Bebaskan Anak dari Ancaman Gula Berlebih, Begini Bahayanya!
Nggak hanya diabetes saja Ma!
17 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Disetiap genggam maupun gigit makanan atau camilan bahkan minuman anak pastilah tak lepas dari manis.
Diabetes atau kencing manis dapat dikatakan sebagai salah satu penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung, berjumlah sekitar 10 juta orang.
Bahkan dilansir dari p2ptm.kemenkes.go.id, 10 tahun mendatang dapat meningkat dua sampai tiga kali lipat, kata Dr Susie Setyowati, konsultan endroktrin, metabolik, diabetes di Jakarta.
Untuk menguranginya orangtua perlu kurangi penggunaan gula atau bahkan kita batasi anak kita untuk terbiasa dengan rasa manis melalui asupan gula tambahan.
Mungkin saat ini terlihat tak bahaya ya Ma, tapi ketahuilah kalau lonjakan gula pada usia dini dapat memiliki efek yang bertahan lama pada anak-anakmu.
Tanpa berlama-lama Popmana.com sudah merangkumnya untukmu jadi simak ya informasi khas kami berikut ini.
1. Sebabkan tidak hanya masalah diabetes saja dikemudian hari
Dilansir dari health.claveland.org, mungkin yang diketahui kebanyakan orang tentang konsumsi gula tambahan yang berlebihan pada anak-anak hanyalah penyakit kencing manis atau diabetes.
Padahal lebih dari itu Ma, lonjakan gula yang terjadi di usia dini bisa timbulkan masalah kesehatan jangka panjang dikemudian hari.
“Banyak penelitian jangka panjang mengaitkan gula dengan risiko masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk diabetes dan obesitas,” kata ahli diet anak Jennifer Hyland, RD.
Itu sebabnya American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak di bawah usia 2 tahun tidak mengonsumsi gula tambahan sama sekali.
Sedangkan, anak-anak berusia 2 tahun ke atas tidak boleh mengonsumsi lebih dari 25 gram (atau 6 sendok teh) gula tambahan setiap hari.
Editors' Pick
2. Seberapa buruk gula untuk anak?
Sekarang ini anak-anak dibombardir dengan makanan bergula, itulah yang terjadi pada anak kita sehari-hari.
Hyland mengatakan gula tambahan yang terus menerus dikonsumsi membuat masalah setelahnya.
“Jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak-anak secara konsisten menyebabkan lonjakan gula darah yang besar dari waktu ke waktu,” jelas Hyland.