11 Jenis Penyakit Kulit pada Anak serta Gejala yang Perlu Diwaspadai
Ini dia gejala penyakit kulit yang sering menyerang anak
11 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama seperti orang dewasa, anak juga bisa mengalami gangguan kulit, apalagi anak yang masih bayi atau balita. Pasalnya, kulit bayi cenderung sensitif. Biasanya, pengunaan popok atau pakaian bisa menyebabkan iritasi, seperti ruam-ruam.
Anak yang memasuki masa aktif dan suka mengeksplorasi benda-benda disekitarnya juga rentan mengalami masalah kulit. Hal ini disebabkan anak lebih mudah terpapar kuman atau bakteri. Bukan hanya ruam, si Kecil bisa saja terkena berbagai jenis penyakit kulit pada anak.
Berbagai masalah kulit pada masa anak-anak memang hilang seiring bertambahnya usia. Namun, beberapa anak juga bisa mewarisi kelainan kulit permanen dari orangtua dan keluarga.
Lantaran penyakit kulit pada anak bermacam-macam, Mama perlu mengenali masing-masing tandanya. Supaya, Mama mengetahui gejalanya secepat mungkin dan masalah kulit anak bisa diatasi dengan tepat.
Nah, apa saja jenis penyakit kulit pada anak? Berikut Popmama.com telah merangkum ulasannya.
1. Eksim
Eksim disebut dermatitis atopik. Jenis penyakit kulit pada anak yang umum.
Penyakit ini ditandai dengan bercak kulit yang terasa gatal. Eksim sering terlihat pada bayi dan anak kecil. Tetapi eksim juga bisa muncul pada orang dewasa.
Gejala utama eksim adalah kulit gatal, kering, kasar, bersisik, meradang, dan iritasi. Terkadang bisa kambuh, mereda, dan kemudian kambuh lagi.
Eksim dapat terjadi di mana saja, tapi biasanya muncul di lengan, siku bagian dalam, punggung lutut, atau kepala, terutama pipi dan kulit kepala. Eksim tidak menular. Gejalanya berkurang seiring bertambahnya usia.
Gejala eksim lain:
- Gatal
- Bercak merah atau abu-abu kecokelatan
- Benjolan kecil dan menonjol yang mengeluarkan cairan saat digaruk
- Bercak berkerak dari cairan kekuningan kering, yang bisa menandakan infeksi
- Menebal, kulit bersisik
Eksim yang digaruk bisa makin mengalami peradangan. Sehingga, eksim harus dicegah sebelum menjadi infeksi yang harus diobati dengan antibiotik.
2. Cacar air
Cacar air disebut juga varicella, ditandai dengan lepuh merah gatal yang muncul di seluruh tubuh. Virus menyebabkan jenis penyakit kulit pada anak ini.
Cacar air sering menyerang anak-anak. Sehingga, cacar air kerap dianggap sebagai gangguan kulit selama masa kanak-kanak.
Ruam yang gatal adalah gejala cacar air yang paling umum. Infeksi dapat muncul di tubuh anak selama sekitar 7 hingga 21 hari sebelum ruam dan gejala lain berkembang. Cacar air dapat mulai menular ke orang sekitar anak hingga 48 jam sebelum ruam kulit terjadi.
Gejala non-ruam dapat berlangsung beberapa hari, meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Kehilangan selera makan.
Sekitar 1 atau 2 hari setelah anak mengalami gejala ini, ruam akan mulai berkembang. Ruam terjadi dalam tiga fase sebelum anak pulih, yaitu:
- Muncul benjolan merah atau merah muda di seluruh tubuh.
- Benjolan menjadi lepuh berisi cairan.
- Benjolan menjadi berkerak, berkeropeng, dan mulai sembuh.
Tidak semua benjolan di tubuh anak berada pada fase yang sama dan pada waktu yang sama. Benjolan baru akan terus muncul selama infeksi cacar air. Ruam mungkin sangat gatal, terutama sebelum mengering dan menjadi kerak.
Mama atau orang di sekitar anak masih bisa tertular sampai semua cacar air di tubuh anak mengering. Bekas cacar air yang kering dan berkerak akhirnya rontok. Butuh 7 hingga 14 hari untuk menghilang sepenuhnya.
Umumnya, cacar air sangat jarang terjadi infeksi lebih dari sekali. Apalagi, semenjak vaksin cacar air diperkenalkan pada pertengahan 1990-an, kasusnya pun menurun.
3. Rubeola (campak)
Rubeola (campak) adalah jenis penyakit kulit pada anak yang disebabkan oleh virus. Biasanya, virus ini tumbuh di sel-sel yang melapisi tenggorokan dan paru-paru. Makanya, penularan virus ini melalui udara setiap kali anak yang terinfeksi batuk atau bersin.
Anak yang terkena campak mengalami gejala seperti demam, batuk, dan pilek. Tanda ruam juga merupakan ciri khas penyakit ini. Jika campak tidak diobati, maka dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga, pneumonia, dan ensefalitis atau radang otak.
Dalam 7 hingga 14 hari setelah terinfeksi campak, gejala pertama akan muncul. Gejala paling awal terasa seperti masuk angin atau flu, demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Sering kali mata menjadi merah dan berair.
2 hingga 3 hari setelah pertama kali melihat gejala campak pada anak, Mama mungkin mulai melihat bintik-bintik kecil di dalam mulut dan di seluruh pipi. Bintik-bintik ini biasanya berwarna merah dengan bagian tengah biru-putih.
Bintik ini disebut bintik Koplik. Namanya sesuai dengan dokter anak Henry Koplik. Ia adalah orang yang pertama kali menjelaskan gejala awal campak pada tahun 1896. Bercak Koplik ini akan memudar saat gejala campak lainnya menghilang.
Tiga hingga lima hari kemudian, ruam merah atau cokelat kemerahan terbentuk. Kemudian, ruam menyebar ke seluruh tubuh dari kepala hingga kaki. Penyebaran dimulai dari wajah, leher ke batang, lengan, dan tungkai, hingga akhirnya mencapai kaki selama beberapa hari.
Ruam akan menutupi seluruh tubuh dengan bercak benjolan berwarna. Ruam berlangsung selama lima atau enam hari secara total.
4. Fifth Disease
Fifth disease adalah jenis penyakit kulit pada anak yang disebabkan virus. Akibatnya, kulit timbul ruam merah pada lengan, kaki, dan pipi. Gangguan kulit ini juga dikenal sebagai 'penyakit pipi yang ditampar'. Penyakit ini sering terjadi dan gejalanya ringan.
Parvovirus B19 menyebabkan penyakit kelima. Virus di udara ini cenderung menyebar melalui air liur dan saluran pernafasan pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar. Fifth disease paling umum terjadi saat akhir musim dingin, musim semi, dan awal musim panas
Untuk anak dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat, gangguan ini adalah penyakit yang ringan dan berangsur pulih dengan cepat. Gejala awal fifth disease sangat umum, yakni menyerupai gejala flu ringan. Gejala sering kali meliputi:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Demam ringan
- Sakit tenggorokan
- Mual
- Pilek
- Hidung tersumbat.
Gejala cenderung muncul 4 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Setelah beberapa hari mengalami gejala ini, kebanyakan anak mengalami ruam merah yang pertama kali muncul di pipi.
Ruam cenderung menghilang di satu area tubuh dan kemudian muncul kembali di bagian tubuh lain dalam beberapa hari. Selain pipi, ruam akan sering muncul di lengan dan di kaki. Ruam bisa berlangsung selama berminggu-minggu.
Editors' Pick
5. Biduran
Biduran, juga dikenal sebagai urtikaria. Jenis penyakit kulit pada anak ini terasa gatal. Selain itu, bekas di kulit berwarna merah, merah jambu, atau berwarna daging, dan terkadang terasa perih atau sakit.
Dalam kebanyakan kasus, biduran biasanya disebabkan oleh reaksi alergi terhadap sesuatu yang anak sentuh atau telan.
Ketika anak mengalami reaksi alergi, tubuh akan mulai melepaskan histamin ke dalam darah. Histamin adalah bahan kimia yang diproduksi tubuh untuk mempertahankan diri terhadap infeksi dan gangguan luar lainnya.
Sayangnya, pada beberapa anak, histamin dapat menyebabkan bengkak dan gatal. Jika anak juga memiliki alergi, gatal-gatal bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti serbuk sari, obat-obatan, makanan, bulu binatang, dan gigitan serangga.
Biduran juga mungkin disebabkan oleh keadaan selain alergi. Tidak jarang anak mengalami gatal-gatal akibat pakaian ketat, olahraga, penyakit, atau infeksi. Paparan suhu panas atau dingin yang berlebihan, atau iritasi karena keringat berlebihan juga bisa menjadi penyebabnya.
Gejala paling mencolok yang terkait dengan gatal-gatal adalah bekas yang muncul di kulit. Bintik berwarna merah, tetapi bisa juga memiliki warna yang sama dengan kulit. Berbentuk kecil dan bulat, berbentuk cincin, atau besar dan bentuk acak.
Biduran terasa gatal dan cenderung muncul berkelompok di bagian tubuh yang terkena.
Biduran juga bisa tumbuh lebih besar, berubah bentuk, dan menyebar. Biduran bisa hilang atau muncul kembali.
Segera hubungi dokter jika biduran muncul di sekitar tenggorokan atau di lidah dan menyebabkan kesulitan bernapas.
6. Kurap
Kurap juga dikenal sebagai dermatofitosis, infeksi dermatofita, atau tinea. Jenis penyakit kulit pada anak ini adalah infeksi jamur pada kulit.
Lesi yang disebabkan oleh infeksi ini menyerupai cacing yang berbentuk cincin. Infeksi kurap dapat menyerang manusia dan hewan.
Infeksi awalnya muncul seperti bercak merah di area kulit yang terkena. Kemudian, kurap dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Kurap dapat memengaruhi kulit kepala, kaki, kuku, selangkangan, dagu, atau area lain.
Gejala bervariasi tergantung di mana anak terinfeksi. Dengan infeksi kulit, anak yang terkena kurap mengalami hal berikut:
- Bercak merah, gatal, atau bersisik, atau area kulit yang menonjol yang disebut plak.
- Bercak yang melepuh atau benjolan berisi cairan nanah.
- Bercak berwarna lebih merah di tepi luar atau menyerupai cincin.
- Memiliki pinggiran yang lebih menonjol.
7. Alergi
Alergi dapat diturunkan dalam keluarga. Jika anak memiliki anggota keluarga dekat yang memiliki alergi, maka anak berisiko lebih besar memiliki alergi.
Meskipun penyebab munculnya alergi belum diketahui, ada beberapa zat yang biasanya menyebabkan reaksi alergi. Anak yang memiliki alergi biasanya rentan terhadap beberapa hal berikut:
- Bulu hewan peliharaan
- Sengatan lebah atau gigitan serangga lain
- Makanan tertentu, termasuk kacang-kacangan atau kerang
- Obat-obatan tertentu, seperti penisilin atau aspirin
- Tanaman tertentu
- Serbuk sari atau jamur.
Gejala reaksi alergi dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Jika anak terpapar alergen untuk pertama kali, gejala mungkin ringan. Gejala ini bisa menjadi lebih buruk jika anak berulang kali bersentuhan dengan alergen.
Gejala reaksi alergi ringan bisa meliputi:
- Gatal-gatal (bintik merah gatal di kulit)
- Gatal
- Hidung tersumbat (dikenal sebagai rinitis)
- Ruam
- Tenggorokan gatal
- Mata berair atau gatal.
Reaksi alergi yang parah dapat menyebabkan gejala berikut:
- Kram atau nyeri perut
- Nyeri atau sesak di dada
- Diare
- Kesulitan menelan
- Pusing (vertigo)
- Ketakutan atau kecemasan
- Kemerahan pada wajah
- Mual atau muntah
- Palpitasi jantung
- Pembengkakan pada wajah, mata, atau lidah
- Kelemahan
- Mengi
- Sulit bernafas
- Ketidaksadaran.
Reaksi alergi yang parah dan tiba-tiba dapat berkembang dalam beberapa detik setelah terpapar alergen.
Jenis reaksi ini dikenal sebagai anafilaksis. Reaksinya dapat mengakibatkan gejala yang mengancam jiwa, termasuk pembengkakan saluran napas, ketidakmampuan bernapas, dan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan parah.
8. Biang keringat (heat rash)
Dilansir NHS Inform, biang keringat juga dikenal sebagai miliaria. Jenis penyakit kulit pada anak ini adalah ruam gatal kecil dan bintik-bintik merah. Penyakit ini dapat menyebabkan sensasi menyengat seperti terkena duri pada kulit.
Bayi yang mengalami biang keringat dapat disebabkan karena cuaca panas dan lembap. Selain itu, pakaian yang terlalu tebal juga bisa memicu biang keringat.
Biasanya, biang keringat terjadi ketika saluran keringat di lapisan luar kulit (epidermis) tersumbat. Rata-rata, biang keringat terjadi pada bagian wajah, leher, punggung, dada, atau paha.
9. Pityriasis rosea
Pityriasis rosea adalah jenis penyakit kulit pada anak yang cukup sering terjadi. Gejalanya berupa ruam dan bercak merah dengan sisik. Walaupun kulit akan berubah warna, ruam ini tidak meninggalkan bekas.
Sebagian besar kasus penyakit ini terjadi pada anak-anak sampai orang dewasa, mulai dari anak umur 10 tahun sampai orang dewasa umur 35 tahun.
Ruam biasanya disertai dengan rasa gatal. Dalam kebanyakan kasus, rasa gatal akan hilang tanpa pengobatan dalam waktu 2 hingga 12 minggu. Namun, untuk kasus tertentu, penyakit ini bisa bertahan sampai 5 bulan.
10. Kudis
Kudis adalah jenis penyakit kulit pada anak yang terasa gatal dan menular. Umumnya, kudis disebabkan tungau kecil yang masuk ke dalam kulit.
Tungau mudah ditemukan di lipatan kulit, sela-sela jari, di bawah kuku, atau di sekitar lipatan bokong. Pasalnya, tungau menyukai tempat-tempat yang hangat. Setelah tungau menginfeksi, kulit muncul bercak atau bintik merah.
Pada anak-anak, kudis biasanya menyebar melalui kontak kulit dengan orang yang sudah terinfeksi.
11. Impetigo
Jenis penyakit kulit pada anak berikutnya adalah impetigo. Penyakit kulit ini sangat menular dan menyebabkan luka serta lecet. Apabila diobati dengan tepat selama seminggu, impetigo bisa sembuh.
Ada dua jenis impetigo, yakni bulosa dan non-bulosa.
Impetigo bulosa biasanya memengaruhi bagian tubuh seperti pinggang dan leher. Dampaknya adalah kulit melepuh berisi cairan. Setelah beberapa hari, cairan tersebut akan meninggalkan kerak kuning.
Sedangkan, impetigo non-bulosa memengaruhi kulit di sekitar hidung dan mulut. Akibatnya, kulit lecet dan menjadi kerak berwarna kuning kecokelatan.
Itulah 11 jenis penyakit kulit pada anak.
Dengan mempelajari jenis penyakit kulit pada anak, orangtua menjadi lebih waspada bila menemukan gejala yang serupa.
Beberapa kondisi memerlukan perhatian dokter. Namun, beberapa gangguan bisa diatasi dengan aman di rumah.
Mama juga harus mempelajari tentang gejala atau kondisi gangguan kulit anak dengan dokter anak. Supaya, Mama tahu metode pengobatan terbaik dalam mengatasi gangguan kulit si Kecil.
Baca juga:
- Bukan Karena Warna Kulit, Ini Penyebab Anak Tampak Pucat Setiap Saat
- Infeksi Kulit Impetigo: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
- 9 Rekomendasi Body Lotion untuk Melembapkan Kulit Balita