Biasanya ketika anak melakukan kesalahan atau tidak taat orangtua cenderung memarahi atau atau menghukum anak.
Salah satu caranya yang dianggap tak berbahaya adalah silent treatment atau saling tidak bicara satu sama lain.
Apa itu silent treatment?
Silent treatment adalah perilaku diam orangtua karena menganggap ini sebagai cara terbaik untuk menghukum anak. Beberapa orangtua menganggap bahwa berperilaku seperti ini bukanlah sebuah pelecehan secara verbal atau fisik.
Namun, secara tidak sadar tindakan ini dapat berdampak membahayakan pikiran anak.
Perlakuan ini dapat membuat anak merasa tak berdaya, terintimidasi, lalu mereka merasa bersalah dalam waktu berkepanjangan dan merasa dirinya tidak penting.
Untuk mengetahui efek jangka panjangnya, berikut ini Popmama.com akan membahas tentang 6 dampak bahaya silent treatment untuk menghukum anak, di bawah ini.
1. Dapat menjadikan anak tidak berdaya hingga menyebabkan kerusakan
Freepik
Menurut seorang psikoterapis, Richarf Zwolinski, perlakuan diam ini adalah metode kontrol yang kejam, hukuman, penghindaran, yang menjadikan anak tidak berdaya.
Silent treatment dilakukan oleh orangtua yang berusaha untuk mendapatkan kontrol saat anak tidak taat atau tidak patuh kepadanya.
Walaupun bukan kekerasan fisik atau perkelahian verbal, tindakan ini dapat mempengaruhi anak-anak hingga menyebabkan kerusakan.
Perlu disadari bahwa perlakuan ini merupakan masalah yang nyata. Dalam beberapa kasus, orangtua yang tidak menyadari silent treatment ini adalah bentuk pelecehan emosional yang dialami anak.
2. Merupakan bentuk pelecehan secara mental dan emosional anak
Freepik/Alexander-safonov
Kekerasan tidak harus selalu bersifat fisik, verbal atau dalam bentuk emosional. Perlakuan diam dapat memengaruhi anak secara emosional bahkan dampaknya sebanyak perkelahian secara verbal.
Psikolog menganggap tindakan ini merupakan bentuk pelecehan secara mental karena anak merasa tidak diinginkan dan tidak penting.
Ketika silent treatment ini dilakukan, dipaksakan pada anak, juga dapat merusak anak secara emosional, sampai mereka tidak dapat menanggungnya lalu memberikan semua alasan pada orangtua, agar menghindari hukuman ini.
Editors' Pick
3. Menyebabkan anak merasa frustasi karena anak tidak tahu cara merespon perlakuan tersebut
Freepik/Ulkas
Memperlakukan cara itu tentunya tidak sehat bagi anak, mereka dapat kehilangan kemauannya, membiarkan orang lain melangkahi mereka untuk menghindari perasaan diabaikan dan ditolak.
Ketika anak tumbuh, mereka akan membiarkan diri mereka untuk harus selalu diberi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang salah dan apa yang benar.
Selain merasa bersalah, anak akan merasa frustasi dan penolakan dari sekitarnya. Biasanya, anak yang diberikan silent treatment ini tidak tahu bagaimana harus merespon perlakuan tersebut.
Sehingga mereka juga meresponnya dengan diam, tetapi ketika orangtua tidak mengakhiri perlakuan diam ini, anak akan merasa terjebak.
4. Anak akan larut dalam ketakutan akan kekecewaan orangtua
Freepik/Jcomp
Lebih penting lagi, anak akhirnya merasa terjebak, merasa tak aman, dan takut dengan tindakan mereka sendiri. Perlakuan diam dikaitkan dengan kecemasan dan agresi, serta efek fisiologis lainnya.
Anak tentunya tidak ingin membuat orangtuanya marah kembali, sehingga membuat mereka merasa cemas dan tidak yakin dengan apa yang mereka lakukan.
Tidaklah sehat bagi seorang anak untuk larut dalam ketakutan akan kekecewaan orangtua sampai-sampai mereka tidak yakin untuk melangkah kedepannya dan takut jika melakukan kesalahan kecil.
5. Meregangkan atau memutuskan ikatan antara anak dan orangtua
Freepik/peoplecreation
Segala jenis hukuman memiliki konsekuensi, termasuk saat memberikan perlakuan diam. Salah satunya juga meregangkan ikatan antara anak dan orangtua. Anak cenderung menjauh dari orangtua, karena merasa tak nyaman berbagi atau bercerita dengan orangtua.
Ketika Mama memberikan silent treatment secara berlebihan, ikatan orangtua dapat terputus dan tidak dapat mudah diperbaiki.
Penyelesaian masalah yang terbaik dan mendidik anak adalah dengan membicarakan masalah, mendengarkan pendapat anak, mencapai pemahaman, dan memberikan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah.
6. Silent treatment menjadi pengalaman traumatis bagi anak jika berasal dari orangtua
Freepik/Ksandrphoto
Ilustrasi
Memberikan perlakuan diam juga menjadi pengalaman traumatis bagi anak dari segala usia, terutama jika perlakuan itu berasal dari orangtua. Anak berpikir dapat mempercayai orangtua untuk mendampingi mereka, bahkan ketika melakukan kesalahan atau gagal.
Membiarkan orangtua mengabaikan mereka, berarti adalah hal terakhir yang bisa mereka andalkan, yang berdampak jadi merasa ditinggalkan dan tidak diinginkan.
Perlakuan diam ini seharusnya tidak digunakan sebagai hukuman, karena dapat memengaruhi anak secara emosional serta menegangkan hubungan dan kepercayaan antara anak dan orangtua.
Itulah dampak negatif dari menghukum anak dengan cara silent treatment atau mendiamkan anak selama beberapa saat. Pertimbangkan sebelum menghukum anak karena sebuah kesalahan dengan bijak yuk, Ma.