10 Cara Mengembangkan Kepribadian Positif pada Anak
Perlunya upaya yang konsisten dan kesabaran tinggi
27 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak memiliki kepribadian unik sejak lahir, tetapi lingkungan tempat anak dibesarkan juga memainkan peran utama dalam membentuk kepribadian. Orangtua, guru, dan pengasuh memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan ciri kepribadian yang positif pada balita.
Ada banyak segi kepribadian anak, mulai dari kepercayaan diri, keberanian, dan harga diri hingga cara memperlakukan dan menghormati orang lain. Antara usia tiga sampai enam tahun, Mama bisa melihat kepribadian anak berkembang.
Salah satu cara tepat untuk memberi anak pengasuhan yang tepat adalah dengan secara halus menunjukkan sifat-sifat kepribadian yang positif dalam tindakan sehari-hari.
Berikut Popmama.com akan membahas tentang cara 10 tips mengembangkan kepribadian positif pada anak yang perlu Mama ketahui!
1. Hindari pemberian label
Kata-kata dapat menciptakan dunia, ketika Mama mencap anak akibat sebuah perilaku tertentu, secara tidak sadar hal ini membuat anak percaya bahwa ia memang seperti itu. Memberi label pada si Kecil juga menutup pilihannya untuk mengoreksi diri sendiri.
Hal ini dapat menyebabkan harga diri rendah, dan anak mungkin akan meniru perilaku ini dengan orang lain di sekitarnya. Sehingga pastika Mama untuk selalu berhati-hati dengan perkataan, terutama saat mengoreksi kesalahan anak.
2. Jadilah pendengar yang baik
Hampir setiap anak mendambakan perhatian orangtuanya sepanjang waktu. Saat anak tumbuh, ia menjadi lebih mandiri. Anak prasekolah dan balita cenderung lebih banyak mengekspresikan diri dengan berbicara, terutama ketika kemampuan bahasanya mulai berkembang.
Mama dapat mendengarkan ceritanya dengan sabar, agar tumbuh rasa percaya diri dan anak merasa aman bersama Mama. Ini juga mengajarkan anak untuk menjadi pendengar yang baik, dan juga mengembangkan kepercayaan dirinya.
3. Bersikaplah lembut pada kekurangan anak
Tak jarang orangtua yang mengharapkan anak unggul dalam segala hal yang dilakukan. Ketika anak tidak sesuai dengan harapannya, mereka mengungkapkan kekecewaannya pada anak dengan berbagai cara, bahkan dengan menuduh anak tidak cukup kompeten.
Setiap anak memiliki kemampuan unik, dan tugas orangtua perlu mengidentifikasi dan mendorongnya. Mama dapat memberikan bantuan dengan lembut untuk memperbaiki kekurangan anak tanpa menurunkan rasa percaya dirinya.
4. Menahan diri dari perbandingan
Membandingkan anak dengan teman, saudara, dan tetangga dapat sangat merusak kepribadian anak. Membandingkan si Kecil dengan seseorang secara terus menerus membuat anak menjadi percaya bahwa ia tidak cukup baik.
Hal ini juga membuatnya bingung tentang identitasnya sendiri dan mulai meniru orang lain. Tak diragukan lagi, menghormati individualitas anak merupakan langkah pertama dan terpenting dalam membangun kepercayaan diri dan menghasilkan yang terbaik dari dirinya.
Editors' Pick
5. Tunjukkan perilaku yang benar
Bukan rahasia umum lagi bahwa balita mempelajari apa yang ia lihat, lebih dari apa yang ia dengar. Oleh karena itu, melakukan hal-hal yang dianjurkan secara langsung dapat meninggalkan kesan abadi pada anak.
Mulai dari hal-hal kecil seperti menata kembali buku di rak hingga bersikap sopan kepada tamu, anak mengikuti apa yang orangtuanya lakukan. Jika ada yang tidak sesuai dalam perilaku Mama, anak akan segera menangkapnya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mempraktikkan apa yang Mama nasihatkan pada anak.
6. Berikan waktu main bebas atau tidak terstruktur
Permainan bebas telah berkurang drastis di antara anak generasi ini karena banyak alasan. Tanpa permainan bebas, sulit untuk mengajarkan nilai-nilai seperti berbagi, peduli, semangat tim, dan ketahanan seperti berolahraga.
Olahraga dan permainan adalah kegiatan pengembangan kepribadian yagn tepat untuk anak. Sayangnya, kondisi pandemi ini membuat orangtua perlu melindungi anak dari tempat keramaian seperti taman bermain.
Namun bukan berarti anak tidak bisa melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Libatkan anak secara aktif dalam permainan yang mengandung olahraga, perkembangan fisik dan mental anak secara keseluruhan.
Kegiatan ini juga tepat dilakukan anak untuk bersantai setiap hari dari tekanan sekolah dan tetap ceria.
7. Batasi waktu layar
Gadget adalah masalah zaman modern yang dihadapi orangtua. Dilansir dari parenting.firstcry.com, penelitian telah menunjukkan bahwa terlalu banyak waktu layar memengaruhi perkembangan intelektual dan sosial anak-anak.
Bermain game di gadget menyebabkan kecanduan, dan pada gilirannya, menyisakan sedikit waktu untuk interaksi sosial.
Maka dari itu, habiskan lebih banyak waktu dengan anak untuk sekadar berjalan-jalan atau mengobrol bersama, untuk mengalihkannya dari gadget dan memberikan pengalaman kehidupan nyata di sekitarnya.
8. Menulis peraturan
Memberikan kejelasan kepada anak tentang tanggung jawab sangatlah penting untuk pemahaman yang lebih baik. Kadang Mama kesulitan untuk mengkomunikasikan apa yang diharapkan dari anak, dan akhirnya menyalahkan anak ketika melakukan kesalahan.
Ketika aturannya jelas, anak belajar untuk menyelaraskan perilakunya dengan ekspektasi. Mungkin perlu waktu bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan beberapa aturan, tetapi pada akhirnya kepatuhan terus-menerus menjadikannya kebiasaan.
9. Mendorong kemandirian
Mama biasanya tergoda untuk membantu semua pekerjaan anak, namun hal ini berisiko menghentikan perkembangan individualitas atau kemandirian dalam diri anak.
Meskipun perhatian dan pengasuhan itu penting, tak kalah penting juga untuk mengajari anak agar perlahan-lahan mengelola tanggung jawabnya.
Untuk hal-hal seperti mengemas tas sekolah, menyikat gigi, atau mengerjakan pekerjaan rumah, Mama dapat mendorong anak untuk mandiri dan memberikan pengawasan yang minimal. Ini tidak hanya melatih anak dalam keterampilan hidup yang penting, tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawabnya.
10. Berlatihlah menjadi orangtua yang lembut
Menegur anak secara fisik atau meneriakinya atas kesalahannya bisa memperburuk keadaan Mama dan anak. Seringkali, anak mengambil hati teriakan dan tidak mendapatkan hal apa yang diharapkan untuk dilakukan kedepannya.
Dengan sabar menjelaskan konsekuensi dari kesalahan, akan menjadi cara yang efektif untuk membawa perubahan yang diinginkan. Ketika meneriaki, anak justru akan menuruti rasa takut dan tidak memahami konsekuensi dari tindakannya.
Menjelaskan, atau bahkan terkadang membiarkan anak mengalami hasil dari tindakannya, dapat membantunya memahami hubungan sebab-akibat.
Nah itulah beberapa tips yang perlu Mama ketahui untuk mengembangkan kepribadian anak secara positif. Perlu diingat bahwa pengembangan kepribadian adalah proses yang berlangsung lama, serta mungkin mengalami maju-mundur dalam prosesnya.
Upaya yang konsisten untuk menanamkan nilai-nilai, perilaku, dan sikap positif tentunya akan membuahkan hasil dalam jangka panjang, ketika Mama merasa puas mengasuh seorang anak yang berpengetahuan luas dan berpikir positif.
Baca juga:
- Ini 5 Sikap Orangtua yang Menghambat Perkembangan Kepribadian Anak
- Pemimpin Alami, ini 7 Kepribadian Anak yang Lahir di Bulan April
- 4 Macam Kepribadian Anak yang Perlu Mama Ketahui