Dongeng Anak Nusantara: Cindelaras
Berbohong dan memfitnah adalah perilaku buruk yang merugikan
18 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membacakan dongeng, dapat menjadi cara yang umumnya dilakukan orangtua pada anak sebelum waktu tidurnya. Selain membuat anak menjadi lebih tenang dan cepat tidur, ada banyak manfaat dari membacakan dongeng.
Seperti, mengajarkan anak nilai moral kehidupan dengan cara yang menyenangkan, mengembangkan imajinasi, menambah pengetahuan anak, menambah kosa katanya, dan mengenalkan anak pada legenda Indonesia.
Dongeng anak yang bisa Mama ceritakan kali ini untuk si Kecil adalah Cindelaras yang berasal dari Jawa Timur. Seperti apa kisahnya?
Yuk simak dongeng anak Nusantara: Cindelaras, yang telah Popmama.com telah siapkan di bawah ini!
1. Hiduplah seorang raja bijaksana bernama Raden Putra yang suka menyabung ayam
Pada zaman dahulu di sebuah Kerajaan Jenggala, hiduplah seorang raja bijaksana bernama Raden Putra. Dia memiliki seorang permaisuri dan seorang selir.
Permaisuri adalah seorang perempuan yang baik dan sabar, maka itulah yang membuat Raden Putra sangat sayang kepadanya. Sikap Raden Putra terhadap permaisuri sering membuat sang selir merasa iri.
Selain itu, Raden Putra juga memiliki kebiasaan menyabung ayam. Ayamnya sangat banyak, mereka terpelihara dengan baik.
Disetiap pertandingan adu ayam, ayam Raden Putra selalu menang. Tak ada yang bisa menandingi ketangguhan ayam-ayam Raden Putra.
Setiap orang yang ingin menantang kemampuan bertarung ayam Raden Putra, pasti akan pulang dengan kekalahan
2. Selir berencana untuk membunuh sang permaisuri dengan memfitnahnya
Suatu hari permaisuri sangat gembira saat ia mendapati dirinya hamil. Sudah sekian lama dia menunggu, akhirnya Tuhan mengabulkan doa-doanya.
Semula permaisuri ingin membuat kejutan bagi Raden Putra. Namun berita kehamilannya tercium sang selir.
Maka sang selir pun membuat rencana jahat dengan tabib istana. Sang selir pura-pura jatuh sakit.
Raden Putra sangat mengkhawatirkan keadaan sang selir, dia pun bertanya penyebab sakitnya selir pada tabib istana.
"Penyakit apa gerangan yang menimpa selir, wahai tabib?" tanya Raden Putra.
"Sang selir keracunan makanan yang diberikan oleh permaisuri, Paduka," jawab tabib istana.
Mendengar jawaban sang tabib, Raden Putra marah besar. Dia segera memerintahkan pengawal pribadinya untuk membunuh permaisuri.
"Ampun Padukan saya tidak pernah melakukan hal buruk pada selir. Percayalah pada hamba, hamba sedang hamil. Jangan hukum hamba," kata permaisuri sambil memohon bersujud kepada Raden Putra.
3. Permaisuri akhirnya dihukum dan diperintahkan untuk dibunuh di hutan
Tak tinggal diam, kemudian sang selir memotong pembicaraan dan buru-buru berkata,
"Dia bohong Paduka! Semua itu dikatakannya supaya Paduka tidak menghukumnya," kata selir yang berdiri di samping permaisuri.
Raden Putra bertambah geram dan menyuruh pengawalnya untuk membuang permaisuri ke dalam hutan dan membunuhnya.
Di dalam hutan pengawal itu merasa bingung saat hendak membunuh permaisuri. Ia tahu permaisuri adalah seorang yang baik hati. Dia tidak akan mungkin melakukan tindakan yang kejam.
"Maafkan hamba Yang Mulia. Hamba tahu kau tidak melakukan apa yang dituduhkan sang selir. Hamba percaya pada Yang Mulia permaisuri,"
"Aku sudah pasrah pengawal. Jika kamu hendak membunuhku, maka bunuhlah aku" kata permaisuri yang pasrah.
Editors' Pick
4. Karena mengenal kebaikan permaisuri, pengawal tidak jadi membunuhnya
Saat itu juga, sang pengawal mengacungkan pedangnya. Namun saat melihat sang permaisuri, pengawal jatuh bersimpuh.
"Maafkan hamba permaisuri, saya tidak bisa membunuhmu," kata pengawal.
Akhirnya sang pengawal meninggalkan permaisuri di hutan. Kemudian, ia membunuh seekor rusa untuk diambil jantungnya.
Sang pengawal membawa jantung rusa ke istana dan mengaku jika itu jantung permaisuri, sebagai bukti jika permaisuri sudah mati.
"Akhirnya permaisuri itu sudah mati. Sekarang Raden Putra hanya akan menyayangiku," kata selir.
5. Permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki bernama Cindelaras
Waktu semakin berlalu, perut sang permaisuri semakin besar. Diapun akhirnya melahirkan didalam sebuah pondok sederhana yang dibangun pengawal untuknya.
Seorang bayi laki-laki telah lahir dan diberi nama Cindelaras. Permaisuri mendidiknya dengan sangat baik layaknya seorang putra mahkota.
Cindelaras tumbuh menjadi anak remaja yang cerdas dan pemberani. Suatu hari Cindelaras bermain di hutan dan menemukan sebuah telur ayam. Ia membawa telur itu ke rumah dan merawatnya.
Telur itupun menetas, Cindelaras senang bukan kepalang. Dia rajin memberi makan ayamnya yang segera menjadi seekor ayam jago yang gagah.
Saat Cindelaras memandikan ayam itu, tiba-tiba ayam itu berteriak.
"Kukuruyuk....Tuanku bernama Cindelaras tinggal di hutan rimba. Siapa sangka dia putra dari Raden Putra!" kata ayam tersebut.
Cidelaras terkejut mendengar suara ayam jagonya.
"Apa yang kau katakan itu?" tanya Cindelaras pada ayamnya.
Cindelaras pun melaporkannya pada sang permaisuri. Akhirnya permaisuri menceritakan semua tentang kenapa mereka bisa terlantar di hutan.
6. Cindelaras bertemu dengan raja, setelah ayamnya berhasil menang berbagai ajang adu ayam
Cindelaras menjadi marah mendengar cerita sang Mama. Ia bertekad hendak membalas dendam.
Bersama ayam jagonya, Cindelaras yang masih remaja, pergi ke kota. Dari berbagai ajang adu ayam, Cindelaras selalu menang. Segera saja ayamnya menjadi terkenal.
Berita ini terdengar ditelinga Raden Putra. Beliau menjadi penasaran dan memerintahkan pengawalnya untuk mencari Cindelaras.
"Siapa Cindelaras itu? Pengawal coba cari dan bawa dia ke kerajaan!" kata Raden Putra pada para pengawalnya.
"Baik Baginda Raja, hamba akan membawa Cindelaras ke hadapan Baginda segera" kata pengawal.
Tak membutuhkan waktu lama, Cindelaras pun sampai di istana bersama ayam jagonya.
Raden Putra heran dengan sikap Cindelaras yang sopan layaknya seorang bangsawan. Beliau pun menantang ayam jago Cindelaras untuk bertanding dengan ayam kerajaan.
"Cindelaras, saya menantang ayam jago yang kau miliki bertarung dengan ayam jago kerajaan. Apa kau bersedia?" tanya Raden Putra.
7. Cindelaras menyanggupi tantangan raja, dengan satu syarat
Tantangan Raden Putra diterima Cindelaras. Namun Cindelaras memberikan satu syarat kepada Raden Putra.
"Ampun Paduka, saya mau bertanding adu ayam, namun jika ayam hamba menang, saya meminta kekuasaan atas Kerajaan Jenggala ini." kata Cindelaras.
Raden Putra terkejut dengan permintaan Cindelaras.
"Jika ayammu yang kalah, apa kau bersedia memberikan ayam itu padaku?" tanya Raden Putra.
"Saya bersedia Paduka" Cindelaras menganggapinya.
Raden Putra tersenyum ketika Cindelaras menyanggupi permintaannya.
"Lagipula ayam Cindelaras takkan mampu mengalahkan ayam kerajaan yang gagah dan lihai bertarung" ucap Raden Putra dalam hati.
8. Raden Putra mendengar teriakan ayam, dan ia bertanya kebenarannya pada Cindelaras
Maka pertandingan pun dimulai. Ayam Cindelaras semula hanya menghindar saat ayam kerajaan menyerang.
Namun saat ayam kerajaan mulai kelelahan, ayam Cindelaras segera menyerang dengan geram.
Saat ia menyerang ayam kerajaan, ayam ini mulai berteriak kembali.
"Kukuruyuk....Tuanku bernama Cindelaras tinggal di hutan rimba. Siapa sangka dia putra dari Raden Putra!" kata ayam tersebut.
Raden Putra sangat terkejut mendengar kokok ayam Cindelaras. Raden Putra kemudian bertanya kepada Cindelaras.
"Apakah benar apa yang dikatakan ayam jago milikmu itu?" tanya Raden Putra.
"Benar Yang Mulia, saya anak permaisuri" jawab Cindelaras pun mengakui semuanya.
9. Setelah menghukum selir dan tabib istana, permaisuri dan Cindelaras hidup bahagia dengan Raden Putra
Raden Putra sangat murka. Dia memanggil selir dan tabib istana dan menanyakan kebenarannya.
"Panggil selir dan tabib istana ke hadapanku sekarang!" kata Raden Putra kepada pengawalnya.
Selir dan tabib istana akhirnya mengaku karena sangat ketakutan. Akhirnya selir itu pun hukum.
"Ampun Paduka, aku mengaku bersalah mohon ampun!" kata selir sambil bersimpuh di hadapan Raden Putra.
Begitu juga dengan sang tabib yang memohon ampun pada Raden Putra agar tidak dihukum.
Akhir bahagia untuk Cindelaras dan sang permaisuri. Mereka berdua bisa kembali ke istana.
Raden Putra pun senang memiliki putra yang gagah berani, sopan, dan memiliki kesenangan yang sama dengannya. Beliau bersyukur permaisuri dan Cindelaras bisa pulang ke istana dan berkumpul menjadi keluarga bahagia.
Setelah Raden Putra meninggal, Cinderalas menggantikan sang Papa sebagai Raja. Ia juga mampu memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana.
Nah itulah akhir dari dongeng anak Nusantara: Cindelaras. Bagaimana Ma, ceritanya menarik bukan? Selain menarik, cerita Cindelaras ini memiliki pesan moral yang bisa diajarkan untuk anak.
Pesan moral dari dongeng ini adalah, berbohong dan memfitnah orang lain dapat merugikan. Bahkan jika itu tidak merugikan kita di saat ini, berperilaku buruk bisa merugikan kita di masa depan. Selain itu, menjadi anak yang sopan akan disukai oleh banyak orang.
Baca juga:
- Dongeng Anak Nusantara: Timun Mas dan Raksasa
- Dongeng Anak Nusantara: Sangkuriang dan Asal Mula Tangkuban Perahu
- Dongeng Anak Nusantara: Bawang Merah dan Bawang Putih