6 Cara Alami Menyembuhkan Luka pada Anak dengan Cepat
Bantu anak terhindar dari infeksi dengan cara-cara berikut ini!
30 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bermain adalah kegiatan favorit setiap anak-anak. Saat semangat bermain, jatuh adalah kecelakaan yang paling sering tak bisa dihindari. Terkadang, sampai menyebabkan luka di tubuhnya. Luka adalah kondisi yang merusak kulit.
Luka membuat jaringan internal tubuh terpapar ke lingkungan luar.
Meskipun sebagian besar luka sembuh secara alami seiring berjalannya waktu, ada beberapa cara untuk mempercepat proses penyembuhan.
Mama mungkin bisa merawat si Kecil di rumah jika hanya memiliki luka kecil.
Namun, harus mencari pertolongan medis jika anak mengalami cedera yang lebih parah, seperti melibatkan patah tulang atau pendarahan yang berlebihan.
Kali ini Popmama.com akan membahas beberapa informasi lebih lanjut tentang enam hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menyembuhkan luka anak lebih cepat dan kapan harus ke dokter.
Langkah Awal dalam Mengobati Luka Terbuka pada Anak
Jika anak memilki luka terbuka, Mama perlu selalu mengikuti langkah-langkah berikut:
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
- Lepaskan perhiasan atau pakaian dari sekitar luka
- Tekan luka untuk menghentikan pendarahan
- Bersihkan luka dengan air bersih dan larutan garam setelah pendarahan berhenti
- Periksa luka apakah terdapat benda asing dan kotoran
- Jika memungkinkan, oleskan salep antibiotik pada luka untuk mencegah infeksi
- Tepuk-tepuk luka dengan lembut hingga kering dengan kain bersih
- Tutup luka dan gunakan perban atau perban berperekat
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Mama harus memeriksa lukanya setiap 24 jam. Ini melibatkan melepas perban dan memeriksa tanda-tanda infeksi.
Setelah itu, jangan lupa untuk kembali mendisinfeksi luka, mengeringkannya, dan menggunakan perban atau plester yang bersih. Luka tertutup yang tidak steril juga dapat menjebak bakteri dan dapat menyebabkan infeksi lebih lanjut.
Oleh karena itu, jika anak memiliki luka yang tidak bersih atau luka yang terkena infeksi, ia harus membiarkannya terbuka sampai infeksinya sembuh.
Setelah luka sembuh, ada beberapa metode yang bisa diterapkan untuk mempercepat penyembuhan.
Berikut ini adalah beberapa metode dan pengobatan alternatif yang dapat Mama lakukan untuk mempercepat penyembuhan luka pada balita:
1. Salep antibakteri
Mama dapat mengobati luka pada anak dengan beberapa salep antibakteri yang dijual di apotek untuk membantu mencegah infeksi serta membantu menyembuhkan luka lebih cepat.
Satu studi dari 27 penelitian dengan objek hewan menunjukkan bahwa perawatan antibakteri memainkan peran positif dalam membantu luka sembuh lebih cepat.
Namun, tinjauan tersebut mencatat juga ada risiko bias yang tinggi dalam temuan tersebut.
Untuk luka ringan, anak tak perlu selalu menggunakan salep antibakteri. Sebagai penggantinya, bisa menggunakan petroleum jelly, yang bertindak sebagai penghalang untuk melindungi luka di luar penggunaan perban tahan air.
2. Lidah buaya
Lidah buaya adalah tanaman yang termasuk dalam keluarga kaktus, yang mengandung zat yang kaya vitamin dan mineral.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, lidah buaya mengandung glukomanan, zat yang membantu regenerasi sel dan menyebabkan tubuh memproduksi kolagen. Zat ini adalah protein yang meningkatkan penyembuhan luka.
Sebuah tinjauan pada tahun 2019, menyatakan bahwa lidah buaya dan senyawanya dapat meningkatkan penyembuhan luka. Bukti keseluruhan menunjukkan bahwa lidah buaya efektif untuk penyembuhan luka dari luka bakar tingkat pertama dan kedua.
Ulasan tersebut juga menunjukkan bahwa lidah buaya dapat membantu mempertahankan kelembapan dan integritas kulit sekaligus meredakan peradangan dan mencegah bisul.
Mama dapat mengoleskan lapisan tipis gel lidah buaya ke area luka, atau juga bisa membalut luka dengan perban yang dibasahi gel lidah buaya untuk membantu penyembuhan.
Editors' Pick
3. Madu
Bukan rahasia umum lagi jika madu memiliki sifat antioksidan, antibakteri, dan anti-inflamasi. Bahkan madu telah digunakan dalam resep penyembuhan luka tradisional sejak lama.
Sebuah tinjauan di tahun 2016, menyatakan bahwa penelitian laboratorium menunjukkan madu secara signifikan meningkatkan tingkat penyembuhan luka pada hewan.
Ia juga mengatakan bahwa itu mengurangi pembentukan bekas luka dan menghambat pertumbuhan bakteri pada luka akut dan luka bakar.
Dalam penelitian lain, madu efektif dalam menyembuhkan luka ketebalan parsial bahkan lebih baik daripada perawatan lain, tetapi menyebabkan lebih banyak infeksi pada luka pasca operasi daripada perawatan biasa.
Sehingga Mama memberikan si Kecil madu medis hanya untuk luka ringan dan besar, setelah berdiskusi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan.
4. Bawang putih
Bawang putih mengandung senyawa allicin yang memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi.
Menurut sebuah studi di tahun 2020 dengan judul Potential Health Benefit of Garlic Based on Human Intervention Studies: A Brief Overview, beberapa uji klinis telah menunjukkan kemanjuran bawang putih dalam mengobati luka.
Dinyatakan bahwa dalam studi praklinis, ekstrak bawang putih yang sudah tua menunjukkan potensi penyembuhan luka tergantung dosisnya.Sebuah studi di tahun 2018 juga mengamati penggunaan bawang putih untuk mengobati luka pada tikus.
Terungkap bahwa salep yang mengandung 30 persen bawang putih memiliki lebih banyak fibroblas jika dibandingkan dengan petroleum jelly.
Fibroblas merupakan bagian penting dalam perbaikan jaringan, oleh karena itu penggunaan bawang putih memiliki efek positif dan membantu penyembuhan luka pada anak menjadi lebih cepat.
5. Kunyit
Kunyit atau turmeric adalah bumbu yang berasal dari tumbuhan dengan nama yang sama. Ini mengandung kurkumin, yang memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan anti-inflamasi.
Satu studi pada tahun 2016, menunjukkan bahwa kunyit bisa efektif membantu menyembuhkan luka lebih cepat, karena kandungan kurkumin yang ada di dalamnya merangsang produksi faktor pertumbuhan yang terlibat dalam proses penyembuhan.
Ini juga menunjukkan bahwa kurkumin mempercepat pengelolaan restorasi luka.
Studi lainnya di tahun 2019, juga menunjukkan bahwa kurkumin dapat meningkatkan produksi kolagen di lokasi luka. Studi ini juga menyatakan bahwa kurkumin mendorong diferensiasi fibroblas menjadi miofibroblas, yang memulai proses penyembuhan dan membantu luka sembuh lebih cepat.
Mama bisa mencampurkan kunyit dengan air hangat untuk membuat pasta lalu mengoleskannya ke luka, dan menutupinya dengan perban bersih. Namun pastikan Mama telah menggunakannya pada luka kecil yang tertutup.
6. Minyak kelapa
Minyak kelapa mengandung zat monolaurin, asam lemak dengan sifat antimikroba. Asam lemak yang ditemukan dalam minyak nabati dianggap berperan besar dalam membantu penyembuhan luka.
Mama dapat menggunakan minyak kelapa pada luka anak untuk membantunya dalam mengurangi risiko tertular infeksi. Dilansir dari medicalnewstoday.com, menurut sebuah studi tahun 2010, minyak kelapa murni dapat membantu menyembuhkan luka pada tikus lebih cepat daripada mereka yang tidak diberi minyak.
Mama dapat mengoleskan minyak kelapa pada luka anak sebagai penghalang untuk membantu mengurangi risiko tertular infeksi.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengunjungi Dokter
Mama seringkali menganggap dapat mengobati luka ringan di rumah. Namun, dalam beberapa kasus, luka membutuhkan perhatian medis. Mama harus mencari perawatan dari profesional perawatan kesehatan, jika anak mengalami yang berikut:
- Luka dengan tepi yang besar, dalam, atau bergerigi, yang mungkin perlu dijahit dan dibersihkan
- Luka yang sulit tertutup sendiri
- Luka yang penuh dengan puing-puing yang tidak bisa Mama hilangkan sendiri
- Luka akibat cedera dari benda yang kotor, berkarat, atau terkontaminasi
- Muncrat darah dari luka
- Luka yang terus mengeluarkan darah, bahkan setelah ditekan
- Luka karena gigitan hewan atau manusia
Mama juga harus berbicara dengan dokter jika anak memiliki luka yang terkena infeksi. Tanda-tanda luka yang terkena infeksi meliputi:
- Sakit dan nyeri
- Daerah di sekitar luka terasa hangat
- Luka mengeluarkan cairan kuning atau hijau
- Lukanya mengeluarkan bau yang tidak sedap
- Guratan merah muncul pada kulit di sekitar luka
- Demam dan menggigil
- Mual
- Muntah
Seorang dokter akan memberikan antibiotik untuk mengobati luka yang mengalami infeksi. Anak mungkin juga memerlukan suntikan tetanus. Pastikan anak harus selalu menyelesaikan seluruh antibiotik, bahkan jika gejala infeksi tidak lagi ada.
Hal ini bertujuan untuk mengobati infeksi sepenuhnya dan mencegah bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik.
Nah itulah beberapa informasi seputar cara merawat luka anak agar lebih cepat sembuh.
Pastikan untuk selalu memberikan perhatian penuh pada anak saat ia bermain, terlebih di luar ruangan. Jika terjadi luka ringan, mungkin tidak memerlukan perawatan medis.
Namun, Mama harus segera mencari pertolongan medis jika lukanya besar. Seorang dokter mungkin menggunakan jahitan untuk menutup luka dan memastikannya bersih.
Baca juga:
- Batuk Rejan: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Penanganan
- Cacing Kremi pada Anak: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan
- 11 Pengobatan Alami untuk Mengatasi Sakit Telinga pada Anak