5 Dampak Buruk Akibat Kebiasaan Sering Membentak Anak
Anak dapat mengalami penurunan fungsi pada otak nya
1 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terkadang orangtua dapat merasa jengkel saat anak melakukan kesalahan atau sedang rewel. Apalagi ketika pada saat orangtua sedang kelelahan sehingga emosinya mudah meluap.
Emosi memang terkadang tak dapat tertahankan, hingga meluapkan emosi tersebut pada anak. Namun, hal ini ternyata harus dihindari secara perlahan.
Karena sering memarahi anak hingga membentak bisa menimbulkan dampak buruk pada perkembangan anak. Salah satunya adalah hilangnya rasa percaya diri.
Nah kali ini Popmama.com akan membahas tentang 5 dampak buruk dari kebiasaan orangtua membentak anak, yuk disimak ya Ma!
1. Mengalami ketakutan atau trauma saat berbicara dengan orangtuanya
Saat orangtua sering memarahi anak dan membentaknya, maka anak akan timbul rasa ketakutan bahkan bisa mengalami trauma pada suara-suara keras.
Anak juga dapat jadi takut dalam melakukan komunikasi dengan orangtuanya, seperti ingin bercerita dan berkeluh kesah, namun karena takut dibentak, anak dapat menjadi lebih pendiam dan tertutup.
Jika kebiasaan terus dibiarkan, maka lama-kelamaan hubungan antara orangtua dan anak dapat menjadi renggang dan kurang harmonis.
Editors' Pick
2. Dapat mengikuti perilaku orangtua dengan suka meluapkan emosi pada orang lain
Sejak kecil, anak belajar dengan meniru perilaku orang-orang disekitarnya, termasuk dari orang terdekatnya, yaitu orangtuanya. Maka banyak yang beranggapan bahwa orangtua merupakan cerminan bagi anaknya.
Ketika sejak kecil orangtua sering membentak anak dengan suara-suara tinggi, maka anak dapat tumbuh dengan meniru kebisaannya tersebut. Ia menganggap bahwa perilaku tersebut adalah normal untuk dilakukan.
Sehingga, saat remaja dan dewasa nanti mungkin anak akan menjadi pribadi yang mudah meluapkan emosi dengan suka membentak pada orang lain.