Banyak Anak Kudisan, Akibat Mitos Gatal Tanda "Doa Didengar"
Banyak anak yang sengaja tak diobati setelah terkena gejala
3 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mitos yang tersebar di masyarakat seringkali menjadi sumber kekeliruan, bahkan dapat membawa dampak serius terhadap kesehatan.
Seiring berjalannya waktu, keyakinan yang keliru bisa menjadi potensi risiko yang tidak dianggap serius, mengakibatkan penyebaran informasi yang berpotensi merugikan.
Sebuah kisah nyata dari seorang dokter spesialis anak, dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, menyoroti bahaya mitos dalam konteks kesehatan anak.
Melalui akun Instagram pribadinya, ia berbagi pengalaman mengenai seorang balita yang mengalami kudisan berulang di seluruh tubuh akibat tindakan yang didasarkan pada mitos yang keliru.
Berikut informasinya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini:
1. Seorang pasien anak usia 4 tahun mengalami kondisi kudisan berulang kali
Dokter spesialis anak, dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, baru-baru ini membagikan kisah mengenai seorang pasien anak berusia 4 tahun yang mengalami kondisi kudisan. Ketika anak tersebut pertama kali datang untuk berkonsultasi, kondisi kudisan menutupi seluruh tubuhnya.
Terlebih lagi, rasa gatal semakin intens terutama pada malam hari, fokus terutama di bagian kaki, tangan, dan bahkan daerah kemaluan.
Namun melalui pengobatan selama sekitar 14 hari, dr. Ian mengatakan bahwa anak tersebut sudah sembuh. Selang beberapa lama kemudian, orangtua dan anak tersebut datang kembali dengan keluhan serupa, bahkan identik dengan gejala awalnya.
Menurut dr. Ian, terungkap bahwa tidak hanya pasien anak tersebut yang mengalami kondisi serupa, tetapi juga banyak teman-temannya yang mengalami masalah kesehatan yang sama dan seringkali sengaja tidak dibawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Editors' Pick
2. Terdapat mitos yang berkembang tentang doa yang terdengar jika merasakan gatal
Kondisi kudisan yang marak terjadi pada anak-anak disinyalir berasal dari mitos yang berkembang di kelompok pengajian pasien anak. Mitos tersebut mengklaim bahwa "doamu baru terdengar, kalau kamu merasakan gatal,".
Sehingga muncul pandangan bahwa semakin banyak kudisan, maka semakin besar peluang doa dikabulkan. Ironisnya, bahwa setiap anak dapat tertular gatal dari temannya dengan sengaja.
Dr. Ian, menegaskan bahwa mitos tersebut sangat keliru. Menurutnya, kudisan pada anak tidak berkaitan dengan keberhasilan doa atau penularan sengaja.
“Penyakit ini disebut sebagai kudisan (scabies), disebabkan oleh tungau yang hidup di bawah kulit. Tungau TIDAK TERLIHAT karena sgt kecil.” tulisnya di caption
Sayangnya, mitos ini secara luas beredar di masyarakat Pandeglang.
3. Tungau banyak menyerang anak-anak karena kulit mereka yang lebih tipis
Tungau merupakan parasit kecil yang sering menjadi penyebab kudisan, menunjukkan gejala yang perlu diwaspadai.
Gejala utama termasuk rasa gatal yang intens terutama pada malam hari, karena itulah saat tungau menjadi aktif memakan kulit kita.
Anak-anak lebih rentan terkena kutu kasur karena kulit mereka yang lebih tipis, dan sering kali lipatan-lipatan tubuh serta sela-sela jari menjadi sasaran utama.
Penularannya terjadi melalui sentuhan, memungkinkan tungau untuk berpindah-pindah dari satu individu ke individu lainnya. Tungau juga paling sering ditemukan di tempat-tempat seperti bulu-bulu, kapuk, hewan peliharaan, boneka, baju, dan ranjang.
Mama bisa melihat lebih jelas seperti apa gejala kudisan atau scabies pada anak, melalui unggahan dr. Ian ini ya!
4. Pentingnya pengobatan setelah terlihat gejala kudisan pada anak
Mengatasi kudis pada anak memerlukan tindakan yang tepat dan konsisten. Pertama, segera bawa anak ke dokter spesialis anak, dokter kulit, atau dokter umum untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Setelah itu, berikan permetrin pada seluruh tubuh anak (kecuali wajah) saat malam hari, karena tungau kudis aktif di permukaan kulit pada malam hari. Pengobatan ini perlu diulang seminggu sekali selama minimal 3 minggu untuk memastikan telur-telur yang menetas ikut teratasi.
Selain itu, bersihkan semua barang yang mungkin menjadi tempat tinggal tungau kudis, seperti mencuci, merebus, dan menjemur bulu-bulu, pakaian, serta kasur.
Penting untuk mengobati seluruh anggota keluarga atau kerabat yang mungkin terkena, karena kudis bersifat menular. Jika sudah terdapat nanah, gunakan juga salep antibiotik sebagai bagian dari penanganan yang komprehensif.
Itulah informasi seputar anak kudisan akibat mitos gatal tanda "doa terdengar", yang perlu dipahami.
Jika terlihat gejala kudis pada anak, penting bagi orangtua atau pengasuh untuk mengatasi kudisan ini dengan segera, melibatkan pembersihan menyeluruh serta perawatan medis untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Baca juga:
- 11 Jenis Penyakit Kulit pada Anak serta Gejala yang Perlu Diwaspadai
- Anti Repot Ma, Ini Tips Menjaga Kesehatan Kulit Anak
- Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi Penyakit Kulit Bernanah pada Anak