Di dunia modern saat ini, anak tak bisa dipisahkan dengan yang namanya teknologi. Teknologi bisa menjadi hal yang baik, mulai dari munculnya tayangan inovatif hingga mendidik. Menyaksikan video yang mendidik, membuat balita tertarik menggunakan headphone.
Headphone umumnya membantu kita untuk memfokuskan suara dan meredam suara-suara yang tidak ingin didengarkan.
Headphone juga membuat orangtua tidak terganggu dengan suara-suara tayangan anak, sehingga bisa jadi lebih fokus bekerja.
Inilah yang membuat beberapa merek mulai memasarkan headphone untuk anak-anak. Tetapi Mama pasti bertanya-tanya, apakah headphone aman bila digunakan balita secara teratur?
Untuk mengetahui jawabannya, berikut Popmama.com telah merangkum informasinya di bawah ini. Yuk simak!
1. Volume menjadi faktor penting untuk menjawab aman atau tidaknya penggunaan headphone pada balita
Freepik/Master1305
Dilansir dari Today's Parent, 8 jam paparan suara pada 85 desibel (dB), yang sama dengan kebisingan di lalu lintas padat atau restoran yang bising dan ramai, dapat dianggap berbahaya.
Sehingga, bila si Kecil mendengarkan musik, film, atau video game pada 85 dB atau lebih selama 8 jam saat bepergian atau sepanjang hari, ini bisa meningkatkan risiko berbahaya.
Tingkat suara 70 desibel, yang mirip dengan dengungan yang terdengar saat mengemudi di jalan raya, dapat didengarkan untuk jangka waktu berapa pun dan tanpa risiko.
Namun, suara di atas 100 Db, seperti suara petir atau pesawat lepas landas, dapat menyebabkan kerusakan permanen dalam 15 menit.
Kemudian suara di atas 125 Db yang Mama mungkin dengar di konser yang keras, dan menimbulkan kerusakan dimulai dalam hitungan detik.
Selain itu, anak di bawah 5 tahun memiliki saluran telinga yang lebih pendek daripada anak yang lebih besar dan orang dewasa. Sehingga ini perlu diperhatikan pada penggunaan dan volume headphone balita.
Sangat penting untuk ekstra waspada, agar meminimalkan paparan suara keras pada bayi, balita, dan anak-anak prasekolah.
Editors' Pick
2. Efek samping lain dari paparan suara keras pada balita
Freepik/Karlyukav
Menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, selain gangguan pendengaran, paparan volume keras juga dapat menyebabkan masalah lain, termasuk detak jantung yang lebih tinggi dan tekanan darah tinggi.
Selain itu, dilansir dari Healthline, efek samping kesehatan lainnya dapat mencakup kesulitan tidur, kurang konsentrasi, sakit kepala, dan anak-anak juga umumnya menunjukkan peningkatan gejala hiperaktif.
3. Meski memiliki volume yang lebih pelan, jika tidak diawasi balita bisa meningkatkan volumenya sendiri
Freepik
Meskipun beberapa headphone untuk balita dan anak-anak kecil dirancang khusus dengan volume yang lebih pelan dan tetap membiarkan kebisingan sekitar masuk, masalahnya adalah ketika orangtua tidak mengawasi anak saat menggunakan headphone.
Si Kecil mungkin cenderung mencoba dan memblokir kebisingan latar belakang itu dengan menaikkan volume.
Dilansir dari Baby Gaga, walau tidak ada penelitian khusus anak tentang masalah ini, orang yang menggunakan headphone cenderung mendengarkan pada volume yang lebih tinggi untuk mengatasi hal ini.
Ini dapat menyebabkan kotoran telinga yang terkena dampak, yang selanjutnya mengurangi pendengaran anak.
Dilansir dari Debrox, orang yang cenderung sering menggunakan headphone, kotoran telinga dapat menumpuk dan menyebabkan masalah yang dapat membawa ke dokter. Ini juga terjadi jika anak menggunakan earbud, terutama yang memiliki ujung karet yang dalam.
4. Tips untuk menjaga balita tetap aman saat menggunakan headphone
Freepik
Ada beberapa cara untuk memastikan si Kecil menggunakan headphone dengan aman, berikut beberapa diantaranya:
Tunggu sampai balita berusia lebih besar. Tahan earbud dan headphone, setidaknya sampai si Kecil cukup usia untuk mengikuti instruksi dan memberi tahu Mama apakah volumenya sudah pas.
Gunakan headphone ramah anak. Bahkan ketika Mama mulai membiarkan balita mendengarkan acara atau musik di headphone, pilihlah headphone khusus untuk anak-anak yang mampu menjaga tingkat suara di bawah 85 dB atau bahkan lebih rendah 75 dB.
Mengunduh aplikasi yang menetapkan batas volume untuk gadget. Cara ini dapat membuat Mama merasa yakin bahwa anak tidak mendengarkan volume yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan.
Pertahankan volume yang digunakan hanya setengah. Disarankan untuk menjaga perangkat pada atau di bawah setengah dari volume maksimum, ini untuk memastikan anak mendengarkannya dengan aman.
Beri anak istirahat dari penggunaan headphone secara teratur. Today's Parent menyarankan rasio 2:1. Artinya si Kecil boleh menggunakan headphone selama 2 jam kemudian istirahat selama 1 jam.
Memastikan headphone pas di telinga anak. Dilansir dari Very Well Family, penting untuk memastikan suara headphone tidak bocor, yang membuat anak termotivasi untuk meningkatkan volume.
Pastikan bahwa si Kecil masih dapat mendengar Mama berbicara. Lakukan tes dengan duduk di dekat anak (sejauh lengan) Jika anak tidak dapat mendengar Mama, volumenya mungkin terlalu tinggi.
Nah itulah jawaban dari apakah aman bila anak balita suka menggunakan headphone.Meskipun teknologi dapat bermanfaat, jika digunakan secara berlebihan, teknologi juga bisa menjadi bumerang yang mengganggu kesehatan anak.
Sehingga, pastikan Mama dapat mengawasi si Kecil saat menggunakan headphone, dan mengikuti tips di atas untuk mencegahnya mengalami gangguan pendengaran.