Bukan Dimarahi, 7 Cara agar Anak Mau Mendengarkan Orangtua
Coba yuk berempati dengan perasaan anak, ini bisa membuatnya lebih mendengarkan Mama lho!
29 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama meminta anak untuk melakukan sesuatu, namun ia tidak melakukan seperti yang dikatakan? Tentu hampir semua Mama pernah mengalaminya.
Setiap orangtua membutuhkan anak-anaknya untuk mendengarkan, karena segala sesuatunya harus diselesaikan, seperti meminta anak untuk makan, mandi, tidur merapikan mainan. Dan ketika anak-anak tidak mendengarkan, terkadang orangtua terpaksa berteriak hanya untuk didengar.
Sayangnya, berteriak terkadang membawa masalah lain. Alih-alih marah, ada solusi lain yang bisa Mama gunakan.
Beberapa kata dan frasa tertentu, secara strategis dapat membantu memengaruhi anak agar melakukan apa yang Mama perlukan darinya.
Berikut Popmama.com telah merangkum 7 cara agar anak mendengarkan orangtua, tentunya tanpa perlu marah-marah. Yuk simak!
1. Menggunakan kalimat yang positif
Agar anak mau mendengarkan, permintaan Mama kepada anak harus positif. Cara ini dapat menunjukkan bahwa Mama memahami apa yang dirasakan anak ketika diminta untuk melakukan sesuatu.
Misalnya, "Mama tahu itu tidak mudah bagi kamu untuk membersihkan mainan, dan kita akan mencoba cara baru untuk merapikan mainan ini untuk membantumu."
Dalam contoh ini, akan baik bagi Mama untuk mengatakan "Mama tahu ..." karena Mama adalah orangtua dan mengenal anak pada tingkat yang paling dekat. Itu sebabnya Mama tahu semua hal kecil yang membuat rumah tangga berjalan lancar.
2. Memberikan dua pilihan pada anak
Mama mungkin sudah menggunakan yang ini. Di sinilah Mama memberikan dua alternatif, dan ingin membuat anak memilih satu.
Namun penting bagi Mama untuk memberikan pilihan di mana keduanya membuat anak melakukan perintah.
Misalnya: “Kamu bisa mandi sekarang, atau setelah mengerjakan puzzle itu.”
Teknik bahasa ini juga dapat membantu anak-anak merasa diberdayakan dan dihormati, yang di mana sangat penting untuk kesehatan emosional dan mental mereka.
Editors' Pick
3. Hindari menggunakan kata "Mengapa?"
Berapa kali Mama mengatakan "Mengapa?" kepada anak sepanjang hari? "Mengapa?" seringkali digunakan untuk memperkuat pembenaran, seringkali keyakinan atau tindakan negatif, dan pada akhirnya tidak menghasilkan penyelesaian masalah.
Misalnya "Mengapa kamu melempar mainan ke lantai?" Sayangnya, hal ini seringkali disambut dengan jawaban "Aku tidak tahu ..."
Dilansir dari Tots To Teens, sebaliknya, ada tiga pertanyaan yang bisa Mama tanyakan:
- “Apa tujuanmu melempar mainan ke lantai?” Ini dapat membantu Mama menemukan niat atau akar penyebab perilaku.
- "Apa yang membuatmu marah secara spesifik?" Membantu Mama menemukan tujuannya.
- “Bagaimana kamu tahu bahwa mainan itu rusak?” Membantu Mama menemukan alasan untuk percaya.
Namun masih sangat mungkin bahwa anak-anak, terutama anak yang masih kecil tidak dapat memberikan jawaban lengkap untuk salah satu pertanyaan ini. Tetapi, memberikan pertanyaan dengan cara ini, dapat memperluas pola pikir anak serta menumbuhkan jaringan sarafnya.
4. Buatlah permintaan menjadi hal-hal yang tampak menyenangkan untuk dilakukan
Untuk membantu memotivasi anak dan membuatnya melakukan apa yang Mama inginkan dan perlu dilakukan, Mama harus menghilangkan hal negatif dari suatu situasi, menggantikan penolakan, dan menempatkan anak untuk mengatakan "ya".
Pada dasarnya, buatlah anak bersemangat untuk membantu Mama melakukan apa yang perlu diselesaikan.
Misalnya dengan mengatakan “Ini menyenangkan, bukan?” Namun perlu diketahui, ini tidak akan mudah pada setiap permintaan, tetapi Mama membuat anak terbiasa melakukan beberapa hal.
Misalnya saat merapikan mainan, “Mari kita simpan mainan ini bersama-sama. Ini menyenangkan bukan?”. Kemudian, di kesempatan berikutnya: “Ingat betapa menyenangkannya kita merapikan mainan? Ayo lakukan lagi!”
Ini akan mengurangi penolakan, dan bonusnya, anak akan lebih mungkin membantu Mama merapikan mainan tanpa mengeluh!
5. Buatlah pekerjaan rumah sebagai pembelajaran yang penting
Cara ini adalah tentang menanamkan ke dalam pikiran bawah sadar hal-hal positif. Seperti yang Mama tahu, anak-anak senang mengeksplorasi hal-hal baru.
Buatlah momen ini menjadi bahan eksplorasinya, termasuk belajar tanggung jawab seperti mengerjakan pekerjaan rumah. Tak hanya membantu anak belajar tanggung jawab dan kemandirian, ini akan membantu menciptakan fondasi yang positif untuk belajar.
Misalnya, ketika Mama meminta anak untuk menyiram tanaman atau membantu Mama berkebun, beri tahu anak bahwa tanaman-tanaman ini bisa tumbuh dari kecil menjadi tanaman yang tinggi, dengan bantuan tanah, air, dan matahari.
Meskipun anak bisa saja berbalik dan berkata "tidak" atau mengamuk, ia masih mendengar ungkapan "menyenangkan untuk dipelajari", dan inilah yang tertanam dalam pikiran bawah sadar.
Sehingga apapun yang Mama minta dari anak, ia akan menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang akan menyenangkan dan bermanfaat untuk dipelajarinya
6. Hindari mengabaikan perasaan anak
Ketika si Kecil kesulitan dengan hal yang diminta, berempatilah dengan perasaannya. Tunjukkan rasa hormat pada anak, agar ia merasa dimengerti dan merasa mengapa hal yang Mama minta adalah hal penting.
Misalnya Mama bisa mengatakan "Mama tahu bahwa kamu tidak ingin merapikan mainan, namun ketika kita telah merapikannya bersama-sama, kita bisa berjalan-jalan."
Frasa tersebut dapat berhasil karena Mama menunjukkan rasa hormat pada anak, memberikan solusi seperti menyarankan untuk melakukannya bersama-sama, dan membingkai ulang perintah menjadi kalimat positif tanpa mengabaikan perasaan anak.
7. Cobalah untuk memanfaatkan imajinasi anak
Seperti yang Mama tahu, di usia mudanya, anak-anak senang mengembangkan imajinasinya. Nah gunakan imajinasi anak untuk keuntungan bersama!
Ini adalah strategi belajar yang merangsang si Kecil untuk berpikir dan belajar tanggung jawab dengan cara yang menyenangkan.
Misalnya Mama menemukan boneka di kamar anak yang terjatuh, cobalah untuk mengatakan “Boneka beruangmu merasa kesepian di lantai di bawah tempat tidur. Ia tentu lebih suka duduk di sebelah boneka bunny, dan tentu akan merasa nyaman berada di tempat tidur yang hangat.”
Dan kemudian Mama bisa bermain akting bersama dan menciptakan kesenangan yang juga mengajarkannya kerjasama.
Nah itulah beberapa cara agar anak mau mendengarkan orangtua. Ketujuh strategi di atas membutuhkan latihan, dan Mama mungkin menemukan kesalahan, kegagalan, atau lupa menggunakannya.
Namun jangan menyerah ya Ma, berlatih, berlatih, berlatih hingga semuanya tampak terbiasa untuk dilakukan! Ingatlah bahwa cara ini dapat membantu anak dalam berkomunikasi, Mama hanya perlu menggunakannya secara konsisten dan lembut.
Baca juga:
- 8 Cara Meningkatkan Keterampilan Anak dalam Mendengarkan
- 9 Aktivitas yang Meningkatkan Keterampilan Mendengar Anak
- Tips Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Anak dengan Bercerita