Wajarkah Anak 4 Tahun Mengalami Regresi saat Karantina karena Pandemi?
Mengalami kemunduran dalam perkembangannya
29 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, seorang Mama bernama Lynn Smith menceritakan tentang anak laki-laki nya yang mengalami regresi atau kemunduran tumbuh kembang dan perilaku selama masa karantina di rumah.
Masa karantina akibat pandemi Covid-19 memang sudah berlangsung selama kurang lebih 2 bulan. Ini bukan waktu yang sebentar.
Pada usia 5 tahun pertama, biasanya anak mengalami pertumbuhan pesat bahkan dari hari ke hari.
Lynn Smith menceritakan banyak orangtua lainnya yang mengaku membaca ceritanya sambil bersembunyi dari anak-anak dan menangis karena merasakan sulitnya menjadi orangtua selama pandemi berlangsung
Selain menceritakan tentang anak laki-lakinya, ia juga menceritakan tentang anak dari teman-temannya yang mengalami hal serupa, regresi ini membuat anak-anak mereka menjadi sering berbicara seperti anak bayi, merangkak di lantai, kesulitan tidur di malam hari, dan banyak cerita lainnya.
Untuk lebih lengkapnya, kali ini Popmama.com akan membahas tentang kisah Lynn Smith menghadapi regresi anak laki-lakinya, di bawah ini:
1. Anaknya yang berusia 4 tahun kembali minum dari botol, dan banyak orangtua yang mengalami hal serupa
Lynn Smith mulai menyadari terdapat kejanggalan pada anak laki-lakinya ketika anaknya yang berusia 4 tahun kembali minum dari botol setiap pagi. Lalu ia menjelaskan, temannya yang memiliki anak usia 8 tahun tiba-tiba ingin tidur dengan orangtuanya di malam hari.
Kemudian rekannya, Jenn Westhoven yang bercerita kalau anaknya yang berusia 6 tahun tiba-tiba menjadi takut lebah, lalat, dan poison ivy. Rekannya kemudian mengatakan, bahwa reaksi ini merupakan pengganti dari ketakutannya terhadap virus corona.
Hal ini kemudian ditanggapi oleh Dr. Sheryl Ziegler seorang priskoterapis, ia menceritakan bahwa semakin sering mendengarkan klien bahwa anak-anak mereka mengalami kemunduran. Banyak orangtua yang mengatakan anak-anak mereka berbicara seperti bayi, merangkak di lantai, ingin tidur bersama orangtuanya di malam hari, tidak tidur sepanjang malam, atau lebih banyak kecelakaan di rumah.
Editors' Pick
2. Hal terbaik adalah dengan mengabaikan dan memahami makna yang mendasari perubahan pada anak
Mama Lynn mengatakan ia dapat menghela nafas lega dengan apa yang dijelaskan oleh Dr Sheryl, karena ia tidak sendirian mengalami hal ini, seperti kecelakaan saat pelatihan pispot, bicara seperti bayi, dan mengalami permasalahan yang terus menerus. Ia mengatakan ini merupakan bagian dari pengasuhan selama masa pandemi.
“Apa yang mereka (anak-anak) sebenarnya katakan adalah, ‘aku sakit’, ‘aku takut’, ‘bantu aku’, ‘buat aku merasa aman lagi’. Tentu saja ini masuk akal. Anak-anak dilucuti semua yang mereka ketahui dalam kehidupan singkat mereka, dan sangat sedikit mekanisme untuk mengatasi perasaan besar yang mereka miliki.” Ujar Dr. Sheryl.
Ia mengatakan, hal terbaik yang harus dilakukan adalah dengan mengabaikan perilaku jika Mama bisa dan memahami makna yang mendasari anak melakukan hal itu.
“Begitulah cara untuk membuat anak melewati masa regresif dan kembali ke saat mereka biasanya berkembang,” tambah Dr. Sheryl.