3 Cara Mencegah Penularan Demam Berdarah pada Balita
Musim hujan meningkatkan penularan demam berdarah dengue
30 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanpa disadari saat ini musim penghujan telah berlangsung selama beberapa bulan lamanya. Tak jarang, beberapa wilayah di Indonesia mengalami bencana banjir, yang seringkali terjadi ketika musim hujan berada pada curah yang tinggi.
Selain banjir, musim hujan juga menjadi salah satu faktor yang membuat angka penularan penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD menjadi tinggi. Penularan penyakit DBD ini sendiri, berasal dari gigitan nyamuk pembawa virus, yakni nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk yang banyak ditemukan di wilayah dengan iklim tropis dan juga sub-tropis ini adalah salah satu sumber utama yang menjadi pemicu terjadinya wabah penyakit demam berdarah dengue, yang banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Untuk mencegah si Kecil dari penyakit demam berdarah dengue, kali ini Popmama.com akan membahas apa saja pencegahan yang perlu dilakukan untuk mengurangi penularan Demam Berdarah pada balita, berdasarkan informasi dari dr. Irma Lidia tim kesehatan dari Jovee.
Yuk simak informasinya di bawah ini!
Apa Penyebabkan Anak Terkena Demam Berdarah Dengue?
Secara umum, demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Dengan gigitan dari salah satu nyamuk tersebut, virus akan masuk dan menginfeksi manusia alias inangnya.
Terjadinya demam berdarah dapat dipicu beberapa faktor tertentu, seperti diidentifikasi dari orang yang pernah terkena infeksi dari virus dengue. Kemudian, tinggal di daerah dengan iklim tropis ataupun sub-tropis jadi faktor lain penyebaran infeksi demam berdarah.
Hal tersebut ditambah dengan faktor sistem kekebalan tubuh atau imun yang rendah, yang umumnya dialami lansia serta bayi dan anak-anak.
Apa Saja Gejala Demam Berdarah Dengue?
Umumnya, penularan DBD berisiko pada anak yang terkena gigitan dari nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus. Ketika nyamuk menggigit, virus kemudian akan menginfeksi masuk ke dalam tubuh manusia.
Pada saat virus berhasil masuk, tubuh akan mengalami proses inkubasi selama kurang lebih 4-7 hari, sampai akhirnya beberapa gejala muncul setelahnya. Adapun gejala-gejala yang di alami balita, di antaranya:
- Suhu tubuh yang tinggi hingga mencapai 40 derajat Celcius, yang diikuti demam.
- Penderita akan merasakan pusing akibat sakit kepala.
- Gejala mual dan juga muntah yang terjadi berulang kali.
- Munculnya ruam merah yang terdapat pada jaringan struktur kulit.
- Balita merasakan nyeri atau kram pada sendi, otot, dan juga tulang. Gejala tersebut terkadang diikuti nyeri yang dirasakan pada bagian belakang mata.
- Anak mudah merasakan keletihan dan juga kelelahan.
Gejala DBD umumnya akan membaik dengan penanganan dari dokter setelah 10 hari terinfeksi. Namun, terdapat beberapa kasus DBD yang menyebabkan implikasi yang serius pada tubuh, seperti terjadinya penurunan kadar trombosit. Hal tersebut memicu risiko pendarahan serta dengue shock syndrome yang dialami oleh balita.