9 Cara yang Perlu Dihindari Ketika Mendisiplinkan Anak
Cara-cara ini bisa berdampak negatif pada perkembangan fisik dan emosional anak
15 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak memiliki suasana hati yang mudah berubah-ubah, satu waktu anak bisa bahagia karena hal kecil, dan saat berikutnya, ia mungkin membuat ulah tanpa alasan.
Jika Mama juga mengalami hal serupa, mungkin yang ada dipikiran Mama pada saat itu adalah memarahi untuk mendisiplinkan anak, bahkan tak jarang ada yang memukul, meneriaki anak, dan lain-lain.
Padahal, anak bergantung pada orangtuanya untuk mendapatkan dukungan emosional dan cinta. Namun, ketika orangtua menggunakan berbagai cara yang menyakitkan untuk mendisiplinkan anak, hal ini dapat mengganggu kesejahteraan psikologis, emosional, dan fisiknya.
Dengan kata lain, dapat memiliki efek merusak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk menghindari hal ini, Popmama.com akan membahas beberapa hal yang harus Mama hindari ketika mendisiplinkan anak. Simak informasinya berikut ini:
1. Berteriak
Sebisa mungkin hindari meneriaki anak ketika ia melakukan kesalahan atau perilaku buruk. Karena ketika Mama meneriaki si Kecil, ia mungkin tidak dapat memahami apa yang Mama harapkan darinya atau apa yang Mama ingin anak lakukan.
Sebaliknya, anak mungkin merasa takut dan bahkan merasa malu atas tindakannya. Sebagai gantinya, bicaralah padanya dengan sopan, katakan padanya apa yang ia lakukan salah dan bantu anak untuk memperbaikinya.
2. Pemerasan emosional
“Jadi anak kok cengeng, kamu mau nangis terus sampai kapan?” atau “Jika kamu nakal terus, Mama akan buang mainan kamu ya!” Tak asing dengan kalimat tersebut Ma? Ini sebagai salah satu bentuk pemerasan emosional.
Pemerasan emosional atau yang dikenal dengan istilah emotional blackmail ini merupakan manipulasi secara psikologis yang dilakukan untuk menyebabkan perasaan bersalah dan membuat anak menuruti keinginan Mama.
Menyelesaikan sesuatu dari anak dengan memerasnya secara emosional bukanlah teknik mengasuh anak yang baik. Dengan cara ini anak mungkin merasa sulit untuk mempercayai Mama.
3. Membuat anak merasa bersalah
Ketika emosi sudah tak terkendalikan, terkadang membuat Mama mengeluarkan pernyataan atau mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, sehingga membuat anak merasa bersalah atas tindakannya.
Hal ini bisa berdampak buruk untuk harga dirinya. Dengan cara ini anak mungkin menjadi kesal dan mungkin mendapati dirinya diliputi lingkaran setan rasa bersalah, dan tumbuh menjadi anak yang rendah diri dan sulit untuk mencoba hal-hal baru yang harusnya penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Editors' Pick
4. Menjadi sarkastik
Sarkasme atau menyindir mungkin bukan cara yang baik untuk mendisiplinkan anak. Hal ini karena anak yang lebih kecil atau balita tidak akan mengerti sarkasme dan anak yang lebih besar mungkin merasa sakit hati dan mungkin akan mengingat komentar sarkastik dari Mama.
Anak mungkin juga mengisolasi diri dari Mama secara perlahan. Selain itu, harga diri anak juga dapat terpengaruh secara negatif. Oleh karena itu, disarankan agar orangtua lebih memperhatikan apa yang dibicarakan.
5. Kekerasan fisik
Sudah tak diragukan lagi jika kekerasan fisik bukan hal positif untuk mendisiplinkan anak. Pelecehan fisik dalam bentuk apa pun tidak hanya menyebabkan luka fisik dan trauma pada anak, tetapi juga mempengaruhi emosi anak.
Jika Mama ingin anak tumbuh menjadi orang yang baik dan mengingat masa kecilnya dengan bahagia, maka jangan pernah menggunakan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan anak. Kekerasan fisik tidak pernah menjadi pilihan untuk apapun.
6. Memerintahkan anak dengan mencancam
Anak bukanlah budak untuk diperintahkan ketika melakukan kesalahan. Mama tentu ingin anak menghormati orang yang lebih tua dan melakukan apa yang diperintahkan, tetapi ada cara untuk menyelesaikannya.
Memaksa anak untuk melakukan sesuatu akan menimbulkan rasa takut dalam dirinya, dan ia mungkin tidak datang kepada Mama ketika memiliki masalah di masa depan.
Gaya pengasuhan memerintah yang tidak mendidik dapat membuat anak merasa tercekik dan tidak berdaya. Mama dapat meminta anak melakukan hal yang sama persis namun dengan cara yang penuh kasih.
7. Menjadi jauh atau dingin
Untuk menghukum anak karena kesalahannya, Mama mungkin bertindak menjauh atau bersikap dingin terhadapnya, seperti menjadi cuek, tidak mau meluangkan waktu bersama, hingga tidak mau berbicara.
Tetapi teknik disiplin ini tidak boleh diadopsi, karena balita masih bergantung pada orangtuanya untuk dukungan emosional. Bersikap dingin kepada anak dapat menggoyahkan kepercayaannya dan dia mungkin menjauhkan diri dari Mama.
8. Mempermalukan anak di depan umum
Ketika berada di tempat keramaian, tak jarang balita merasa tidak nyaman dengan lingkungan sehingga membuatnya menjadi menangis, berteriak, atau berbuat ulah. Hal ini terkadang berujung pada memarahi anak di tempat umum.
Setiap kali Mama memarahi atau meneriaki anak di depan anggota keluarga, teman, kerabat, atau menghina anak di depan semua orang. Hal ini dapat menggoyahkan harga diri dan kepercayaan dirinya.
Maka dari itu, sebaiknya Mama dapat berbicara perlahan dengan anak untuk membuatnya tenang. Namun, jika ia masih berperilaku buruk, sebaiknya jauhkan anak dari situasi ramai untuk sementara hingga ia tenang. Kemudian tanyakan apa yang salah dan cari solusinya bersama.
9. Bahasa kasar
Mama tentu tidak boleh menggunakan kata-kata atau bahasa kasar kepada anak. Pelecehan secara verbal tidak kurang dari kekerasan fisik, dan dapat memiliki efek buruk yang sama pada anak.
Penggunaan kata-kata yang tidak pantas, kata-kata makian atau bahasa gaul sebaiknya dihindari saat bersama anak.
Nah itulah beberapa hal yang harus Mama hindari ketika mendisiplinkan anak. Tentu, semua orangtua ingin menanamkan kebiasaan dan kebajikan yang baik pada anak.
Namun, menggunakan cara yang salah seperti menerapkan cara-cara negatif dalam mendisiplinkan anak tidak dianggap sebagai praktik yang sehat, dan dapat membahayakan anak secara fisik dan emosional.
Sehingga bimbingan yang lembut dan penuh kasih bisa menjadi solusi untuk mendidik anak menjadi lebih disiplin, tanpa adanya dampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangannya.