6 Cara Jaga Kestabilan Emosional Anak saat Hadapi Perceraian Orangtua
Penting untuk mengambil pendekatan emosional yang tepat untuk membantu si Kecil melewati fase ini
7 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Proses perceraian sulit bagi semua anggota keluarga yang terlibat. Ini bukan keputusan yang mudah dibuat oleh siapapun, karena perceraian sangat memengaruhi semua orang, terutama anak-anak.
Balita yang masih sangat muda belum dapat menyerap terlalu banyak konsep perceraian, tetapi perubahan yang terjadi di sekitarnya akan memaksa anak untuk mengerti perubahan itu, dan juga untuk melewatinya.
Meskipun ini bukan situasi yang ideal untuk balita, ada banyak hal yang dapat dilakukan orangtua untuk memastikan si Kecil tetap aman secara emosional selama masa sulit ini.
Kali ini Popmama.com akan membahas beberapa hal yang dapat orangtua terapkan untuk memastikan kesejahteraan emosional balita saat menjalani proses perceraian.
1. Mendorong pertanyaan
Perceraian adalah topik besar dan perubahan besar untuk kecil. Perceraian mungkin bukan sesuatu yang pernah didengar anak sebelumnya, dan ia pasti memiliki banyak pertanyaan seputar kebingungan yang berputar-putar di sekitarnya.
Dua rumah dan orangtua yang tinggal di tempat terpisah akan dialami oleh balita, sehingga tak jarang akan ada banyak pertanyaan yang anak sampaikan. Tentu saja, ini juga merupakan saat yang sulit bagi Mama ketika harus menggali peristiwa lalu dan menemukan kesabaran.
Balita mungkin mengajukan pertanyaan kepada Mama sepanjang hari, saat pikiran muncul di benaknya. Penting untuk dapat memahami pemikiran anak dengan memberikan tanggapan yang mendorongnya untuk memahami situasi ini.
2. Jaga rutinitas sebaik mungkin
Balita berkembang dengan rutinitas, jadi semakin Mama dapat menjaga jadwalnya tetap utuh, semakin baik. Hal-hal seperti jadwal sekolah, kelompok bermain, dan kunjungan ke keluarga harus tetap sama jika memungkinkan.
Jika si Kecil memiliki rutinitas waktu tidur tertentu, merupakan ide bagus untuk terus bergerak tanpa mengubahnya dengan cara apa pun. Pakaikan selimut yang nyaman dan berikan boneka.
Semakin rutinitas dipertahankan agar tetap sama, maka semakin baik. Ini membantu anak merasa lebih aman, ketika tidak semua hal-hal kecil terpengaruh oleh perceraian.
Editors' Pick
3. Lindungi anak dari konflik
Perceraian umumnya berjalan seiring dengan beberapa emosi yang sulit di antara orangtua. Ini adalah waktu yang menantang yang membuat stres dan cenderung menjadi sumber kemarahan dan konflik.
Sekarang, lebih dari sebelumnya, yang terbaik bagi kedua orangtua adalah menempatkan kesejahteraan emosional anak di garis depan dalam pengambilan keputusan.
Walaupun ini adalah waktu yang panas dan menyulut bagi orangtua, tetapi semakin dapat melindungi anak-anak dari kata-kata marah, maka semakin baik.
Dilansir dari Caring For Kids, melihat orangtuanya marah satu sama lain dapat menakutkan dan membingungkan, sehingga penting untuk menjauhkan anak dari setiap konflik.
4. Hindari berbagi informasi secara berlebihan
Hindari berbagi informasi sampai pada detail seputar dasar perceraian. Si Kecil tidak akan mendapat manfaat dari mendengar tentang keadaan negatif yang menyebabkan keputusan akhir orangtua untuk bercerai.
Bahkan, jika anak diberitahu terlalu banyak, itu akan menambah lapisan kompleksitas pada kemampuannya dalam memproses semua perubahan. Detail perceraian dan konflik apa pun seputar masalah antara Mama dan Papa tidak perlu dibagikan secara berlebihan.
Menjaga emosi tetap terkendali sangat diperlukan saat ini, lebih dari sebelumnya. Yang benar-benar perlu diketahui balita adalah bahwa hal-hal mungkin sulit bagi Mama dan Papa untuk saat ini, tetapi anak akan tetap dicintai dan semuanya akan baik-baik saja.
5. Akui perasaan anak
Anak-anak akan mendapat manfaat dari perasaannya yang diakui, terutama selama masa yang penuh tantangan.
Dilansir dari Kids Health, faktanya, dengan mengatakan hal-hal seperti, “Mama tahu kamu merasa sedih sekarang,” atau “Mama tahu rasanya kesepian tanpa Papa di sini,” membuat si Kecil tahu bahwa perasaannya valid dan sepenuhnya dapat diterima.
Ketika anak mengungkapkan perasaannya, penting baginya untuk mengetahui bahwa Mama akan menjadi pendengar yang suportif dan memberi semangat. Ini akan membantu anak untuk merasa aman dan mampu berbagi emosi yang lebih besar.
6. Berikan pelukan dan ciuman untuk menandakan semua baik-baik saja
Si Kecil mungkin tidak datang untuk menanyakan apakah semuanya akan baik-baik saja. Namun, ada kemungkinan besar ia akan menghabiskan banyak waktu untuk bertanya-tanya dan mencari petunjuk dari Mama yang meyakinkan anak bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Ma, alangkah baiknya jika Mama bisa memberikan jaminan secara sukarela dari waktu ke waktu. Daripada menunggu balita menunjukkan perasaan takut dan cemas, sangat penting untuk memberi anak pelukan dan ciuman yang menenangkan.
Dan secara sukarela memberi tahunya bahwa ia aman, dicintai, dan semuanya akan baik-baik saja. Ini akan menjadi keajaiban bagi hati kecilnya untuk mendengar ini dari sumber yang paling tepercaya.
Nah itulah beberapa hal yang dapat orangtua terapkan untuk menjaga kesejahteraan emosional balita ketika berada dalam proses perceraian. Penting bagi orangtua untuk tetap terhubung dengan anak.
Selalu mengajak berbicara, mendengarkan, memahami emosi, dan menggunakan strategi koping yang kreatif dan efektif. Ini juga membantunya mengatasi perjuangan yang datang dengan perceraian, yang pada akhirnya sembuh seiring berjalannya waktu.
Baca juga:
- Inilah 6 Perbedaan Dampak Perceraian pada Anak Laki-Laki dan Perempuan
- Ma, Ini Dampak Negatif Perceraian pada Anak Usia Dibawah 5 Tahun
- Yuk Berkenalan dengan Paralel Parenting Pola Asuh Pasca Penceraian