5 Tanda-Tanda Alergi Susu Sapi pada Anak, Ini Kata Ahli
Alergi susu sapi adalah respon dari sistem kekebalan tubuh kita yang tidak normal atau berlebihan
13 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam rangka memperingati World Allergy Week 2023 atau Pekan Alergi Dunia 2023, Morinaga menyelenggarakan sesi diskusi khusus bertajuk “Alergi Bukan Halangan Anak Wujudkan Potensi” pada tanggal 11 Juli 2023 di Kidzoona, Grand Indonesia.
Ketiga narasumber yang dihadirkan dalam seminar kali ini merupakan orang yang ahli dan berpengalaman dalam menangani anak-anak yang menderita alergi, khususnya alergi pada susu sapi.
Narasumber dari ahli medis ada Prof. Dr. Budi Setiawan, dr., Sp. A(K), M. Kes. sebagai Dokter Anak Konsultan Alergi dan Imunologi.
Narasumber kedua berasal dari kalangan selebritis, Astrid Tiar, Mama yang menceritakan mengenai alergi susu sapi pada anak pertamanya Annabel, bagaimana Mama Astrid mengenali, dan melakukan konsultasi.
Narasumber ketiga adalah Dewi Angraeni sebagai Business Unit Head Morinaga Specialities yang menawarkan produk susu soya bagi anak dengan alergi susu sapi.
Berikut ini Popmama.com akan mengulas mengenai tanda-tanda alergi susu sapi pada anak.
Alergi Susu Sapi
Apakah Mama atau Papa memiliki suatu alergi?
Bentuk-bentuk alergi tentu bermacam-macam, entah itu alergi terhadap makanan, cuaca, atau situasi (berdebu)
Menurut World Allergy Organization (WAO) sebanyak 30-40% penduduk dunia mengalami alergi dan 550 juta orang di dunia mengalami alergi makanan.
Dari jumlah tersebut, sebesar 0,5-7,5% anak di Indonesia mengalami alergi susu sapi.
Alergi susu sapi adalah respon dari sistem kekebalan tubuh yang tidak normal, yaitu berlebihan atau hipersensitivitas.
Susu sapi sebenarnya merupakan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan anak dan tidak berbahaya bagi tubuh.
Namun bagi anak yang memiliki alergi susu sapi, tubuh merespon susu sapi tidak untuk menutrisi namun dengan memunculkan gejala-gejala yang tidak diinginkan.
Protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur bagi anak-anak di Asia.
Resiko Alergi Susu Sapi
Berdasarkan data dari klinik anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa 31% pasien anak mengalami alergi terhadap putih telur dan 23,8% anak mengalami alergi susu sapi.
Survei yang dilakukan Organisasi Alergi Dunia (World Allergy Organization) sebesar 1,9% - 4,9% anak anak di dunia mengalami alergi protein susu sapi.
Apabila Mama atau Papa memiliki alergi, maka perlu waspada karena alergi susu sapi pada anak paling besar diturunkan dari kedua orangtua dan saudara kandungnya.
Persentase resiko anak terkena alergi susu sapi:
- Jika kedua orangtua tidak memiliki riwayat alergi, maka kemungkinan anak terkena alergi sebesar 5%-15%
- Jika saudara kandung memiliki riwayat alergi, maka resiko anak terkena alergi sebesar 25%-30%
- Jika salah satu orangtua memiliki riwayat alergi, maka resiko anak terkena alergi sebesar 20%-40%
- Jika kedua orangtua memiliki riwayat alergi, maka resiko anak terkena alergi sebesar 40%-60%
Tanda atau gejala anak alergi susu sapi dapat terjadi pada saluran pencernaan, kulit, dan saluran napas.
1. Gejala pada pencernaaan
Anak akan mengalami regurgitasi berulang (makanan yang belum dicerna kembali ke kerongkongan dan masuk ke mulut), muntah, diare, konstipasi (sembelit dan terdapat ruam atau nanah pada anus), dan darah pada ninja.
Gejala pencernaan merupakan gejala yang sering terjadi, apabila anak mengalami tanda-tanda seperti ini Mama harus waspada, kemungkinan anak mengalami alergi susu sapi.
Gejala ini apabila dibiarkan terus menerus akan mengganggu tumbuh kembang anak karena anak tidak dapat tidur nyenyak.
Editors' Pick
2. Kolik persisten
Kolik adalah kondisi dimana anak menangis selama berjam-jam tanpa alasan yang jelas dan sulit untuk ditenangkan.
Durasi kolik yang dialami anak-anak biasanya lebih dari 3 jam perhari, lebih dari 3 hari dalam sepekan dan terjadi lebih dari seminggu. Kolik ini merupakan gejala yang sering mengkhawatirkan orangtua.
3. Peradangan pada kulit
Dermatitis atopik adalah gejala pada penyakit kulit yang ditandai dengan kulit kering, gatal secara terus menerus, dan ruam merah pada kulit. Kondisi ini terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, kaki, dan lengan.
Urtikaria atau biduran adalah sebuah kondisi bentol-bentol pada kulit, berwarna kemerahan dan memberikan sensasi gatal-gatal pada kulit.
4. Syok anafilaksis
Syok anafilaksis merupakan sebuah reaksi yang berat ketika anak mengalami alergi. Durasi syok anafilaksis terjadi dalam hitungan menit setelah anak mengalami alergi.
Reaksi ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan penyempitan saluran pernapasan pada anak.
5. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, sehingga jumlah sel darah merah mengalami penurunan. Anemia terjadi karena darah keluar bersamaan dengan tinja sebagai gejala pencernaan karena alergi.
Dampak Alergi pada Anak
Alergi yang terjadi pada anak tidak hanya memberikan dampak kesehatan pada anak, namun juga gangguan tumbuh kembang, ekonomi, dan psikologi.
Dampak alergi pada anak:
- kesehatan
Meningkatkan risiko penyakit lain, seperti obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung.
- gangguan tumbuh kembang
Anak dengan alergi mengalami keterlambatan pada pertumbuhan karena berhubungan dengan pantangan makanan yang harus dihindari anak.
“Biasanya seorang ibu kalau misalkan anak makan telur dan akan muncul merah-merah, ini jangan-jangan alergi telur, sehingga tidak boleh makan telur. Ketika anak makan daging akan merah-merah, jangan makan daging. Sehingga anak akan terbatas makanannya dan akan terganggu pertumbuhannya. Gejala yang terus timbul akan membuat anak terus di rumah, jarang bermain, sehingga perkembangan motoriknya akan terganggu”
- peningkatan biaya
Mama perlu menyiapkan biaya yang besar untuk pengobatan anak dan perlu beberapa kali konsultasi ke dokter. Biaya transportasi dan biaya obat sering dikeluarkan orangtua jika alergi anak kambuh.
- psikologi
Dampak tidak hanya terjadi pada anak, namun dapat dialami orangtua. Orangtua merasakan kekhawatiran terhadap apa yang dikonsumsi anak saat sedang berada diluar rumah. Orangtua dan anak mengalami stres, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup anak.
Tindakan yang harus dilakukan
Hal yang perlu dilakukan Mama pertama kali adalah mengenali gejala yang terjadi pada anak, gejala tersebut muncul setelah anak melakukan atau memakan apa. Kemudian, Mama dapat segera mengkonsultasikan kepada dokter.
“Dengan dikonsultasikan kepada seorang dokter, nanti dokter akan memastikan oh betul anak ini alergi terhadap protein susu sapi. Kalau sudah terdiagnosa, tata laksana yang utama adalah menghindari protein susu sapi dan turunannya serta produk yang mengandung sapi.”
Selalu konsultasikan ke dokter agar tanda-tanda yang terjadi dapat segera ditangani dan tidak menjadi halangan bagi anak untuk berprestasi.
Alergi susu sapi pada anak tidak menjadi halangan bagi anak untuk mewujudkan potensi dan terpenuhinya nutrisi.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Penyebab Alergi Minyak Telon pada Bayi dan Cara Mengatasinya
- 10 Rekomendasi Susu Formula untuk Bayi Alergi Susu Sapi
- 8 Makanan Penyebab Alergi pada Bayi, Orangtua Wajib Tahu!