9 Cara Mengajari Anak untuk Minta Maaf dengan Sungguh-Sungguh
Mengajarkan anak untuk menerima kesalahan dan menurunkan egonya
28 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring dengan kata-kata seperti 'tolong' dan 'terima kasih', kata penting lainnya yang harus dipelajari anak sejak usia dini adalah 'maaf'.
Belajar meminta maaf adalah hal yang sulit untuk diajarkan dibandingkan dengan dua lainnya, karena tidak mudah untuk mengajar balita untuk memendam ego ketika meminta maaf pada orang lain.
Anak mungkin juga tidak merasa bahwa tindakannya salah sehingga mengharuskannya untuk meminta maaf. Selain itu, terkadang juga sulit untuk memastikan apakah anak bersungguh-sungguh ketika ia tidak mau meminta maaf.
Untuk membesarkan anak agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk meminta maaf dan menerima kesalahannya, kali ini Popmama.com akan memberikan 9 cara mengajarkan anak untuk meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
1. Ajari anak kapan waktu yang tepat untuk meminta maaf
Sulit untuk membuat si Kecil mengerti apa yang benar dan salah. Tetapi penting untuk mulai membawa kedua konsep ini ke dalam kesadarannya sedini mungkin.
Mama bisa mulai dengan menjelaskan arti permintaan maaf dan menunjukkan bahwa permintaan maaf harus dilakukan ketika ia melakukan kesalahan.
Selain itu, dorong anak untuk berempati untuk membantunya menyadari kesalahannya, seperti menanyakan bagaimana reaksinya jika anak lain melakukan hal serupa dengannya.
2. Tunjukkan pada anak cara meminta maaf dengan benar
Mulailah mengajari anak bagaimana cara meminta maaf dengan benar, karena permintaan maaf yang baik tidak hanya menggumamkan kata dengan pelan. Berikut adalah langkah-langkah meminta maaf yang dapat Mama ajarkan pada si Kecil:
- Membuat kontak mata
- Berdiri tegak dan diam
- Menjelaskan apa perilakunya yang salah dan menyesali perbuatannya tersebut
- Akhiri permintaan maaf dengan janji untuk melakukan yang lebih baik di masa depan.
- Untuk memastikan bahwa kesalahannya telah dimaafkan, anak dapat melanjutkannya dengan sebuah pertanyaan, seperti mengatakan dengan lembut "apakah kamu memaafkanku?"
- Ajari anak untuk menggunakan nada suara yang benar saat meminta maaf. Mama dapat memberikan contoh dengan mengatakan 'Saya minta maaf' dengan nada yang datar, untuk membantu anak bagaimana memahami permintaan maaf mana yang terdengar tulus dan mana yang tidak.
3. Bantu anak mengatasi emosinya
Ketika Mama berbicara dengan si Kecil tentang apa perbuatannya yang membutuhkan permintaan maaf, ada kemungkinan bahwa anak akan membela tindakannya. Dalam hal ini, luangkan waktu untuk berbicara dengannya dengan lembut.
Pastikan anak mengerti mengapa Mama memintanya untuk meminta maaf dan mengapa dia tidak perlu merasa malu. Biarkan ia tahu bahwa mengakui kesalahan membutuhkan keberanian.
Editors' Pick
4. Penting untuk menjadi netral
Bukan merupakan ide yang baik untuk berpihak pada satu anak saja, artinya Mama tidak boleh terlalu membela tindakan anak tanpa melihat apa perbuatannya, atau menyalahkan anak dan mendukung anak lainnya.
Mama mungkin juga akan mendengar banyak kalimat seperti "dia yang melakukannya" atau "dia yang memulai". Maka itu, cobalah dan tetap tenang dalam situasi seperti itu dan jelaskan kepada mereka bahwa keduanya harus saling meminta maaf.
Jika anak menjadi cemberut karena tidak mau minta maaf, jelaskan kepadanya bahwa konflik terjadi antara dua orang dan keduanya tetap bertanggung jawab. Jadi meskipun keributan itu tidak disebabkan karena anak mama, tetap penting untuk meminta maaf.
5. Beri tahu anak akibat jika ia tidak meminta maaf
Jika anak masih terus berulang kali menolak untuk meminta maaf atas tindakan negatifnya yang diperbuat pada orang lain, bicarakan dengannya tentang konsekuensi yang harus dia hadapi karena perilakunya.
Mama bisa mengatakan bahwa temannya mungkin tidak akan berbicara dengannya lagi dan akan menolak untuk bermain dengannya.
Selain itu, sulit meminta maaf juga akan membuat anak tumbuh menjadi seseorang yang egois, dan ini dapat memengaruhi kehidupan sosialnya di masa depan, misalnya sulit mendapatkan teman dekat.
6. Biarkan anak meminta maaf dengan cara sendiri
Dalam situasi tertentu, balita mungkin tidak ingin meminta maaf. Dalam kasus seperti itu, lebih baik memberi anak-anak, terutama untuk anak yang memiliki usia lebih besar, waktu untuk menenangkan diri dan memikirkan apa yang telah ia lakukan sebelum meminta maaf.
Anak juga bisa meminta maaf dengan caranya sendiri, seperti memberikan pelukan, atau bunga, atau bahkan catatan. Yang lebih penting adalah anak mau meminta maaf dan memahami kesalahannya.
7. Menjadi panutan bagi anak
Jangan pernah lupa bahwa Mama harus menjadi panutan yang baik untuk anak, terutama ketika usianya masih kecil. Ini dapat menjadi keuntungan bagi Mama untuk mengajarkan cara meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
Ketika melakukan kesalahan pada anak misalnya seperti lupa menyiapkan makan siangnya, Mama tidak boleh menolak untuk meminta maaf kepada anak.
Anak tidak akan pernah mengerti arti 'maaf' jika ia sendiri tidak pernah mendengarnya di rumah. Jadi perlu bagi Mama untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf pada anak tanpa bersikap terlalu defensif.
8. Fokus pada perilaku baik anak
Selalu ingat bahwa semakin anak mulai membedakan perilaku mana yang benar dari yang salah, semakin sedikit ia harus meminta maaf.
Oleh karena itu, perilaku yang baik harus lebih difokuskan daripada mengajarinya untuk meminta maaf, karena ketika anak terus mengulangi kesalahannya, ia dapat menganggap bahwa permintaan maafnya dilakukan hanya untuk sekadar cepat menyelesaikan masalah dan menjadi tidak bersungguh-sungguh.
Jadi pertama-tama persiapkan anak untuk mengetahui kesalahannya dan memperbaikinya. Akhirnya, ia akan belajar untuk menghindari membuat kesalahan seperti itu lagi di kemudian hari.
9. Ingatlah untuk tetap menunjukkan rasa kasih sayang
Seperti yang Mama tahu, tak ada manusia yang sempurna melakukan kesalahan sesekali normal, terlebih lagi bagi anak-anak usia muda.
Ketika si Kecil melakukan kesalahan, jangan biarkan ia merasa tidak dicintai. Terlalu memaksa anak untuk meminta maaf hanya akan membuatnya semakin malu dan marah, sehingga semakin sulit baginya untuk belajar meminta maaf.
Oleh karena itu, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah membuat anak memahami kesalahannya dan membantunya mencari solusi.
Nah, itulah beberapa cara untuk mengajari anak untuk meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Namun perlu diketahui bahwa mengajari anak meminta maaf mungkin akan sulit pada awalnya, tetapi percayalah si Kecil akan secara bertahap akan mulai mengembangkan empati, tanggung jawab, dan ia akan mulai memahami konsekuensi dari tindakan dan perilakunya.
Baca juga:
- 5 Cara Mendidik Anak agar Berani Berpendapat dan Berkreasi
- 6 Cara Mendidik Anak yang Suka Belajar
- Mama Perlu Tahu, Cara Mendidik Anak untuk Mengenali Identitas Gender