Dongeng Fabel Anak: Monyet dan Kura-Kura
Dongeng ini mengajarkan agar anak tak boleh iseng dengan sahabatnya dan harus saling menyayangi
19 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk mengisi waktu luang bersama balita, Mama dapat mencoba untuk membacakan dongeng lho! Ketika Mama membacakan dongeng, secara tak langsung Mama sedang memperkenalkan budaya dan kebiasaan membaca pada anak sejak dini.
Meski usianya masih terlalu kecil, mendengarkan dongeng yang dibacakan oleh Mama atau Papa, dapat melatih stimulusnya untuk gemar membaca. Selain itu, membacakan dongeng juga akan meningkatkan kemampuan imajinasi dan kosa kata anak.
Ada banyak dongeng anak yang bisa dibacakan pada si Kecil, salah satunya dongeng fabel tentang persahabatan monyet dan kura-kura yang bisa membuat anak tertarik mendengarkan.
Berikut Popmama.com telah menyiapkan dongeng Monyet dan Kura-Kura, selengkapnya di bawah ini!
1. Di sebuah hutan, hiduplah monyet dan kura-kura yang bersahabat
Pada suatu hari, terdapat hutan yang begitu indah. Pohon dan bunga tumbuh subur, udara yang sangat bersih, burung berkicau, dan semua hewan hidup dengan bahagia.
Di dalam hutan ini, juga hidup seekor monyet dan kura-kura. Tak ada yang menyangka kedua hewan yang sangat berbeda ini, bisa bersahabat sejak lama. Karena telah lama berteman, membuat monyet suka menjahili kura-kura.
"Hihihi seperti biasa, hari ini pun aku akan menjahili si kura-kura sama seperti kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi hihihi!" kata monyet sambil terkikik.
"Adudududuh sebentar! Tunggu aku!" kata monyet yang pura-pura terjatuh.
"Hei.... kenapa kamu monyet? Kamu jatuh lagi? Sungguh ceroboh sekali kamu ini?" kata kura-kura sambil menengok ke belakang.
"Aduh duh, maafkan aku! tapi kakiku sakit nih, sulit buat berjalan. Kamu pulang saja duluan, aku akan duduk di sini sebentar!" jawab monyet yang berbohong.
"Hmm apa boleh buat, naiklah ke punggungku dan akan kugendong kau. Jika kita tidak bergegas pulang, nanti keburu malam, perjalanan kita masih jauh!" kata kura-kura yang merasa iba.
"Bolehkah? Terima kasih! Maaf sebelumnya ya kura-kura karena aku terus-menerus merepotkanmu!" jawab monyet.
"Santai saja, kita kan sahabat. Sudah sepantasnya aku menolongmu." kata kura-kura.
"Kamu memang sungguh baik hati. Tempurungmu juga memang nyaman, aku suka sekali naik ke tempurungmu," kata monyet sambil naik ke tempurung kura-kura.
Begitulah si monyet yang selalu saja jahil dan memanfaatkan kebaikan hati kura-kura. Sampai hari ini pun dia terkikik geli sambil naik ke atas tempurung sahabatnya tersebut.
2. Monyet memberikan bibit pohon pisang pada kura-kura agar tidak lagi kesulitan untuk mencari makan
Monyet tidak sedikitpun merasa kasihan pada kura-kura yang kelelahan karena harus menggendongnya setiap hari.
Pada keesokan harinya, si monyet memiliki rencana yang sangat bagus.
"Kura-kura! Lihatlah apa yang aku pegang ini!" kata monyet sambil menunjukkan bibit di tangannya.
"Apa itu? Batang pisang?" tanya kura-kura heran.
"Benar! Tapi ini bukan batang pisang biasa. Ini adalah bibit pohon pisang!" jawab monyet.
"Apa bedanya?" kura-kura semakin penasaran.
"Ah kamu ini! Dengarkan aku baik-baik ya, aku punya ide. Bagaimana kalau kita menanam pisang supaya kita tidak perlu capek-capek berjalan mencari makanan? Kalau kita menanam, kita tidak perlu lagi keliling hutan untuk mencari makan!" usul monyet.
"Berarti kita tidak perlu lagi berjalan jauh ya? Itu bagus sekali. Kamu juga sangat ceroboh setiap kali pergi mencari makan. Kamu selalu saja terjatuh dan aku harus menggendongmu" kata kura-kura.
"Hihihi kamu benar dan aku tidak akan merepotkanmu lagi. Ayolah aku punya dua bibit, satu milikku satu milikmu." kata monyet.
"Baiklah, terima kasih" ungkap kura-kura.
3. Keduanya menggali tanah, namun memiliki cara yang berbeda saat menanam bibit buah pisang
Keduanya pun menggali tanah dengan semangat untuk menanam bibit buah pisang tersebut. Namun, monyet dan kura-kura menunjukkan cara yang berbeda saat menanamnya.
Si monyet, bekerja dengan sembarangan, sedangkan si kura-kura bekerja dengan hati-hati dan penuh perhatian.
"Gali, gali, tanam dan tutup, tutup tanah, tutup tanah, pendam semuanya, pendam bibitnya!" kata monyet dengan semangat.
"Hehehe kamu harus menanam bibitmu dengan benar ya. Lihatlah aku, gali lubang, masukkan bibitnya, dan tutup kembali dengan benar. Jangan sampai bibitmu rusak" kata kura-kura yang mengingatkan.
"Haduh kamu ini cuma mau kelihatan keren saja, asalkan tertimbun tanah semua bibit pasti tumbuh!" kata monyet yang sembrono.
"Hmmm... baiklah terserah kamu saja" kata kura-kura menjawab.
Setelah seharian bekerja keras, kedua bibit itu pun berhasil ditanam. Satu bibit tertanam dengan rapi dan satu lagi ditanam dengan asal-asalan.
Editors' Pick
4. Kura-kura rajin menyirami pohon pisangnya, sedangkan monyet bermalas-malasan
Pada keesokan harinya, si kura-kura terlihat rajin menyirami pohon pisangnya.
"Sungguh pagi yang indah! Minumlah yang banyak pohon pisang ku. Aku akan merawatmu dengan sungguh-sungguh!" kata kura-kura.
"Sedang apa kamu setiap hari repot sekali mengangkut air untuk menyiram bibit itu?" kata monyet yang bangun kesiangan.
"Bibit itu harus dirawat, supaya dia tumbuh subur. Kamu juga harus merawat bibit milikmu" ujar kura-kura.
"Nggak ah, malas sekali jika harus mengangkut air. Aku lebih suka tidur saja!" kata monyet sambil berjalan ke pohonnya untuk kembali tidur.
Demikianlah disaat kura-kura bekerja keras merawat bibit pisangnya, monyet selalu bermalas-malasan.
Dalam beberapa hari kemudian, bibit pisang milik monyet pun layu dan mengering.
5. Pohon pisang milik kura-kura tumbuh besar, sedangkan pohon pisang milik monyet tidak tumbuh
Musim demi musim telah berganti, tiba saatnya pohon pisang yang dahulu ditanam, siap untuk dipanen.
Pohon pisang milik kura-kura berbuah lebat. Para penghuni hutan lainnya berkumpul untuk merayakan keberhasilan kura-kura dalam menanam pisang.
"Wah kura-kura pohon pisangmu besar sekali, bahkan warna pisangnya sungguh indah!" kata kelinci.
"Sepertinya enak sekali ya hehehe, kalian boleh ikut makan bersamaku" jawab kura-kura.
"Wah terima kasih kura-kura" kata kelinci.
"Kamu memang baik sekali" ucap burung.
Sementara itu pohon pisang milik monyet, sama sekali tidak tumbuh.
"Hah? Mengapa pisang milikku tidak tumbuh? Aku pasti salah memberikan bibit ke kura-kura! Bibitku pasti bibit yang jelek. Sungguh memalukan bisa-bisanya aku kalah dari kura-kura!" kata monyet yang kesal.
6. Monyet merasa iri dengan pohon pisang milik kura-kura yang berbuah
Monyet pun akhirnya mengunjungi tempat kura-kura menanam pisangnya, ia pun merasa iri karena banyak penghuni hutan yang menghampiri pohon pisang milik kura-kura.
"Asyik sekali kura-kura dan teman-temannya, mereka pasti pesta pora hari ini!" kata monyet yang iri.
"Ah tapi siapa bilang aku tidak bisa makan pisang? Akulah monyet si banyak akal!"
Akhirnya, setelah merencanakan sesuatu, monyet mengunjungi kura-kura.
"Hai kura-kura! Wah pohon pisangmu tumbuh dengan baik ya! Hihihi punya aku layu" kata monyet sambil terkikik.
"Itu karena aku rajin menyirami dan merawatnya," jawab kura-kura.
"Iya Iya, aku memang salah karena tidak mendengarkan nasehatmu. Tapi kura-kura, bagaimana caramu memetik buah pisang itu atau kamu bisa memanjat?" kata monyet dengan senyum licik.
"Itulah yang sedang kami bicarakan. Kami semua tidak bisa memanjat, sedangkan paruh burung yang terlalu kecil tidak bisa membuat pisangnya jatuh." kata kura-kura.
"Benar, sayang sekali kamu tidak bisa memanjat" ujar kelinci.
7. Monyet berencana untuk membantu kura-kura untuk memetik pisang yang ada di pohon
Karena para penghuni hutan merasa bingung, kelinci akhirnya memberikan saran untuk merobohkan pohon pisangnya. Namun, monyet langsung menghentikan ucapan kelinci.
"Jangan! Nanti pisangnya rusak jika kalian merobohkan pohonnya" kata monyet.
"Tapi kami tidak punya cara lain" jawab burung bersedih.
"Aku ada ide bagus! Kuharap kalian bisa menerima ide ini ya. Bagaimana kalau aku bantu memetik pisang-pisang itu untuk kalian? Aku ini jago memanjat, dan kalian tahu kan kalau monyet adalah raja memanjat? Bagaimana baguskan ideku, kura-kura?" kata monyet.
"Ide yang bagus! Tidak ada salahnya menerima kebaikan hati monyet" kata kelinci.
"Aku juga setuju, tentu saja! kata burung.
"Terima kasih atas bantuanmu, nanti kami akan memberimu beberapa buah pisang sebagai ucapan terima kasih" kata kura-kura yang percaya pada monyet.
"Oke semua sudah setuju ya? Aku akan mulai memanjat. Kalian santai saja dulu di bawah!" kata monyet sambil menggapai pohon pisang milik kura-kura.
8. Sesampainya di atas pohon, monyet justru memakan semua pisang milik kura-kura
Si monyet pun mulai memanjat pohon pisang itu. Karena keterampilannya, dalam 12 lompatan saja dia sudah sampai di atas.
"Wah kelihatan enak ini" kata monyet sambil menjilat bibirnya tanda ia mulai lapar.
"Hei kawan aku coba cek satu pisang dulu ya! Dari warnanya sih kelihatan enak, tapi kita tidak tahu rasa sebenarnya" kata monyet
Sebelum melemparkan buah pisangnya, monyet pun memetik satu buah untuk dirinya sendiri.
"Wah ternyata tidak enak! Coba aku cari yang lain ya, kalian tunggu sebentar" kata monyet yang mulai membuka beberapa pisang.
"Pisangnya benar-benar tidak enak! Rasanya pahit! Tunggu sebentar aku akan cicipi yang lainnya!" kata monyet.
Kura-kura dan para penghuni hutan lainnya yang melihat monyet akhirnya merasa kesal. Mereka menyadari bahwa monyet sudah menipu mereka.
"Tapi kamu sudah makan banyak sekali, masa semuanya tidak enak?" tanya burung.
"Kalian kan tidak memanjat, kalian harus percaya padaku!" kata monyet.
9. Para penghuni hutan membantu kura-kura untuk merobohkan pohon pisang
Semakin lama, kura-kura dan penghuni hutan mulai merasa jengkel dengan perbuatan monyet yang egois.
"Sepertinya monyet menipu kita, dia sudah menghabiskan hampir setengahnya dan selalu bilang tidak enak." kata kelinci.
"Iya si monyet memang selalu saja berbuat sesuka hati saja" kata burung yang setuju dengan kelinci.
"Aku tidak bisa diam lagi. Ayo kita robohkan pohon pisang ini" kata kura-kura.
Kelinci dan burung kemudian memanggil beberapa kawanan hewan lainnya. Ada kancil, bebek, babi, rusa, dan masih banyak lagi yang datang. Mereka semua mendorong pohon pisang itu bersama-sama.
"satu, dua, tiga!!!" kata kura-kura.
Tak lama, pohon itu bergoyang dengan hebat.
"Eh apa yang kalian lakukan?" teriak monyet yang panik.
"Kami akan menjatuhkanmu! Ini balasan karena kamu telah menipu kami!" kata kura-kura.
"Tidak kura-kura, tolong aku! Aku kan sahabatmu! aaaaaaaa tolong aku!" kata monyet yang terjatuh.
"Kali ini kamu sungguh keterlaluan monyet, sahabat itu saling menolong bukannya memanfaatkan!" kata kura-kura.
"Sudah kura-kura, kita pergi saja dari sini, kita mencari makan di tempat lain!" kata kelinci.
"Aduh duh kepalaku pusing sekali," kata monyet sambil memegang kepalanya yang kesakitan.
Sungguh malang nasib si monyet, ia jatuh tertimpa pohon pisang dan tidak ada yang menolongnya. Semua pisang yang jatuh juga hancur, sehingga tak bisa lagi dimakan oleh monyet.
Nah, itulah dongeng Monyet dan Kura-Kura. Selain menarik, ada pesan moral yang bisa Mama ajarkan pada si Kecil melalui dongeng ini.
Pelajaran dari dongeng Monyet dan Kura-Kura ini yaitu, anak harus menyayangi sahabatnya, tidak boleh berbuat curang dan jahil karena ini bisa membuat temannya sedih dan marah. Akibatnya persahabatan bisa rusak dan sahabat pergi meninggalkannya.
Baca juga:
- Dongeng Nusantara: Lutung Kasarung dan Purbasari
- Cerita Fabel untuk Anak: Bangau yang Serakah dan Kepiting
- Dongeng Anak: Kancil dan Para Buaya, Ketahui Pelajaran dari Cerita Ini