5 Cara Menyikapi Anak yang Suka Menceritakan Hal Bohong
Anak mulai bisa berbohong dari usia tiga tahun lho!
3 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak dapat mulai belajar berbohong sejak usia dini, biasanya sekitar usia tiga tahun. Di usia ini, beberapa anak masih ada yang sulit bericara dengan jelas, namun beberapa anak mulai menyadari bahwa orangtua tidak bisa membaca pikiran.
Anak yang gemar menceritakan hal bohong dapat mengatakan hal-hal yang tidak benar tanpa Mama sadari. Beberapa anak bahkan lebih banyak berbohong pada usia 4-6 tahun. Ia menjadi lebih baik dalam berbohong dengan mencocokkan ekspresi wajah dan nada suara.
Seiring bertambahnya usia anak, ia bisa lebih berhasil berbohong tanpa ketahuan. Kebohongan juga menjadi lebih rumit, karena anak akan memiliki lebih banyak kata dan lebih memahami cara berpikir orang lain.
Untuk mencegah anak terus berbohong, kali ini Popmama.com akan membahas 5 cara mengatasi anak yang suka menceritakan hal bohong atau bahkan mengadukan kebohongan pada Mama. Simak caranya di bawah ini!
1. Tanggapi namun jangan bereaksi berlebihan
Ketika Mama mengetahui anak berkata tidak jujur, sangat membantu untuk memikirkan alasan anak berbohong, apakah itu sebagai strategi untuk memenuhi kebutuhannya atau tidak. Saat Mama ingin mengetahui alasan ini, tunjukan rasa ingin tahu daripada menghakimi.
Dan kemudian Mama mungkin menemukan mengapa anak beralih ke perilaku seperti ini. Sebelum Mama kehilangan ketenangan dan kesal, tanyakan pada diri sendiri mengapa anak berani menyusun strategi untuk membohongi Mama.
Berikut beberapa contoh dari apa yang mungkin dipikirkan anak:
- “Aku membutuhkan lebih banyak perhatian dari Mama dan Papa”
- “Aku butuh bantuan untuk mengungkapkan perasaanku”
- “Aku merasa kewalahan, takut, atau frustrasi”
Sampaikan bahwa Mama memahami bahwa anak sebenarnya memiliki kebutuhan khusus yang mungkin tidak bisa ia sampaikan. Daripada mempermalukan kebohongan, Mama sebaiknya bicarakan kebutuhan tersebut dengan anak.
Editors' Pick
2. Jangan merasa bersalah pada keputusan Mama
Anak seringkali berbohong karena merasa keinginannya tidak terpenuhi orangtuanya, hingga pada akhirnya Mama membiarkan anak mendapatkan yang ia mau hanya karena tidak tega atau takut mengekang anak.
Joshua Klapow, psikolog klinis dari University of Alabama School of Public Health, mengatakan orangtua sering tidak menyadari bagaimana tindakan yang mengundang perilaku yang memicu konflik.
Salah satu alasannya adalah orangtua takut anak mereka tidak akan bahagia jika mendengar kata "tidak", atau kecewa dengan keputusan yang tidak menguntungkannya.
Joshua Klapow mengatakan orangtua harus menanyakan diri mereka sendiri pertanyaan penting: "Apakah tugas saya membuat anak bahagia, atau agar anak siap menghadapi dunia? Dan apa tindakan yang akan saya lakukan, tergantung ke mana arah saya pergi?"
"Tidak apa-apa bagi anak untuk bersedih ketika perilakunya memengaruhi cara ia hidup di dunia atau kehidupan orang lain." ujar Joshua.
Jika menguras emosional adalah salah satu strategi anak agar merubah tindakan Mama, maka solusinya adalah tetap tenang dan tegaskan kepututsan Mama. Pertahankan ini setiap kali anak menyampaikan kebohongan untuk mendapatkan keinginannya, ini akan segera menjadi masa lalu.