5 Langkah untuk Menghadapi Emosi Berlebihan pada Balita
Saat balita emosi, penting bagi Mama untuk tetap tenang ya!
10 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika orangtua ingin membesarkan seorang anak yang sehat secara mental, Mama perlu memulai pendidikan kesehatan mental yang baik ketika anak masih muda.
Namun tak dapat dipungkiri, hampir setiap balita kesulitan dalam mengatasi emosi yang berlebihan dari dalam dirinya. Berbeda dari orang dewasa, balita masih belum memahami bagaimana mengatasi emosi berlebihan ini, bahkan mereka pun belum mengetahui perasaan apa dalam dirinya.
Dengan begitu, si Kecil perlu dilengkapi dengan 'alat emosional' untuk mengatasi emosi yang berlebihan seperti rasa malu, cemburu, marah, dan frustrasi. Ketika anak terbiasa menggunakan teknik yang aman dan efektif, ia tidak mengambil risiko menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Meski pengelolaan emosi setiap anak berbeda, ada beberapa langkah yang telah Popmama.com rangkumkan cara menghadapi emosi berlebihan pada balita. Anak juga bisa mengingat cara ini seiring bertambahnya usia lho!
Yuk simak langkah-langkahnya!
1. Ingatkan anak bahwa menyakiti orang lain adalah perilaku yang buruk
Setiap orangtua harus jelas dalam memberikan instruksi pada anak, terutama tentang perilaku yang diharapkan atau tidak diharapkan dalam keluarga. Seringkali ketika anak frustasi atau kewalahan dengan emosi berlebihan, ia menunjukkannya dengan memukul atau menendang orang-orang disekitarnya.
Jelaskan bahwa setiap anggota keluarga memperlakukan semua orang sebagaimana ingin diperlakukan. Inilah sebabnya tak ada yang ingin saling menyakiti orang lain. Baik itu melalui kata-kata yang diucapkan, atau cara memperlakukan seseorang dan harta bendanya.
Mama juga bisa memberi tahu anak bagaimana caranya untuk menunjukkan emosi berlebihan dengan cara yang sehat. Misalnya meminta anak untuk menggambar atau mencoret-coret kertas menggunakan krayon, dan menunjukkannya pada Mama.
Editors' Pick
2. Buat ruang mental dengan mengambil nafas dalam-dalam dan perlahan berhitung 1-10
Dibutuhkan ruang mental untuk dapat menghadapi emosi yang besar, dan ketika ini terjadi, anak perlu mengambil langkah mundur dan menciptakan ruang mental itu sendiri.
Salah satu cara untuk menciptakan ruang mental adalah mengajari anak car auntuk mengambil beberapa napas dalam-dalam dan menghitung 1 sampai 10 perlahan.
Cara ini memberi si Kecil waktu untuk memerhatikan tanda-tanda peringatan yang diberikan tubuh secara alami. Mintalah anak untuk membayangkan apa yang terjadi dalam tubuh saat mengalami emosi-emosi besar ini.
Apakah jantungnya berdetak sangat cepat? Apakah otot-ototnya menegang? Apakah napasnya terasa pendek?
Begitu anak tahu apa yang harus diwaspadai pada emosinya berlebihan, dorong ia untuk mencoba mengambil beberapa napas dalam-dalam, menghitung, dan mendapatkan kembali ketenangan yang cukup untuk memikirkan perilaku yang lebih baik.
3. Beri label dari emosi yang anak rasakan dan carilah solusi bersama-sama
Penting bagi anak-anak untuk belajar memahami dan menerima bahwa perasaan yang besar adalah bagian dari menjadi manusia dan sepenuhnya normal. Namun sebagai manusia, kita bisa memilih bagaimana caranya untuk bereaksi dalam menanggapi emosi tersebut.
Sekarang setelah balita tahu cara menciptakan ruang mental, langkah selanjutnya adalah mengenali dan mengakui emosi. Melabelkan nama yang benar untuk emosi tertentu dapat membantu anak untuk menggambarkan perasaannya.
Setelah menamakannya, anak dapat dengan jelas menyebutkan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan melakukan ini, si Kecil dapat mengundang Mama untuk memulai pemecahan masalah melalui diskusi.
Ketahuilah akan ada banyak waktu di mana solusi yang anak inginkan mungkin tak masuk akal atau tak bisa diterima oleh semua orang yang terlibat. Namun Mama dapat mendukung anak dengan menawarkan ide-ide tentang solusi damai lainnya, terutama jika itu muncul dalam situasi emosi yang besar.
4. Beri tahu anak bahwa tidak apa-apa untuk mencari bantuan
Membicarakan masalah adalah cara yang bagus untuk memprosesnya, tidak peduli berapa usia anak.
Pemecahan masalah adalah keterampilan dan, seperti semua keterampilan, ia perlu berlatih untuk menguasainya, sehingga anak memerlukan dukungan dan bimbingan dalam mengeksplorasi kemungkinan solusi yang terbaik dan bisa diterima dalam lingkungan sosial.
Ajari anak bahwa meminta bantuan adalah hal yang baik jika ia merasa tidak dapat menyelesaikan sesuatu sendiri.
Itu pelajaran hidup yang penting, karena begitu anak mulai menghadapi situasi dengan risiko yang jauh lebih besar, ia akan tetap merasa nyaman mencari bantuan dan masukan dari orang-orang sekitarnya.
5. Memberikan anak sedikit ruang untuk mengatasi emosi besarnya dirinya sendiri
Tak menutup kemungkinan bahwa Mama akan menghadapi situasi sesekali di mana empat langkah di atas tidak membantu. Balita mungkin masih merasa kesal atau marah tentang apa yang terjadi.
Saat ini terjadi, cobalah berikan anak sedikit ruang dan tawarkan aktivitas lain yang mungkin bisa ia nikmati sejenak. Mama juga dapat mengambil waktu istirahat jika perlu dan fokus mengatasi emosi yang terbawa.
Namun, sesuatu yang perlu diingat, ini bukan latihan untuk menghindari permasalahan ya Ma! Ini tentang menciptakan ruang mental yang anak butuhkan untuk mengatasi emosi besarnya, dan siapa pun tentu bisa berpikir lebih jernih jika sudah merasa lebih tenang.
Setelah anak tenang, Mama dapat bergabung dengannya jika diinginkan. Dengan tenang, Mama dapat menawarkan bantuan atau membantu anak merenungkan apa yang mungkin telah ia pelajari dari pengalaman tersebut.
Itulah lima langkah untuk menghadapi emosi berlebihan pada balita. Ketika ini terjadi, penting bagi Mama untuk tetap tenang agar tidak terbawa emosi. Menariknya, lima langkah di atas bisa diterapkan kapan pun dan di mana pun.
Menerapkan langkah-langkah di atas juga membantu si Kecil untuk membangun sistem mekanisme koping yang baik saat menghadapi emosi dan stres berlebih saat usianya bertambah. Semoga informasinya bermanfaat ya Ma!
Baca juga:
- 5 Cara Membicarakan Masalah yang Menyangkut Perasaan Anak
- 7 Hal yang Tidak Boleh Mama Lakukan saat Anak Mengatakan Perasaannya
- 7 Hal Mengapa Keamanan Emosional Penting bagi Kehidupan Anak