10 Cara Mengajarkan Anak BAB di Toilet, Mudah dan Efektif!
Dengan cara-cara ini, anak jadi tidak takut lagi saat BAB di toilet deh!
15 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam proses tumbuh kembangnya, seorang anak akan mempelajari banyak hal yang dibutuhkannya untuk menjalani setiap aktivitas sehari hari. Termasuk salah satunya adalah pelatihan toilet atau yang biasa disebut dengan toilet training.
Pelatihan toilet ini sangat penting bagi setiap anak, untuk mengajarkannya Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) di toilet.
Namun bagi sebagian balita, buang air besar di toilet sedikit lebih menantang. Bahkan tak sedikit juga anak yang menolak untuk BAB di toilet.
Tetapi ada beberapa cara mengajarkan anak pup di toilet dengan benar.
Kali ini Popmama.com telah merangkum cara mengajarkan anak pup di toilet, caranya mudah dan efektif lho!
1. Meluangkan waktu yang cukup setiap hari
Ketika akan melakukan pelatihan toilet dan pembelajaran terkait dengan kegiatan bersih diri ini kepada anak, ingatlah bahwa Mama harus meluangkan waktu yang cukup setiap hari dan secara konsisten mengajarkannya pada anak.
Tentu saja proses pembelajaran ini hasilnya tak bisa terlihat dalam satu atau dua kali percobaan. Sehingga Mama juga harus memberikan kesabaran penuh untuk melatih anak agar mampu BAB di dalam toilet.
2. Berikan pemahaman pada anak mengapa harus BAB di toilet
Tahukah Mama, bahwa tak semua anak memahami mengapa mereka harus buang air di toilet. Karena sejak kecil, mereka telah terbiasa BAK atau BAB di popok.
Sehingga cara mengajarkan anak BAB di toilet selanjutnya adalah dengan memberikan pengertian bahwa setiap orang akan melakukan kegiatan BAK ataupun BAB di toilet bukan di popok, tempat tidur, atau di sembarang tempat.
Dalam proses pembelajaran ini, Mama dapat mengajarkan apa saja kelebihan ketika anak BAB di toilet dan kekurangannya bila ia tidak melakukannya. Misalnya terkait dengan higienitas dan kesehatan.
3. Menciptakan rutinitas ke toilet setiap hari
Cobalah untuk menciptakan rutinitas harian anak untuk pergi ketoilet pada jam jam di mana si Kecil biasanya melakukan BAB.
Sebagai contoh, Mama dapat mengajak anak saat pagi hari ketika ia baru bangun tidur untuk pergi ke kamar mandi, dan mencoba duduk di toilet untuk BAB. Kemudian bersabarlah untuk menunggu sampai anak BAB.
Namun apabila anak tidak mau, sebaiknya turuti keinginannya dan ulangi setiap hari.
4. Cari kegiatan untuk mengalihkan perhatian anak
Anak-anak sering tidak mau BAB di toilet karena mengganggu waktu bermainnya atau bosan selama BAB di kamar mandi.
Nah untuk mengatasi hal ini, Mama dapat memberikan anak sesuatu untuk dilakukan saat di toilet, sehingga terasa seperti permainan.
Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan adalah dengan menggambar di papan tulis dengan spidol yang mudah dihilangkan. Saat anak duduk, Mama dapat meminta anak menggambar beberapa objek yang ada di kamar mandi.
Editors' Pick
5. Memberikan contoh
Kebanyakan anak akan mempelajari hal baru dengan cara mencontoh apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.
Ini mungkin terdengar aneh jika Mama mencontohkannya cara BAB, namun Mama mungkin bisa membiarkan si Kecil melihat hewan peliharaannya ketika BAB.
Terutama jika Mama memiliki anjing atau kucing yang masuk ke area tanah atau kotak pasir untuk BAB. Jelaskan bahwa ini adalah toilet untuk anjing dan kucing. Sedangkan manusia BAB di toilet
Jika tidak memiliki hewan peliharaan, Mama dapat memberikan contoh mulai dari contoh menggunakan toilet, hingga selalu memberi tahu anak bahwa Mama akan BAB di toilet.
6. Hindari flush toilet, terlebih lagi jika balita takut suara kencang
Suara pembilasan atau flush toilet dapat membuat beberapa balita takut saat BAB di toilet.
Jadi untuk proses pembelajaran di awal-awal, biarkan anak tidak menyiramnya sampai mereka meninggalkan kamar mandi.
Setelah si Kecil merasa nyaman menggunakan toilet untuk BAB, Mama bisa perlahan-lahan mengajarkan anak untuk membilasnya dengan flush.
7. Menggunakan bangku pijakan saat anak BAB di toilet
Tak hanya suara flush toilet yang kencang, beberapa anak juga takut dengan ukuran toilet yang cukup tinggi untuk usianya. Terlebih lagi kaki balita mungkin tidak bisa menyentuh tanah saat ia duduk di toilet.
Untuk mengatasi ketakutan anak, Mama dapat meletakkan bangku pijakan di kaki anak saat ia BAB. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih nyaman dan bisa naik dan turun toilet sendiri.
8. Menggunakan bantuan training potty
Bentuk wc untuk buang air besar yang ada dirumah biasanya didesign dengan ukuran yang khusus untuk orang dewasa sehingga anak balita akan susah untuk menggunakannya.
Dalam proses pembelajaran awal ini, Mama dapat menggunakan training potty sebagai bentuk kecil dari toilet yang umum digunakan oleh anak.
Pelatakan training potty ini bisa didalam toilet sehingga Mama dapat memberikan contoh langsung kepada anak.
9. Perhatikan tanda-tanda anak perlu ke toilet untuk BAB
Saat Mama melihat tanda-tanda bahwa anak mungkin perlu BAB, seperti menggeliat, jongkok, atau memegang area genital, segera tanggapi dengan cepat.
Bantu anak menjadi terbiasa dengan sinyal-sinyal ini, hentikan apa yang dia lakukan, dan pergi ke toilet.
Setelah itu, pujilah anak karena memberi tahu Mama kapan harus menggunakan toilet. Selama masa pembelajan ini, jaga anak dengan pakaian yang longgar dan mudah dilepas.
10. Konsisten dan sabar saat mengajarkan anak BAB menggunakan toilet
Pastikan Mama dapat mengajarkan anak menggunakan toilet untuk BAB secara konsisten setiap hari.
Selain itu, usahakan bahwa semua orang yang terlibat dan yang berinteraksi dengannya melakukan hal yang sama agar anak dapat benar- benar memahami bahwa BAB di toilet adalah kegiatan yang dilakukan semua orang.
Agar proses pembelajaran ini berhasil sebaiknya Mama dapat mengajarkannya sejak dini, agar nantinya ia dapat tumbuh mandiri dan terbiasa untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dengan benar.
Nah itulah 10 cara mengajarkan anak pup di toilet, dengan mudah dan efektif. Kesiapan orangtua juga penting saat mengajarkan anak BAB di toilet. Daripada memaksakan anak, biarkan motivasinya sendiri yang memimpin prosesnya.
Selain itu, perlu juga diingat bahwa kesalahan saat proses belajar mungkin tidak dapat dihindari, sehingga hindari memberikan hukuman agar anak lebih merasa nyaman dengan prosesnya.
Baca juga:
- 7 Tanda Balita Belum Siap Diajarkan Potty Training
- 7 Cara Mengajarkan Potty Training pada Anak Laki-Laki
- 7 Cara Mengajari Anak Toilet Training agar Mama Tetap Sabar