Autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan pola perilaku seseorang. Tak hanya itu, gangguan spektrum autis juga memengaruhi pola tidur anak.
Ada beberapa ciri-ciri gangguan spektrum autis yang dapat Mama perhatikan saat anak tidur, misalnya seperti kesulitan tidur hingga mengalami sleep apnea.
Anak-anak dengan autisme seringkali memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan takut dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Hal ini dapat memengaruhi tidur mereka.
Mereka mungkin memiliki kecemasan yang berlebihan terhadap kejadian-kejadian atau objek-objek tertentu, baik yang nyata mau pun tidak, dan sulit mereka atasi.
Ketika anak dengan autisme mengalami kesulitan memulai tidur karena takut, penting bagi Mama untuk mencoba memahami sumber ketakutan anak dan membantunya mengelola kecemasan tersebut.
Editors' Pick
2. Sensitivitas terhadap rangsangan
Freepik/Pvproduction
Dilansir dari spectrumnews.org, anak-anak dengan autisme sering kali memiliki kepekaan sensorik terhadap cahaya, suara, atau sentuhan dapat menyebabkan kesulitan tidur, karena anak sulit untuk merasa nyaman dan tenang di lingkungan tidur.
Anak mungkin terbangun dengan mudah oleh suara yang kecil atau terganggu oleh cahaya yang redup. Sensitivitas terhadap sentuhan juga dapat membuat anak sulit tidur dengan nyenyak karena mereka merasa tidak nyaman dengan sensasi fisik yang datang dari kasur, selimut, atau pakaian tidur.
Selain itu, anak dengan autisme mungkin memiliki kesulitan dalam mengelola dan memproses informasi sensorik yang datang dari lingkungan sekitarnya.
Ini bisa membuatnya merasa cemas atau terlalu terangsang sebelum tidur, sehingga sulit untuk rileks dan memasuki fase tidur yang lebih dalam.
3. Kerap mengalami mimpi buruk
Freepik
Mimpi buruk dapat menyebabkan gangguan tidur yang signifikan dan berdampak pada kualitas tidur anak.
Hal ini pun dapat semakin mengganggu anak-anak dengan autisme, yang juga mungkin memiliki kesulitan dalam membedakan antara mimpi dan kenyataan, sehingga mimpi buruk dapat memengaruhi emosi dan keadaan emosional mereka secara keseluruhan.
Dilansir dari raisingchildren.net.au, mimpi buruk dapat membangunkan anak-anak dan membuat mereka sulit untuk tidur kembali. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak dari segala usia.
Selain mimpi buruk, teror malam juga dapat mengganggu waktu tidur anak. Kondisi ini ditandari saat anak-anak tiba-tiba menjadi sangat gelisah saat tertidur lelap. Teror malam sering terjadi pada anak usia 2-12 tahun.
4. Mengalami gerakan kaki yang tidak terkendali
Freepik/Pvproductions
Dilansir dari autism.org, sebuah studi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine di tahun 2020 menunjukkan bahwa masalah tidur pada anak-anak dengan gangguan spektrum autisme sering kali berasal dari kondisi yang dikenal sebagai sindrom kaki gelisah atau restless leg syndrome (RLS).
Sindrom kaki gelisah menyebabkan sensasi tidak menyenangkan pada kaki yang menyebabkan dorongan yang sangat besar untuk menggerakkannya. Gejalanya paling kuat pada sore dan malam hari, dan paling parah saat anak sedang istirahat.
Anak-anak dengan autisme yang mengalami RLS mungkin akan merasakan rasa tidak nyaman, seperti gatal-gatal, kesemutan, atau sensasi menjalar di kaki mereka saat berbaring. Hal ini menyebabkan dorongan kuat untuk menggerakkan kaki agar sensasi tersebut mereda.
5. Sleep apnea
Freepik/user22281631
Selain menjadi pertanda autisme, kesulitan tidur pada anak juga dapat terkait dengan kondisi medis lain, seperti sleep apnea. Sleep apnea adalah gangguan tidur yang ditandai oleh gangguan pernapasan saat tidur.
Salah satu ciri anak yang sulit tidur yang dapat menjadi pertanda sleep apnea adalah sering terbangun atau terengah-engah dalam tidur. Anak dengan sleep apnea juga mungkin mengalami gejala seperti mengorok atau napas yang terdengar berat saat tidur.
Kondisi ini menyebabkan gangguan pernapasan yang dapat memicu anak terbangun secara tiba-tiba karena kekurangan oksigen.
Itulah 5 ciri tidur anak autis, mulai dari sulit tidur hingga alami sleep apnea. Penting untuk diingat bahwa sulit tidur tidak selalu menunjukkan adanya autisme.
Jika Mama memiliki kekhawatiran mengenai ciri tidur anak atau mengenai kemungkinan adanya autisme, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional medis atau dokter anak untuk evaluasi dan diagnosis yang lebih akurat.