9 Asupan Nutrisi yang Diperlukan Anak dengan Diet Spesial
Berikan asupan nutrisi pengganti saat anak mengurangi konsumsi makanan tertentu
9 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memberi si Kecil makanan yang sehat dan seimbang penting untuk kebugaran, pertumbuhan, dan perkembangan. Namun, ada beberapa orangtua yang perlu menerapkan diet khusus karena mungkin anak mengalami kelebihan berat badan, adanya kondisi kesehatan tertentu, vegetarian, dan lainnya.
Sehingga banyak orangtua yang belum memahami apakah aman dan sehat menerapkan diet khusus pada anak.
Pola makan tertentu juga harus dibuat untuk memastikan bahwa anak menerima semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Terdapat rekomendasi diet anak dari American Academy of Nutrition and Dietetics yang mengatur dengan tepat pola makan anak vegetarian yang menyehatkan, cukup bergizi, dan juga dapat memberikan manfaat kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tertentu.
Kali ini Popmama.com akan membahas asupan nutrisi diet spesial yang tepat untuk diberikan pada balita.
Selain itu diet ini juga bisa diterapkan oleh beberapa usia dan kondisi tertentu seperti kehamilan, menyusui, masa bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa yang lebih tua, dan untuk atlet.
Yuk simak informasinya berikut ini, Ma!
Perbedaan Diet Spesial: Anak Vegan, Vegetarian, dan Pescatarian
Sebelum mengetahui lebih lanjut, ada perbedaan kecil dalam semua jenis rencana pola makan ini. Diet vegan tidak memperbolehkan semua produk hewani, termasuk susu dan telur.
Sedangkan batasan diet vegetarian bisa bermacam-macam. Sebagian besar makanan vegetarian tidak memperbolehkan semua produk daging hewani tetapi mengizinkan produk sampingan hewani seperti susu dan telur.
Sementara, pola makan pescatarian tidak memperbolehkan semua produk hewani tetapi mengizinkan konsumsi ikan. Lebih jauh, pola makan fleksibel menekankan pada makanan nabati, sementara juga mengizinkan produk hewani dalam jumlah terbatas, seperti daging dan susu.
Makanan nabati menyediakan banyak antioksidan, serat, dan nutrisi lain yang penting bagi kesehatan.
Namun, jika si Kecil tidak diperbolehkan produk hewani, maka ada nutrisi tertentu yang harus diperhatikan untuk memastikan bahwa anak tumbuh dengan baik secara mental dan fisik.
Jumlah pasti nutrisi yang dibutuhkan anak bergantung pada usia, tinggi badan, berat badan dan tingkat aktivitas mereka.
Berikut adalah nutrisi utama yang harus diberikan pada anak untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal!
1. Kalori
Kalori menyediakan energi dan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Jika anak mungkin menyukai makanan mentah, seringkali ia sulit untuk mencapai kebutuhan kalori mereka.
Untuk menghindarinya, maka sajikan berbagai sayuran matang yang disiapkan dengan lemak sehat, seperti minyak zaitun, minyak alpukat, minyak canola, minyak biji anggur, dll.
2. Lemak
Menu makanan vegetarian seringkali rendah lemak karena tidak menyertakan produk hewani. Sedangkan lemak merupakan nutrisi penting dalam perkembangan, terutama pada tahap-tahap awal kehidupan. Asam lemak esensial merupakan komponen penting untuk perkembangan otak dan retinal.
Selain itu, makan lemak penting untuk menyerap vitamin yang larut dalam lemak, seperti A, D, E, dan K. Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, anak-anak usia satu - tiga tahun harus makan sekitar 30 persen - 40 persen persen kalori mereka dari lemak, sementara anak-anak usia 4 -18 tahun harus menerima sekitar 25 persen – 35 persen kalori dari lemak.
Sehingga Mama harus memasukkan berbagai lemak ke dalam rencana makan anak. Misalnya kacang-kacangan, selai kacang, selai almond. Ikan berlemak, seperti salmon, minyak zaitun, alpukat, dan hummus.
Susu sapi full fat, fortified soymilk, atau full fat dapat menjadi pilihan setelah tahun pertama kehidupan.
3. Protein
Balita perlu mengonsumsi sekitar 5 persen-20 persen kalori dari protein, sedangkan anak yang lebih besar perlu mengonsumsi sekitar 10 persen-30 persen kalori dari protein. Biji-bijian utuh, pengganti susu, selai kacang, dan kacang-kacangan dapat memberikan jumlah cukup protein.
Namun, disarankan bagi anak yang mengikuti pola makan vegan mungkin memerlukan protein tambahan untuk memenuhi kebutuhan mereka, karena adanya perbedaan konsumsi protein dan komposisi asam amino.
Rekomendasi 30 persen-35 persen lebih banyak protein untuk usia anak 1-2 tahun, 20 persen-30 persen untuk usia 2-6 tahun, dan 15 persen-20 persen untuk usia anak di atas 6 tahun. Namun perlu adanya diskusi dengan dokter anak agar memastikan asupan yang cukup untuk si Kecil.
4. Zat Besi
Zat Besi adalah bahan utama enzim dan protein. Ia juga membawa dan menyimpan oksigen. Zat besi sangat penting selama masa kanak-kanak karena pertumbuhan mempercepat proses penyimpanan dan mendistribusikan oksigen.
Ada dua jenis zat besi: heme dan nonheme. Zat besi heme, terutama ditemukan pada produk hewani yang lebih mudah diserap daripada zat besi non-heme. Sehingga anak yang menghindari produk hewani perlu banyak mengonsumsi zat besi non-heme.
Makanan yang kaya zat besi non-heme termasuk kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, oatmeal, sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung dan collard greens, kismis, dan roti yang diperkaya.
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi non-heme, sajikan juga makanan yang kaya Vitamin C ke dalam makanan anak. Ini termasuk brokoli, melon, kiwi, jeruk, lemon, pepaya, nanas, paprika, kentang, dan stroberi.
Misalnya, jika Mama menyajikan nasi dan kacang-kacangan untuk anak sebagai makan malam, tambahkan sedikit paprika atau lemon segar di atasnya atau berikan satu porsi buah di sampingnya. Mama juga bisa konsultasikan pada dokter, apakah anak perlu mengonsumsi suplemen tambahan.
Editors' Pick
5. Zinc
Manusia membutuhkan asupan zinc yang konstan karena kita memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyimpannya. Asupan zinc juga sangat penting untuk anak karena mendukung pertumbuhan dan perkembangan sistem kekebalan tubuhnya.
Kekurangan zinc ringan telah dikaitkan dengan pertumbuhan yang lambat. Karena Zinc banyak ditemukan dalam daging hewan, penting untuk menyediakan sumber lain.
Sumber makanan termasuk sereal, kerang, kepiting, kacang-kacangan, buncis (yang digunakan untuk membuat hummus), kedelai, biji bunga matahari, kacang mete, susu, dan keju.
6. Vitamin B12
Vitamin B12 adalah vitamin esensial untuk DNA, perkembangan otak, dan fungsi kognitif anak. Asupan vitamin B12 yang tidak memadai selama masa kanak-kanak dikaitkan dengan masalah kesehatan anak seperti gangguan perkembangan otak.
Sumber utama vitamin B12 termasuk sumber makanan hewani seperti daging dan produk susu seperti keju dan susu. Sehingga bagi anak yang tidak mengonsumsinya, berikan makanan yang diperkaya Vitamin B12 atau berikan suplemen sesuai kebutuhan.
Sumber alternatif vitamin B12 termasuk ragi nutrisi yang diperkaya, sereal tertentu, susu non-diary, telur, dan kerang. Diskusikan asupan makanan anak dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui apakah mereka perlu diberikan suplemen vitamin B12 tambahan.
7. Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi penting untuk struktur tulang dan gigi, serta pertumbuhan otot yang normal. Jumlah kalsium yang dibutuhkan anak akan meningkat seiring bertambahnya usia.
Jika anak tidak mengonsumsi produk olahan susu, maka Mama harus lebih memperhatikan asupan kalsiumnya, karena sumber produk olahan susu mengandung jumlah yang paling tinggi.
Makanan alternatif yang kaya kalsium, antara lain tahu, alternatif susu yang diperkaya kalsium, seperti susu almond dan susu kedelai, sayuran berdaun hijau seperti brokoli dan jus dan sereal yang diperkaya kalsium kangkung, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
8. Vitamin D
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dalam membantu penyerapan kalsium untuk mineralisasi tulang. Vitamin D juga berperan dalam pencegahan penyakit kronis.
Perhatian khusus harus diberikan pada vitamin ini karena tidak ditemukan di banyak makanan dan, bagi anak dengan diet terbatas yang tidak makan produk susu, ini bisa menjadi masalah. Suplemen mungkin diperlukan terutama karena sinar matahari tidak selalu dijadikan sumber vitamin D.
Hal ini disebabkan penggunaan tabir surya, waktu yang anak dihabiskan di dalam ruangan, musim hujan dan sebagainya. Diskusikan dengan dokter jika anak membutuhkan suplementasi vitamin D.
Menurut American Academy of Pediatrics, semua bayi dan anak-anak, termasuk remaja, harus mendapat asupan harian minimal 400 IU vitamin D (dalam bentuk suplemen) dimulai segera setelah lahir.
Sumber makanan kaya vitamin D termasuk salmon, tuna, cod, jus jeruk yang diperkaya, susu, susu kedelai, susu evaporasi, sereal, susu beras, telur, dan jamur.
9. Suplemen
Beberapa anak, terutama mereka yang menjalani diet yang sangat ketat, mungkin perlu mengonsumsi suplemen tertentu.
American Academy of Nutrition and Dietetics menyarankan bahwa pemberian suplemen yang mengandung zat besi, zinc, dan vitamin B12 pada anak-anak dengan pola makan nabati yang terbatas harus dengan pantauan orangtua.
Asupan Makanan Bagi Anak dengan Diet Khusus karena Alergi atau Intoleransi
Beberapa anak mungkin perlu mengikuti diet khusus karena alergi atau intoleransi. Intoleransi makanan berbeda dengan alergi makanan. Alergi makanan terjadi ketika tubuh memiliki respons kekebalan terhadap protein dalam makanan yang mengganggu.
Gejala dapat menyebabkan gatal-gatal, napas berbunyi, ruam, gatal, hidung tersumbat, mata gatal atau berkaca-kaca. Beberapa orang dengan alergi makanan dapat mengalami reaksi serius yang disebut anafilaksis.
Sedangkan ketika anak mengalami intoleransi makanan, tidak ada reaksi kekebalan. Sebaliknya, mereka biasanya akan mengalami masalah pencernaan sebagai respons terhadap makanan tertentu.
Terlepas dari apakah anak memiliki alergi makanan atau intoleransi makanan atau tidak, mereka mungkin perlu menghindari makanan tertentu, seperti produk susu, telur, kedelai, kacang tanah, kacang pohon, dan kerang.
Untuk menyingkirkan alergi makanan dan intoleransi makanan, anak harus menjalani pemeriksaan medis oleh dokter anak atau ahli alergi mereka.
Intoleransi laktosa
Untuk anak-anak dengan intoleransi laktosa, produk susu seperti susu, keju, yogurt, dan es krim mungkin perlu dihindari. Toleransi terhadap susu dan produk susu bisa bervariasi. Terkadang membatasi sudah cukup, sedangkan untuk anak lainnya menghentikan konsumsi susu bisa diperlukan.
Dokter anak mungkin merekomendasikan enzim laktosa untuk meredakan gejala. Saat membatasi atau menghindari produk susu, penting untuk mencari sumber alternatif kalsium, vitamin D, protein, vitamin B12, dan lemak.
Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah penyakit yang menyerang usus. Anak dengan penyakit celiac perlu menghindari gluten, protein yang ditemukan dalam makanan tertentu seperti gandum, gandum hitam, dan beberapa oat.
Menelan gluten dan produk lain yang mengandung gluten dapat merusak usus dan menyebabkan malnutrisi. Gluten juga bisa ditemukan dalam obat-obatan, vitamin, lip balm.
Penting untuk bertemu dengan ahli diet terdaftar untuk memastikan anak menerima nutrisi yang cukup dan menghindari semua makanan yang bermasalah.
Tantangan bagi Anak yang Melakukan Diet Spesial dan Cara Membantunya
Lingkungan sosial bisa menjadi tantangan bagi anak yang melakukan diet spesial. Jika anak menerapkan diet yang dibatasi, mereka mungkin merasa dipisahkan dari teman-temannya meskipun pembatasan tersebut bersifat sukarela, bukan medis.
Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan terus mendidik diri sendiri dan anak. Serta berikan motivasi dan semangat untuk mengingatkan anak terhadap tujuan awal mereka melakukan diet spesial ini.
Jangan lupa juga untuk memberikan anak apresiasi atau pujian saat berhasil melakukan diet spesialnya tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Itulah yang perlu diperhatikan ketika Mama menerapkan diet spesial bagi anak. Jangan sampai ada gizi yang terlewat untuk dicukupi ya, Ma.
Semoga informasinya bermanfaat!
Baca juga:
- 7 Tips Diet untuk Anak Obesitas
- Apa Anak Perlu Diberikan Nutrisi Tambahan dari Multivitamin?
- IDAI: Orangtua Perhatikan 3 Hal Nutrisi si Kecil Selama Pandemi