Amankah Tie Dye Shirt Dibuat dan Dipakai oleh Anak Balita?
Pastikan untuk mencucinya berulang kali dan menggunakan air panas sebelum dipakai
11 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membuat kaus tie dye akhir-akhir ini menjadi kegiatan yang ramai dilakukan, karena menggunakan peralatan yang mudah ditemukan dan juga membuat pakaian menjadi lebih menarik dengan warna yang bervariasi.
Namun, penggunaan pewarna berbahan kimia yang mungkin tidak diawasi dengan ketat, pewarna bisa tertelan atau menetes pada tubuh anak. Kemudian, apakah menggunakan pewarna berlebihan dapat aman digunakan anak balita?
Untuk menghindari hal tersebut, berikut ini Popmama.com telah menyiapkan cara pembuatan kaus tie dye serta mengulas tentang kaus tie dye yang aman untuk balita, berikut ini.
Bahan yang Diperlukan dan Cara Membuat Kaus Tie Dye yang Aman
Sebelum membuat kaus tie-dye, Mama perlu menyiapkan beberapa peralatan di bawah ini:
- Pewarna kain
- Botol plastik dengan ujung aplikator
- Karet gelang (sekitar 4-6 untuk setiap kaus)
- Beberapa pasang sarung tangan plastik ukuran dewasa dan anak-anak
- Rak kawat
- Kertas tisu
- Taplak meja plastik
- Kaus untuk diwarnai
Hal yang perlu diingat sebelum memulai pewarnaan kaus, cuci semua kaus hanya menggunakan sedikit deterjen agar tidak mengecilkan ukuran kaus. Saat dikeringkan, jangan gunakan pelembut kain karena akan menghambat penyerapan pewarna.
Jika melakukan proses pewarnaan di dalam ruangan, Mama dan anak perlu ke luar rumah ketika membilas pewarna. Bilas kaus dengan selang ke area berumput untuk menghindari pewarnaan pada perabotan rumah dan tembok.
Diperlukan meja yang cukup besar untuk meletakkan kaus secara rata agar lebih mudah saat dilipat atau mengikat kaus.
Persiapan:
- Tutupi meja dengan kain lap plastik, dan siapkan semua bahan lainnya.
- Basahi kaus dengan air biasa, kain basah menyerap pewarna lebih baik dan warna akan berbaur dengan baik. Peras air berlebih sebelum melipat.
- Buat pola dengan melipat kaus, kemudian ikat dengan karet gelang. Lebih mudah untuk melipat semua kaus terlebih dahulu dan diikat sebelum mencampur pewarna.
- Siapkan Pewarna, kenakan sarung tangan pelindung dan tambahkan air ke botol pewarna. Goyangkan botol dengan hati-hati. Pastikan untuk mengeringkan bagian luar botol agar pewarna tidak menetes ke lantai. Letakkan botol pewarna di atas wadah agar tetesan tidak menetes di atas meja dan tidak menyentuh kaus.
- Letakkan beberapa lapis koran atau kertas tisu di bawah rak kawat untuk digunakan sebagai area yang pewarnaan. Siapkan tisu tambahan untuk menggantikan tisu bekas.
- Pastikan kaus masih basah namun tidak terlalu basah atau menetes, serta pastikan anak-anak juga mengenakan sarung tangan pelindung. Tempatkan baju yang sudah diikat di rak kawat dan mulailah warnai satu bagian.
Proses pewarnaan:
- Pewarna akan keluar dengan cepat, tuangkan dengan hati-hati ke satu bagian kaus pada satu waktu. Warna-warna terlihat paling baik jika menggunakan hanya 3 atau 4 warna untuk setiap kaus. Jika mencampur terlalu banyak warna, nantinya akan mendapatkan tampilan seperti kaus “berlumpur”. Beberapa warna saat dicampur bersama akan membuat warna coklat seperti merah dan hijau, ungu dan hijau, jadi cobalah untuk tidak menuangkan warna satu sama lain.
- Beri warna pada seluruh bagian kaus hingga tak terlihat warna putih lagi, balik baju dan lakukan bagian belakang. Tidak apa-apa, jika memiliki beberapa garis putih. Sebagian besar garis akan hilang begitu pewarna meresap ke dalam baju.
- Bungkus baju yang telah diberi warna dalam plastik. Diamkan baju yang dibungkus setidaknya 6 jam.
Proses pengeringan dan pembilasan:
- Lalu bilas kaus satu per satu di bawah air mengalir. Pakailah sarung tangan pelindung untuk menghindari tangan terkena cat.
- Jika bersama anak, lebih baik untuk bilas kaus di luar ruangan menggunakan selang. Setelah itu bisa direndam ke dalam ember berisi air dan dibilas lagi. Setelah sisa warna telah habis, Mama dapat mencuci kaus di mesin cuci.
- Gunakan air panas yang tersedia dan pengaturan beban yang besar. Mama juga dapat menambahkan sedikit deterjen. Kaus dapat dikeringkan dalam pengering atau digantung di tali jemuran.
- Namun lebih baik untuk menggantungnya di tali jemuran agar Mama dan anak-anak dapat menikmati melihat semua warna dan pola yang berbeda!
Editors' Pick
1. Penting mencampur warna sebelum kegiatan dimulai dan awasi anak saat proses pewarnaan
Lebih baik jika Mama untuk mencampur pewarna dengan air sebelum kegiatan dimulai, jadi Mama tak perlu khawatir anak akan menghirup bubuk pewarna di udara. Penting untuk menggunakan masker debu yang pas saat mencampur bubuk pewarna kering.
Berhati-hatilah untuk membersihkan setiap permukaan pada area di sekelilingnya agar tak terhirup oleh anak dan anggota keluarga lainnya.
Kemudian, apakah aman bagi anak untuk mewarnai pakaian, tergantung pada tingkat kedewasaan mereka dan jumlah pengawasan yang dapat Mama berikan. Mewarnai dapat dilakukan dengan aman bahkan dengan anak balita jika ada cukup banyak orang dewasa yang mengawasi anak dengan ketat.
Anak mungkin akan membutuhkan pengawasan selama proses aplikasi pewarna, untuk memastikan mereka tidak minum pewarna atau menyemprotkan ke anggota keluarga atau perabotan di rumah.
2. Menggunakan pewarna serat reaktif dan menyiapkan sarung tangan kecil untuk anak
Pastikan untuk menggunakan pewarna serat reaktif yang tidak terlalu berbahaya. Tumpahan kecil sesekali di tangan bukanlah masalah. Penting untuk menghindari meminum pewarna atau menghirup bubuk pewarna.
Serta, menggunakan tangan yang tidak dicuci setelah proses perwarnaan untuk makan. Jika setelahnya anak ingin makan, ingatkan anak untuk mencuci tangan dengan bersih dengan air dan sabun.
Kemudian Mama juga perlu menyiapkan sarung tangan plastik kecil untuk anak, atau gunakan sarung tangan orang dewasa dan berikan karet yang tidak terlalu kencang di pergelangan tangan anak. Jangan biarkan anak menangani pewarna tanpa memakai sarung tangan.
3. Keracunan pewarna juga bisa terjadi ketika anak menelan sejumlah besar zat kimia pada pewarna
Jika menggunakan pewarna yang berbahan kimia untuk mewarnakan kaus, cuci baju beberapa kali agar tidak ada sisa-sisa pewarna lebih yang menempel pada kaus, lakukan pencucian dengan air panas dan jemur di sinar matahari. Lakukan pembilasan dengan menggunakan sarung tangan agar sisa pewarna tak menempel ke tangan.
Keracunan pewarna kain juga bisa terjadi ketika anak menelan sejumlah besar zat ini. Bahan beracun dalam pewarna kain adalah alkali korosif.
Namun saat ini bahan beracun tersebut jarang ditemukan di sebagian besar pewarna kain rumah tangga. Meskipun zat ini umumnya dianggap tidak berbahaya, mereka dapat menyebabkan masalah jika tertelan dalam jumlah besar, terutama pada anak kecil.
4. Langkah-langkah jika anak menelan atau menghirup zat pewarna
Ketika anak menelan sejumlah besar pewarna kain, segera cari bantuan medis. Hindari untuk membuat anak muntah kecuali disuruh oleh pengendalian racun atau penyedia layanan kesehatan.
Segera beri orang itu air atau susu, kecuali diinstruksikan lain oleh penyedia. Hindari untuk memberikan air atau susu jika orang tersebut memiliki gejala seperti muntah, kejang, atau tingkat kewaspadaan yang menurun yang membuatnya sulit untuk menelan.
Jika bahan kimia terkena pada kulit atau mata, bilas dengan banyak air selama minimal 15 menit. Kemudian jika anak menghirup zat pewarna, segera pindahkan anak ke luar rumah untuk mencari udara segar.
Membuat kaus tie dye dapat menyenangkan saat mengisi waktu luang bersama anak, pastikan untuk menggunakan pewarna yang aman, menggunakan sarung tangan, dan membilasnya berulang kali agar baju dapat dipakai dengan aman dan nyaman.
Baca juga:
- Dampak Pola Asuh Otoriter, Ini 5 Hal yang Akan Terjadi pada Anak
- Protokol Perlindungan Anak Penyandang Disabilitas saat Pandemi
- Rekor Dunia, Bocah 10 Tahun Jawab 196 Soal Matematika dalam 1 Menit