantangan belajar setiap harinya.
Tanda-Tanda Anak Kekurangan Zat Besi
Pexels/Polesie Toys
Tanda-tanda anak kekurangan zat besi
Sebagai orangtua, Mama perlu mengetahui tanda-tanda jika anak kekurangan gizi agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat. Berikut beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
Anak terlihat mudah lelah meski setelah melakukan aktivitas ringan.
Berat badan anak turun secara drastis atau tidak naik sesuai usia.
Kulit anak tampak pucat, kering, atau kasar.
Anak tidak mengalami pertumbuhan tinggi dan berat badan yang sesuai dengan tahap usia mereka.
Anak menjadi lebih mudah teralihkan perhatiannya dan kesulitan dalam fokus belajar.
Jika Mama melihat tanda-tanda ini, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dampak Kekurangan Zat Besi
Pexels/MART PRODUCTION
Dampak kekurangan zat pada anak
Kekurangan zat besi pada anak dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan dan perkembangan mereka. Berikut adalah beberapa dampak yang bisa terjadi:
Anemia atau menurunnya jumlah sel darah merah yang menyebabkan kelelahan dan lemas.
Anak menjadi lebih sulit berkonsentrasi dan belajar.
Tumbuh kembang anak, baik tinggi badan maupun berat badan, terhambat.
Sistem imun tubuh anak melemah, sehingga mudah terserang penyakit.
Anak bisa menjadi lebih rewel, mudah marah, atau cemas.
Cara Mencegah Anak Kekurangan Zat Besi
Pexels/Alex Green
Cara cegah anak kurang zat besi
Penelitian terbaru dari the South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) menunjukkan bahwa sebagian besar anak Indonesia tidak memenuhi asupan zat besi yang direkomendasikan, di mana rata-rata konsumsi asupan zat besi anak Indonesia hanya 65,8% dari Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang disarankan.
Maka dari itu, Mama perlu memastikan si Kecil mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan zat besi, seperti makanan olah dari daging merah (daging sapi), ikan, ayam (telur dan daging), sayuran hijau, kacang dan biji-bijian, hingga susu yang tinggi zat besi.
"Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk melengkapinya dengan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang dilengkapi dengan Zat Besi dan Vitamin C. Konsumsi zat besi yang disertai dengan vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat," jelas dr. Dian dalam acara media gathering bersama SGM.
Penting bagi Mama untuk mencegah si Kecil untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang menghambat proses penyerapan zat besi. Contohnya, seperti makanan yang mengandung asam fitat. Hal ini disebabkan karena fitat dapat mengikat zat besi dalam makanan, membentuk senyawa yang sulit diserap oleh tubuh. Akibatnya, meskipun makanan tersebut kaya akan zat besi, penyerapan zat besi menjadi terganggu. Untuk mengurangi dampak fitat, proses perendaman, fermentasi, atau pemanggangan pada biji-bijian dan kacang dapat membantu mengurangi kandungan fitat.
Polifenol, yang terdapat dalam teh, kopi, cokelat, dan beberapa sayuran, serta tanin yang ada pada teh, dapat menghalangi penyerapan zat besi non-hem (zat besi yang berasal dari sumber nabati). Tanin dan polifenol ini bekerja dengan cara mengikat zat besi dalam saluran pencernaan, membuatnya tidak bisa diserap dengan baik oleh tubuh.
Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari konsumsi teh atau kopi bersamaan dengan makanan yang kaya zat besi. Sebaiknya beri jarak waktu sekitar satu jam antara konsumsi makanan kaya zat besi dan minuman yang mengandung polifenol atau tanin.
Itulah informasi mengenai pentingnya zat besi pada anak yang bisa jadi referensi Mama dalam memantau perkembangan hingga makanan yang dikonsumi oleh si Kecil. Jangan sepelekan hal ini ya, Ma!