8 Kalimat yang Boleh Diucapkan saat Mendisiplinkan Anak
Penting untuk tetap tenang saat mendisiplinkan anak ya, Ma!
2 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama mungkin telah banyak mendengar kalimat apa yang tidak boleh diucapkan saat mendisiplinkan anak. Namun, ketika Mama frustrasi, malu, atau terperangah dengan perilaku anak, mungkin sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat.
Setiap kata-kata yang Mama gunakan untuk mendisiplinkan balita, memiliki dampak yang besar. Dengan mengatakan hal-hal yang tepat, ini akan mengajarkan anak pelajaran hidup yang berharga tanpa merusak hubungan orangtua-anak atau merusak citra dirinya.
Berikut Popmama.com telah menyiapkan delapan kalimat yang boleh diucapkan saat mendisiplinkan anak yang sedang melanggar aturan. Yuk simak!
1. "Ingatlah untuk menggunakan kata-katamu."
Dalam hal disiplin, penting untuk konsistensi. Jika Mama memberi tahu anak bahwa ia dihukum karena memukul saudara kandung, namun kemudian membiarkannya di keesokan hari, itu akan mengirimkan pesan yang beragam tentang apakah boleh memukul atau tidak.
Karena itu, Mama perlu menemukan kalimat yang secara konsisten membahas masalah perilaku anak. Jika anak memukul atau berteriak setiap kali dia marah, katakan, “Ingatlah untuk menggunakan kata-katamu.”
Tujuannya adalah agar anak akhirnya dapat mengingatkan dirinya sendiri untuk "menggunakan kata-katanya," sebelum dia menyerang.
Kalimat ini juga memberikannya pesan konsisten, yang akan membantunya mengembangkan bahasa yang dibutuhkan untuk mengelola perilakunya sendiri dengan lebih baik.
2. “Tidak menggigit.”
Saat Mama mendisiplinkan si Kecil, ingatlah bahwa ia belum tentu mengerti semua yang Mama katakan, anak juga belum tentu bisa mengikuti arahan yang Mama berikan.
Oleh karena itu, hindari memberikan nasihat atau kuliah panjang, dan jangan memulai diskusi tentang semua alasan mengapa perilaku anak buruk. Untuk balita yang menggigit, Mama dapat mengatakan, “Jangan menggigit,” setiap kali ia mencoba menggigit.
Balita yang usianya lebih besar mungkin bisa mengerti, “Tidak menggigit. Menggigit itu menyakitkan.”. Dengan anak yang lebih besar, Mama dapat menanyakan apa masalahnya dan mengakui bagaimana perasaan anak.
Katakan sesuatu seperti, “Mama tahu kamu kesal karena kakakmu tidak mau berbagi mobil-mobilan. Tapi kita harus bergantian bermain dengan mainan, jadi ketika dia selesai bermain dengan mainan itu, maka giliranmu.”
Kemudian, Mama juga dapat membagikan pilihan alternatif dengan mengatakan, “Mainkan robot ini sambil menunggu kakak selesai bermain dengan mobil-mobilannya.” Lanjutkan dengan opsi lain. Pengalihan memungkinkan anak merasa bahwa ia dapat mengendalikan emosi dan perilakunya.
3. "Renungkan perbuatanmu di kamar karena telah memukul orang lain."
Ketika anak bertindak keterlaluan, Mama mungkin tergoda untuk berteriak, “Untuk apa kamu melakukan itu?!” atau "Apa yang kamu pikirkan?!" Selain tidak akan ada gunanya bagi siapa pun, berteriak hanya akan memperburuk situasi.
Tak peduli seberapa kesal, penting untuk mempertahankan nada netral. Mama masih bisa tegas, tetapi jangan berteriak. Ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan contoh bagaimana setiap manusia bisa mengelola emosinya secara efektif.
Cukup nyatakan konsekuensinya dan mengapa anak dihukum. Misalnya, "Tidak ada menonton televisi sampai malam, karena kamu tidak mematikan TV pada saat Mama memintanya pertama kali," atau "Renungkan perbuatanmu di kamar karena telah memukul kakak."
Editors' Pick
4. "Jika kamu tidak merapikan mainanmu, maka kamu tidak akan bisa bermain di taman hari ini.”
Seorang anak dapat dengan cepat mengetahui apakah ancaman adalah ancaman nyata atau hanya ancaman kosong. Sehingga, penting untuk memberi anak peringatan bahwa Mama bersedia untuk benar-benar menindaklanjutinya.
Salah satu jenis peringatan terbaik dapat berupa pernyataan "jika…maka...." Misalnya katakan, “Jika kamu tidak merapikan mainanmu sekarang, maka kamu tidak akan bisa pergi ke taman hari ini.” Kemudian, serahkan kepada anak untuk membuat pilihan.
Jika ia tidak mendengarkan, ikuti peringatan yang Mama berikan padanya. Jangan berikan balita banyak peringatan. Karena ini bisa menyebabkan anak yang tidak nurut saat pertama kali Mama memintanya.
5. "Mama tahu ini sulit, tetapi Mama berharap kamu tetap melakukannya.”
Sebagai orangtua, Mama mungkin akan atau telah mendengar hal-hal seperti, "Itu tidak adil!" banyak kali. Penting untuk mengakui bahwa apa yang Mama minta mungkin terasa sulit bagi balita, tetapi buatlah harapan Mama jelas untuknya.
Selama harapan Mama adalah salah satu yang dapat dipenuhi oleh anak sesuai usianya, maka anak akan lebih mungkin melakukannya. Terlebih lagi ketika telah dijelaskan bahwa Mama memiliki keyakinan padanya.
Hindari berdebat, sebaliknya berikan pernyataan sederhana dan abaikan protes lebih lanjut tentang mengapa anak tidak boleh melakukan tindakan buruk, dan lebih pertegas tentang apa yang Mama harapkan ketika anak melakukan sebaliknya
6. “Terima kasih telah meletakkan piringmu di wastafel saat Mama pertama kali memintanya.”
Seringkali kata "disiplin" mengarah pada perilaku buruk atau kesalahan yang anak-anak lakukan. Namun perlu diingat bahwa disiplin tidak harus tentang menunjukkan kesalahan yang dilakukan si Kecil. Penting juga untuk memerhatikan hal-hal yang ia lakukan dengan baik.
Mama mungkin telah mengetahui bahwa memberikan apresiasi atau pujian dapat mendorong anak untuk mengulangi perilaku baiknya. Jadi, jangan lupa untuk memberi tahu anak bahwa Mama menghargainya ketika ia bermain dengan tenang, atau ketika melakukan tugas tanpa diminta.
7. "Setelah kamu selesai membersihkan kamarmu, kamu bisa bermain di luar."
Mungkin tergoda untuk mengingatkan anak dengan mengatakan, "Kamu tidak boleh bermain di luar sampai kamu membersihkan kamarmu." Namun, anak-anak dapat merespons paling baik ketika mereka tahu mereka bisa mendapatkan insentif positif.
Daripada memberi tahu anak apa yang tidak boleh ia lakukan, gunakan aturan disiplin positif seperti mengatakan, “Setelah selesai membersihkan kamar, kamu bisa bermain di luar.” Kemudian, serahkan pada anak untuk memutuskan kapan ia ingin membersihkan kamarnya.
Selain tugas-tugas, ini bekerja dengan baik untuk pekerjaan rumah. Katakan, "Kamu dapat menyaksikan televisi segera setelah PR-mu selesai."
Meskipun artinya sama dengan pernyataan yang diutarakan secara negatif, membingkainya dengan cara yang positif dapat memberi anak-anak pilihan yang lebih baik. Karena anak merasa bahwa ia dapat memperoleh hak istimewa untuk perilaku baiknya.
8. "Gunakan kakimu untuk berjalan"
Kebanyakan anak mendengar banyak hal tentang hal-hal yang tidak seharusnya mereka lakukan, seperti “Berhenti memukul dengan tongkat” dan “Jangan lari.” Namun, mengingatkan tentang perilaku baik yang ingin Mama lihat juga dapat membantu, alih-alih perilaku buruk yang ingin anak hentikan.
Jadi, alih-alih mengatakan, "Jangan lari," cobalah, "Gunakan kakimu untuk berjalan." Atau, daripada mengatakan, "Jangan berteriak," katakan, "Gunakan suara lembutmu."
Menunjukkan perilaku yang ingin Mama lihat lebih menekankan pada yang baik, daripada yang buruk. Dan itu bisa memotivasi anak untuk berperilaku lebih baik.
Itulah beberapa kalimat yang boleh digunakan saat mendisiplinkan anak. Meskipun Mama mungkin kesulitan untuk mengatasi perilaku buruk, kata-kata yang digunakan dapat menjadi kunci untuk membantu anak membuat pilihan yang lebih baik.
Yang terbaik adalah ketika pengasuh lain, seperti pasangan, anggota keluarga lainnya, guru, atau penyedia layanan penitipan anak, juga menggunakan frasa yang sama seperti Mama. Ketika mereka memperkuat respons Mama terhadap perilaku anak, itu memberikannya pesan yang konsisten.