Waspadai 5 Hal ini Untuk Cari Tahu Gangguan Bicara pada Balita
Identifikasi di awal dapat membantu balita mendapatkan perawatan dini
20 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentu sangat memerhatikan bagaiman pertumbuhan anaknya sejak usia dini, dan salah satu hal yang paling dikhwatirkan banyak orangtua adalah gangguan bicara pada si Kecil.
Gangguan bicara merujuk pada sebuah kondisi dimana seseorang tidak dapat menyampaikan ucapannya dan perasaannya dengan jelas atau tidak dapat memahami apa yang dikatakan orang lain.
Gangguan bicara pada anak terutama disebabkan oleh beberapa masalah perkembangan, tetapi dapat sepenuhnya diperbaiki dengan bantuan alat bantu. Diagnosis dini adalah kunci untuk mengatasi gangguan bicara pada anak.
Untuk diagnosis dini, penting untuk mengidentifikasi gejala utama gangguan bicara. Berikut Popmama.com akan membahas tentang lima cara mengidentifikasi gangguan bicara pada anak balita.`
Apa itu Gangguan Bicara?
Penting untuk terlebih dahulu mengetahui gagasan yang jelas tentang apa itu gangguan bicara. Dilansir dari India Parenting, secara luas gangguan bicara dapat didefinisikan sebagai gangguan bahasa.
Ini mengacu pada kesulitan anak untuk memproses dan mengekspresikannya atau mengeluarkannya, atau ketidakmampuannya untuk mengartikulasikan kata secara efektif. Balita terlihat frustasi saat mengekspresikan dirinya, namun ia sebenarnya sadar akan apa yang ingin dikatakan.
Pada sebagian besar kasus, anak-anak yang memiliki gangguan bicara terjadi karena faktor perkembangan dan dapat pulih dengan sendirinya. Anak juga bisa pulih setelah didiagnosis dengan bantuan terapi.
Namun pada dasarnya peran orangtua secara efektif diperlukan untuk membimbing anak agar berlatih dengan benar dan mengatasinya. Tentu ini bisa lebih efektif ketika didiagnosis pada tahap awal.
Inilah beberapa tanda yang dapat Mama perhatikan ketika anak mengalami gangguan bicara.
1. Pengulangan kata
Dilansir dari The Hearing Institute, anak dengan gangguan berbicara, terutama balita cenderung mengulangi kata, frasa, dan suara bahkan ketika ia telah melewati 48 bulan sejak lahir, atau ketika di usia 2,5-3 tahun.
Misalnya ketika Mama menemukan si Kecil mengatakan "air, air, air" berulang kali dengan cara yang tidak terkendali, Mama perlu memahami bahwa anak mungkin mengalami masalah dalam mengekspresikan. Namun, semua kemampuan pemahamannya yang lain ditemukan normal.
Di sini Mama mungkin melihat bahwa anak ingin mengucapkan kalimat lengkap seperti "Mama, aku ingin air", atau lebih, tetapi akhirnya ia mengulangi satu kata secara terus menerus.
Editors' Pick
2. Frustasi ketika berkomunikasi
Ketika anak memiliki gangguan bicara, Mama akan menemukan balita yang suka mengungkapkan rasa frustrasinya saat mencoba mengekspresikan diri. Kemarahan ini mengikuti kesadaran bahwa ia tidak dapat menemukan apa yang sebenarnya ingin dikatakan.
Artinya anak sepenuhnya menyadari kekurangan dalam cara berkomunikasinya, dan ini yang menyebabkannya frustrasi karena tidak dapat mengungkapkan pikirannya.
Jika balita pendiam, rasa frustrasi ini bisa diekspresikan dengan cara diam atau melalui reaksi ringan yang akan menjelaskan kepada Mama bahwa ia sangat terganggu dengan dirinya sendiri.
Namun jika anak hiperaktif, frustrasi dapat ditunjukkan melalui tangisan dan jeritan, bahkan juga bisa berubah menjadi kekerasan.
3. Sering berkedip
Si Kecil juga akan sering mengedipkan matanya saat berbicara ketika ia mengalami gangguan bicara. Ini dapat dianggap sebagai tindak lanjut dari kondisi di atas, di mana balita menunjukkan cara ekspresinya dengan berbeda.
Balita seringkali mengedipkan matanya saat berbicara dalam upaya untuk mengatakan hal yang ingin disampaikan dengan cara yang benar. Namun ketika anak menemukan bahwa ia tidak dapat melakukannya, ia akan terus mencoba dan menunjukkannya dengan kedipan mata.
4. Menggeleng atau menyentakkan kepala secara tak terkendali
Jika si Kecil memiliki gangguan berbicara, Mama mungkin akan menemukan anak seringkali menggeleng-gelengkan atau menyentak kepalanya dengan cara yang tidak terkendali saat ia mencoba untuk menyampaikan sesiatu.
Sama seperti di atas, ini menunjukkan ekspresi bahwa balita putus asa untuk mengekspresikan dirinya dengan kata-kata yang tepat, dan mengatakannya dengan cara yang diinginkan. Ini juga memberikan gambaran bahwa anak sedang bertarung dengan dirinya sendiri untuk berbicara dengan benar.
5. Malu untuk berbicara
Seorang anak dengan gangguan bicara sebagian besar sering malu atau ragu-ragu saat berbicara. Hal ini terjadi karena ia sangat menyadari kekurangannya untuk berbicara dengan cara yang 'normal', dan balita tidak terlalu menyukai kondisi dirinya sendiri.
Si Kecil juga tahu bahwa ia sedang berusaha keras dan kegagalannya yang berulang hanya merusak kepercayaan diri. Inilah sebabnya mengapa anak-anak dengan gangguan bicara ditemukan tumbuh menjadi introvert dan tidak nyaman dalam pertemuan sosial.
Ketika Mama mencurigai balita mengalami gangguan bicara, ada cara yang dapat Mama lakukan untuk mengatasinya.
Apa yang Perlu Dilakukan Ketika Anak Memiliki Gangguan Bicara?
Sebagai orangtua, tentu Mama akan sangat sering berinteraksi dengan si Kecil. Sehingga akan sangat mudah bagi Mama untuk mengidentifikasi gangguan ini pada balita.
Dilansir dari Healthline, gangguan bicara yang ringan mungkin tidak memerlukan perawatan apa pun. Karena gangguan bicara mungkin hilang begitu usia anak bertambah. Anak juga dapat membaik dengan melakukan sesi terapi wicara.
Perawatan bervariasi dan tergantung pada jenis gangguan. Dalam terapi wicara, terapis profesional akan memandu anak melalui latihan yang berfungsi untuk memperkuat otot-otot di wajah dan tenggorokan. Balita akan belajar mengendalikan pernapasan saat berbicara.
Latihan penguatan otot dan pernapasan terkontrol membantu meningkatkan suara kata-kata. Dalam terapi ini, anak juga juga akan mempelajari cara-cara untuk berlatih berbicara dengan lebih lancar.
Itulah beberapa informasi seputar gangguan bicara pada balita. Ingatlah bahwa dukungan orangtua sangat diperlukan. Karena seiring waktu, kondisi ini dapat memicu gangguan kecemasan atau fobia berbicara di depan umum pada anak.
Mengindentifikasi lebih dini akan membantu balita untuk mendapatkan penanganan yang lebih cepat, sehingga membantu mencegah gangguan bicara agar tidak semakin memburuk.
Baca juga:
- Red Flags Perkembangan pada Anak Usia 5 Tahun, Wajib Orangtua Ketahui
- Inilah Red Flags Perkembangan Anak Usia 2 Tahun, Orangtua Harus Jeli
- Peran Orangtua dalam Membantu Perkembangan Anak dengan Penyakit Kronis