Kenali 6 Gejala Alergi Makanan yang Paling Umum pada Anak
Beberapa gejala mungkin ringan, namun tak sedikit juga gejala yang membahayakan jiwa anak
22 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama mungkin menganggap alergi makanan adalah sesuatu yang di mulai pada masa kanak-kanak, dan seringkali, memang demikian.
Menurut Centres for Disease Control and Prevention (CDC), 13 persen anak-anak Amerika Serikat, atau satu dari delapan anak, memiliki alergi makanan.
Terkadang, anak-anak dapat mengalami alergi terhadap susu, telur, kedelai, atau gandum, tetapi menurut American Academy of Family Physicians, beberapa anak cenderung mengalami alergi terhadap kacang tanah, kacang pohon, ikan, atau kerang.
Jadi bagaimana Mama bisa tahu jika anak memiliki alergi? Jika beberapa dari tanda-tanda ini terlihat akrab bagi anak setelah makan, penting untuk segera memeriksakannya ke dokter agar melakukan tes alergi dan mendapatkan panduan untuk tetap memenuhi nutrisi anak secara memadai sambil tetap aman.
Simak 6 gejalanya yang telah Popmama.com rangkum berikut ini!
1. Mengi atau batuk
Setiap kali Mama memerhatikan anak memiliki gejala pernapasan seperti mengi tanpa henti atau batuk setelah makan, ini dapat menimbulkan kekhawatiran, bahkan jika Mama awalnya tidak mengaitkannya dengan apa yang ia makan.
Gejala-gejala ini mungkin merupakan tanda dari kondisi yang mengancam jiwa yang disebut anafilaksis, yang dapat membuat anak sulit bernapas. Selama reaksi alergi, molekul tertentu yang disebut leukotrien dilepaskan yang menyebabkan penyempitan di saluran napas.
"Ini dapat membuat gejala pernapasan yang meliputi batuk, mengi, tenggorokan sesak atau bengkak, dan sesak dada, mirip dengan gejala asma. Mungkin juga ada pembengkakan saluran napas bagian atas, menyebabkan stridor (mengi)." ujar Stacey Galowitz, DO, ahli alergi/imunologi di ENT & Allergy Associates di Somerset, New Jersey
Anak-anak mungkin menggambarkan perasaan itu seperti ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya. Reaksi seperti ini dapat terjadi pada makanan apa pun yang memicu alergi pada anak.
Jika anak telah didiagnosis dengan alergi makanan, penting untuk selalu bersiap dengan memiliki obat-obatan, rencana tindakan, serta nomor telepon darurat. Namun, jika anak belum didiagnosis tetapi mengalami gejala yang membuatnya sulit bernapas, segera cari perawatan medis.
2. Reaksi kulit
Mama mungkin tidak langsung menghubungkan gejala ini dengan makanan. Sehingga ketika anak mengalami ruam, cobalah untuk memikirkan juga makanan apa yang terakhir dikonsumsi.
“Histamin dapat menyebabkan plasma darah bocor keluar dari pembuluh darah kecil di kulit. Ini bisa menimbulkan gejala seperti gatal-gatal, ruam atau kemerahan pada kulit, atau pembengkakan yang disebut angioedema. Gejala-gejala ini bisa ringan atau lebih menyebar.” kata Dr. Galowitz.
Jika reaksi kulit tampaknya tidak terlalu buruk dan Mama mengetahui kondisi alergi anak, segera berikan ia obat dengan dosis yang cermat untuk memastikan tidak bertambah parah. Jika reaksi menyebar ke bagian tubuh yang berbeda, segera cari bantuan.
Editors' Pick
3. Mulut gatal
Jika anak mengeluhkan mulut atau lidah yang terasa sangat bengkak, itu bisa berbahaya dan membutuhkan perawatan segera. Tapi jika anak merasa sedikit kesemutan atau gatal bisa menjadi reaksi yang lebih ringan yang disebut alergi oral, yang sebenarnya bukan alergi makanan.
“Sindrom alergi oral, juga dikenal sebagai sindrom makanan serbuk sari, disebabkan oleh reaksi silang alergen yang ditemukan pada serbuk sari dan buah-buahan mentah, sayuran, kacang-kacangan, dan rempah-rempah,” kata Dr. Galowitz.
Dr. Galowitz juga mengatakan bahwa, pada dasarnya ini adalah kasus kesalahan identitas. Di mana sistem kekebalan mengenali serbuk sari dan protein serupa dengan makanan yang bereaksi silang dan mengarahkan respons alergi terhadap makanan tersebut.
Dilansir dari The Healthy, gejala sindrom alergi oral termasuk gatal pada mulut, tenggorokan dan telinga, dan/atau pembengkakan pada bibir, mulut, lidah, dan tenggorokan, tetapi, biasanya tidak berlangsung lama.
Gejala biasanya terbatas pada satu area dan biasanya tidak berkembang di luar mulut; karena gejalanya biasanya mereda dengan cepat setelah makanan ditelan atau dikeluarkan dari mulut, pengobatan biasanya tidak diperlukan.
4. Masalah pencernaan
Masalah perut karena alergi makanan bisa jadi sulit untuk ditebak. Karena ini bisa jadi tanda keracunan makanan, atau intoleransi makanan, yang merupakan masalah mencerna makanan yang tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh, dan tidak mengancam jiwa.
Namun, ada cara untuk membedakan antara alergi makanan dan intoleransi makanan. Menurut Dr. Galowitz, intoleransi makanan lebih umum daripada alergi makanan, dan umumnya memiliki intoleransi terhadap satu atau lebih makanan. Contoh umumnya adalah intoleransi laktosa dari susu.
“Seringkali, respons intoleransi makanan terjadi di sistem pencernaan di mana individu tidak dapat memecah makanan dengan benar. Biasanya dengan intoleransi makanan, orang bisa mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil tanpa menimbulkan gejala yang signifikan.” jelas Dr. Galowitz.
Sedangkan, alergi makanan memunculkan gejala gastrointestinal termasuk muntah, diare, dan kram perut, yang bisa parah.
5. Bersin atau mata gatal
Mama mungkin berpikir ketika anak bersin atau mengusap mata berulang kali hanyalah gejala alergi musiman terhadap rumput atau serbuk sari. Tetapi ini bisa juga merupakan reaksi terhadap makanan.
Dilansir dari The Healthy, bersin dan mata gatal bisa menjadi tanda reaksi alergi karena peningkatan sekresi yang dihasilkan dari pelepasan histamin.
Ini berbeda dengan hidung meler setelah makan sesuatu yang panas atau pedas, yang bisa memicu saraf hidung menjadi sensitif. Bersin yang berhubungan dengan alergi makanan cenderung ringan. Tetapi sekali lagi, jika itu terkait dengan gejala serius lainnya, segera cari bantuan.
6. Pusing
Ini adalah tanda lain ketika anak memerlukan perawatan segera, karena bisa jadi berhubungan dengan jantung.
“Gejala jantung dari alergi makanan bisa termasuk pusing, pucat, kehilangan kesadaran, atau penurunan tekanan darah. Ini disebut syok anafilaksis, bentuk anafilaksis yang paling serius," ujar Dr. Galowitz.
Ia juga menambahkan bahwa gejala-gejala ini dapat terjadi sendiri, tanpa gatal-gatal, atau dalam kombinasi dengan gatal-gatal atau angioedema (pembengkakan wajah).
Itulah enam tanda-tanda atau gejala yang umum terjadi ketika anak mengalami alergi pada makanan. Meskipun banyak dari gejala ini juga bisa menjadi sesuatu yang lain, dalam hal alergi makanan, yang terbaik adalah berhati-hati.
Jika Mama ragu, segera hubungi dokter anak. Jika gejalanya hilang tetapi namun masih curiga bahwa itu mungkin terkait dengan makanan, Mama dapat membuat janji dengan dokter untuk melakukan pengujian alergi.
Baca juga:
- 8 Makanan yang Paling Sering Menyebabkan Alergi pada Anak
- 5 Makanan Sumber Omega 3 untuk Anak Pengidap Alergi Ikan-ikanan
- Bebeclub Kupas Tuntas Alergi & Pengaruh Serat untuk Atasi Alergi