Cara Menjelaskan Berita atau Informasi Buruk pada Anak
Hindari menutupi tragedi agar anak tidak jadi salah paham
28 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masuknya teknologi dalam kehidupan anak, juga berdampak banyak informasi yang ia ketahui yang mungkin saja dapat menimbulkan trauma.Trauma tidak melihat seberapa banyak orangtua, keluarga, atau guru yang coba menjauhkannya dari hal-hal buruk. Selain melindunginya dari bahaya, kekerasan, atau tragedi di sekitar, Mama perlu berbicara dengan anak apa yang terjadi.
Walaupun tidak mudah membangun percakapan dengan anak tentang sebuah peristiwa sulit atau menyeramkan, tetapi dengan mulai membahasnya dalam bahasa yang sesuai dengan usia anak, dapat membantunya merasa lebih nyaman dan lebih aman.
Dengan berusaha menghindari topik yang sulit, anak menjadi mengerti atau tahu sesuatu yang menyedihkan atau menakutkan terjadi.
Jika tidak membicarakannya, anak mungkin dapat melebih-lebihkan apa yang salah sehingga salah paham tentang keheningan yang dilakukan.
Berikut ini Popmama.com akan membahas tentang cara menjelaskan berita atau informasi buruk pada anak
Editors' Pick
1. Petunjuk yang perlu dilakukan orangtua untuk menjelaskan peristiwa atau informasi buruk pada anak
Anak mungkin kesulitan untuk mengolah informasi dengan kata-kata yang sulit, atau bahkan pertanyaannya yang diluar kepala, sehingga Mama dapat kebingungan dalam menanggapi yang ia ingin ketahui. Berikut adalah cara-cara yang perlu dilakukan Mama untuk menyampaikan peristiwa sulit pada anak:
Pikirkan tentang apa yang ingin dikatakan. Tidak apa-apa untuk berlatih di kepala, ke cermin atau dengan pasangan. Beberapa perencanaan lanjutan mungkin membuat diskusi dengan anak menjadi lebih mudah. Sehingga ketika anak mulai bertanya, Mama sudah mempersiapkan jawabannya.
Temukan momen yang tenang dan tepat. Mungkin pembahasan ini tepat dilakukan setelah makan malam atau saat makan siang di hari berikutnya. Ini adalah waktu dan tempat di mana anak dapat menjadi pusat perhatian Mama.
Cari tahu apa yang mereka ketahui. Misalnya, ada peristiwa penembakan di sekolah atau bom yang terjadi di negara lain. Tanyakan kepada mereka, "Apa yang sudah kamu dengar tentang ini?" dan kemudian dengarkan. Mendengarkan apa yang ia ketahui, kemudian mendengarkan apa yang ia rasakan dan dikhawatirkan, dengarkan lebih banyak.
Ceritakan bagaimana perasaan Mama dengan anak. Tidak apa-apa untuk mengakui perasaan dengan anak. Mereka melihat Mama sebagai manusia juga seperti mereka, mungkin mereka juga mendapatkan kesempatan untuk melihat bahwa meskipun kesal, Mama dapat menenangkan diri dan melanjutkan keseharian. Orangtua sering mendengarkan saran, ‘jadilah teladan’. Ini juga berlaku untuk emosi.
Katakan yang sebenarnya. Susun fakta pada level yang bisa mereka pahami dan tidak perlu memberikan detail grafik.
Untuk anak-anak yang masih tergolong kecil, Mama mungkin perlu berbicara tentang arti kematian seperti tidak lagi merasakan apa-apa, tidak lapar, haus, takut, atau sakit hati, walaupun kita tidak akan pernah melihatnya lagi, tetapi dapat menyimpan ingatan mereka di hati dan pikiran.
Yang terpenting, yakinkan. Di akhir pembicaraan, yakinkan anak bahwa Mama akan melakukan semua yang harus dilakukan untuk menjaga mereka tetap aman dan selalu memperhatikan mereka. Yakinkan mereka bahwa Mama akan dapat menjawab pertanyaan atau membicarakan topik ini lagi di masa mendatang. Yakinkan mereka bahwa mereka dicintai dan dilindungi.
2. Hindari kelelahan, Mama dan anak dapat melakukan hal-hal di bawah ini untuk tetap menjaga diri sendiri
Membicarakan dan mengalami berita dan tragedi yang sulit bisa melelahkan bagi Mama dan anak. Sehingga jangan lupa untuk tetap menjaga diri sendiri, dengan cara-cara berikut ini:
- Matikan beritanya sejenak. Hindari pengulangan berita utama dalam sehari
- Istirahat. Tidur atau membacakan dongeng pada anak
- Terlibat dalam aktivitas fisik. Seperti olahraga atau bermain bersama anak
- Lakukan sesuatu yang akan membangkitkan semangat Mama dan semangat keluarga.
3. Pertimbangkan untuk berbicara dengan ahli kesehatan jika Mama merasa lelah atau anak menjadi stres
Kiat dan strategi ini dapat membantu untuk membimbing anak melalui peristiwa yang terjadi saat ini. Jika merasa lelah, kewalahan, atau anak menunjukkan tanda-tanda stres atau agitasi yang berkepanjangan, Mama mungkin segera mempertimbangkan untuk berbicara dengan ahli kesehatan atau seseorang yang dapat membantu.
Membimbing anak melalui contoh-contoh peristiwa sulit atau menyeramkan dapat membuat anak menjadi lebih memahami untuk selalu berhati-hati, menumbuhkan rasa empati dan tolong-menolong untuk orang lain yang menjadi korban, dan menghindari anak untuk melakukan tindakan negatif di kemudian hari.
Baca juga:
- Agar Dekat dengan Anak, Hindari Kesalahan Komunikasi Ini
- 10 Cara Mengajarkan Anak Membaca dengan Cepat dan Mudah di rumah
- Mengajarkan Tata Cara Salat Tarawih Berjamaah pada Anak di Rumah