8 Cara Meningkatkan Keterampilan Anak dalam Mendengarkan
Mendengarkan adalah bagian keterampilan penting dalam komunikasi
14 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tahu bahwa dari waktu ke waktu, anak tampaknya hanya memiliki “pendengaran selektif”, yang di mana hanya mendengarkan apa yang ingin didengar dan mengabaikan yang lainnya. Hal ini dapat membuat komunikasi yang sehat antara Mama dengan anak menjadi sulit.
Untungnya, mendengarkan adalah suatu keterampilan yang bisa ditingkatkan. Mendengarkan secara aktif dan keterampilan komunikasi yang kuat adalah kunci komunikasi yang efektif sepanjang hidup.
Ada berbagai kegiatan dan praktik yang dapat Mama lakukan dengan anak, dan banyak di antaranya hadir dalam bentuk permainan yang menyenangkan, yang merupakan nilai plus karena belajar melalui permainan adalah salah satu cara terbaik untuk belajar.
Seperti apa mengajarkan keterampilan mendengarkan pada anak? Berikut Popmama.com berikan 8 tipsnya di bawah ini!
1. Berikan teladan yang baik
Jika Mama ingin anak menjadi pendengar yang baik, Mama juga harus menjadi pendengar yang baik. Seperti yang Mama ketahui, anak menirukan tindakan dan sifat orangtuanya, yang berarti Mama harus selalu memberikan contoh yang kuat untuk anak.
Jika Mama terus-menerus terganggu ketika anak berbicara, atau tidak benar-benar mendengarkan apa yang ia katakan, anak akan berasumsi bahwa perilaku seperti itu normal.
Meskipun anak mungkin bercerita pada saat yang paling tidak nyaman atau ketika Mama sibuk, berhenti sejenak dari apa yang Mama lakukan untuk mendengarkan anak. Hal ini dapat mendorong perilaku serupa ketika perannya dibalik.
Luangkan waktu untuk secara aktif mendengarkan anak bercerita dan informasi yang ia bagikan, dan anak akan belajar melakukan hal yang sama. Pertahankan kontak mata saat anak berbicara dengan Mama, serta hindari melakukan banyak tugas. Berfokuslah untuk benar-benar mendengarkan.
2. Tangkap perhatian anak
Sebagian alasan mengapa anak tidak mendengarkan adalah karena topiknya tidak menarik baginya. Menangkap dan mempertahankan perhatian melalui percakapan yang menarik adalah cara yang tepat untuk melatih mendengarkan.
Luangkan waktu untuk bercerita atau membicarakan tentang hobi dan minat anak. Ajukan pertanyaan kepadanya dan izinkan anak memberikan respon atau menambah percakapan.
Dengan menjaga perhatian anak dan mempertahankan keterlibatan, Mama membantunya melatih keterampilan mendengarkan yang baik serta percakapan aktif.
Selain itu, hindari multitasking saat mendengarkan. Mama mungkin sedang menyiapkan makan malam atau sibuk ketika anak ingin berbicara, tetapi cobalah istirahat dan berikan perhatian sepenuhnya kepada anak.
Saat anak belajar dengan meniru, ia mungkin meniru kebiasaan multitasking orangtua saat mencoba berbicara dengannya. Mama mungkin berpikir anak tidak tertarik, tidak mendengarkan Mama dengan baik, padahal anak sebenarnya hanya meniru multitasking Anda.
3. Jadilah pendengar aktif
Jika anak tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik, mudah baginya untuk menjadi frustrasi atau cemas saat bercerita atau berbagi informasi.
Anak bahkan cenderung menambahkan terlalu banyak detail, seringkali menambahkan hal-hal yang tidak benar-benar terjadi, atau akan terus berbicara tentang hal-hal yang telah ia atasi. Namun, itu hanyalah bagian dari menjadi anak-anak.
Dalam situasi ini, Mama perlu menjadi pendengar yang aktif. Tetaplah tertarik dengan kisahnya, tak peduli berapa kali Mama sudah mendengarnya , dan mengangguklah sebagai penyemangat atau jenis penguatan positif lainnya.
Ketika Mama memberi anak waktu untuk berbagi, ia akan belajar memberi Mama waktu untuk berbagi juga.
Mempraktikkan penguatan positif sambil mendengarkan juga dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan yang kuat pada anak karena ia akan mengenali perilaku ini yang harus ditingkatkan dan diterima.
Editors' Pick
4. Berlatih agar tidak saling mengganggu percakapan
Menyela orang lain ketika berbicara bisa jadi tindakan yang sangat tidak sopan, terutama bila interupsi tidak ada hubungannya dengan percakapan yang sedang berlangsung.
Namun, dengan rentang perhatian anak yang pendek, ia mungkin sering mengganggu Mama dan Mama mungkin melakukan hal yang sama kepada anak tanpa menyadarinya.
Cobalah untuk tidak mengganggu anak saat ia berbicara dan jelaskan padanya bahwa Mama tidak mengganggu ketika anak sedang berbagi. Jadi anak harus mendengarkan ketika giliran Mama untuk berbagi.
Jelaskan bahwa menyela seseorang itu kasar dan sebelum berbicara harus menunggu sampai akhir cerita atau kalimat. Jika anak memiliki pertanyaan atau bingung dengan percakapannya, ajari anak cara menyela dengan hormat tanpa mengalihkan perhatian dari orang yang berbicara.
5. Beri anak anda instruksi yang jelas dan mudah dipahami
Jika Mama yakin bahwa anak tidak mendengarkan ketika diminta untuk mengerjakan tugas atau menyelesaikan tugas, ini bisa terjadi karena cara mengatakannya yang menjadi terlalu rumit untuk anak.
Anak mungkin mendengar apa yang Mama katakan tetapi tidak dapat menyimpan atau memahami informasi, jika tidak ditata dengan jelas dan dengan cara yang mudah dipahami. Selain itu juga ingat bahwa anak tidak akan berhasil jika Mama memberinya banyak tugas pada waktu yang sama.
Untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan dan memahami anak, buatlah instruksi dengan jelas dan langsung pada intinya. Batasi jumlah perintah yang Mama berikan dan coba buat sesingkat mungkin. Selalu gunakan angka, agar lebih mudah diingat.
Contoh 1:
Katakan pada anak “Mama akan memintamu melakukan tiga hal, bereskan mainanmu, rapikan tempat tidur, dan cuci tangan sebelum makan malam”.
Pastikan Mama melakukan kontak mata dengan anak sebelum memberikan tanggung jawab dan perintah.
Setelah memberikan instruksi, minta anak untuk mengulanginya kembali. Ini akan memberi anak waktu untuk memahami apa yang diminta, dan mereka akan mengingat tugas dengan lebih jelas. Selain itu Mama juga bisa menggunakan kata kunci.
Contoh 2:
Setelah memberikan tanggung jawab dan perintah, ulangi seperti "Jadi, tiga hal, mainan, tempat tidur, dan cuci tangan."
6. Minta anak untuk menuliskannya
Jika Mama memiliki lebih banyak tugas yang siap untuk anak, buatlah daftar bersama. Menuliskan informasi memastikan anak memproses apa yang ia dengar. Selain itu, memiliki daftar memudahkan untuk merujuk kembali ke instruksi.
Ajari anak bahwa pekerjaan rumah adalah bagian yang normal dalam sehari. Duduklah dan diskusikan apa yang perlu dilakukan. Berikan anak kertas dan pensil, kemudian kerjakan daftarnya bersama. Ucapkan tugasnya dengan lantang, lalu minta anak menambahkannya ke daftar tugas.
Setelah selesai, minta anak untuk membacakan kembali daftar yang baru dibuat. Selain itu, Mama juga bisa membuat daftar tugas rumah Mama sendiri. Dengan memiliki daftar sendiri, Mama mengajari anak bahwa ia bukanlah satu-satunya yang memiliki tanggung jawab di rumah.
Tunjukkan daftar tersebut di tempat yang mudah dilihat, seperti di lemari es. Untuk membuat lebih menyenangkan, Mama dapat menambahkan catatan seperti tanda bintang untuk setiap tugas yang telah dilakukan.
Setelah anak mendapatkan semua bintang, Mama bisa melakukan peningkatan level yang lebih tinggi, dengan memberikan anak bonus keesokan harinya. Pilih satu bonus khusus untuk setiap kenaikan level, seperti waktu bermain lebih lama, hadiah, waktu cerita lebih lama, dan lain-lain
7. Melakukan permainan yang meningkatkan keterampilan mendengar
Banyak kegiatan dan permainan yang dapat Mama lakukan untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan anak. Untuk anak yang lebih kecil, lakukan permainan seperti mengidentifikasi suara binatang atau bermain permainan menebak dengan sekantong benda dan instrumen yang berisik.
Untuk anak yang lebih besar, memasak adalah cara yang bagus untuk meningkatkan keterampilan mendengar. Karena anak perlu mengikuti petunjuk resep, ia perlu mendengarkan Mama sepenuhnya.
Ada banyak resep berbeda untuk anak dari segala usia, dari pilihan tanpa dipanggang, yang aman untuk balita, hingga resep yang lebih kompleks untuk anak yang lebih besar.
8. Mendiskusikan dongeng sebelum tidur
Mama mungkin berpikir bahwa waktu cerita dapat membantu anak tertidur lebih cepat dan nyenyak. Tak hanya itu saja, waktu cerita dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan anak.
Selain hanya membacakan dongeng sebelum tidur, Mama juga dapat membicarakan tentang cerita itu.
Seiring perkembangan cerita, tanyakan pada anak kira-kira apa yang akan terjadi selanjutnya dan lakukan diskusi di sepanjang cerita untuk menebak apa yang telah terjadi.
Cara ini mendorong anak untuk memerhatikan peristiwa dalam cerita tersebut.
Setelah selesai membaca, tanyakan pada anak apa bagian favorit dari cerita tersebut. Mintalah anak untuk menggambarkan apa yang terjadi di bagian itu, dan tanyakan padanya mengapa ia sangat menikmati bagian itu.
Nah itulah beberapa cara melatih keterampilan anak dalam mendengarkan. Ingatlah bahwa setiap anak unik dan akan belajar dengan kecepatan dan caranya sendiri.
Saat keterampilan mendengarkan meningkat dan usia bertambah dewasa, Mama dapat mencoba strategi baru dan bahkan mengembangkan permainan, aktivitas, atau cara Mama sendiri yang bekerja dengan baik untuk anak.
Baca juga:
- Cerita ke Anak, Ini Cara Komunikasi Jerapah si Hewan yang Pendiam
- 7 Cara Mengatasi Anak yang Tidak Mau Mengaji, Komunikasikan Yuk Ma
- Agar Dekat dengan Anak, Hindari Kesalahan Komunikasi Ini