Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang tumbuh cerdas. Hal ini membuat banyak orangtua menerapkan berbagai strategi pendidikan sejak usia anak masih muda.
Mama mungkin pernah mendengar pendidikan Montessori saat mencari tips pengasuhan, mainan, atau nama yang muncul selama percakapan tentang opsi taman kanak-kanak. Montessori sendiri adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada "mengikuti anak".
Misalnya, alih-alih memutuskan apa yang akan dipelajari anak-anak setiap hari, setiap anak memutuskan sendiri dengan memilih dari kegiatan yang disiapkan untuk mereka, khusus untuk usia dan tahap perkembangannya masing-masing.
Ini memungkinkan anak untuk belajar dengan kecepatannya sendiri, dan secara mandiri dapat menumbuhkan motivasi diri.
Prinsip Metode Pendidikan Montessori
Pexels/Yan Krukov
Montessori adalah metode pendidikan, yang dikembangkan oleh dokter asal Italia, Maria Montessori, pada awal 1900-an, sekitar 150 tahun yang lalu.
Dengan mengamati dengan cermat cara anak-anak bertindak, bermain, dan belajar, Maria Montessori memutuskan untuk membuat sekolah yang bertujuan untuk mendukung perkembangan alami mereka dengan mempertimbangkan pendekatan yang dipimpin oleh anak.
“Pendidikan Montessori adalah tentang membimbing anak-anak untuk belajar secara mandiri dan mencapai potensi unik mereka. Anak-anak memiliki kebebasan untuk terlibat dalam pengalaman belajar mereka sendiri dan guru Montessori (atau orangtua) ada untuk mendukung anak selama proses ini.” - Maria Montessori
Pendidikan Montessori bergantung pada beberapa prinsip dasar, ini dapat membantu Mama lebih memahami apa arti sebenarnya dari Montessori. Berikut bberapa prinsip dasar pendidikan Montessori yang dirangkum dari laman Anna in The House:
Menghormati anak
Setiap anak berbeda dan memiliki kecepatan perkembangan yang unik. Menurut Montessori, tidak ada perbandingan antara anak-anak, dan setiap anak menerima dukungan dan bantuan yang mereka butuhkan untuk berkembang.
Anak memiliki suara yang didengar dan dihormati. Jika seorang anak sangat tertarik pada sesuatu, dia dapat fokus pada hal itu daripada dipaksa melakukan hal-hal yang tidak dia minati dan karena itu mungkin tidak akan berhasil.
Pembelajaran alami
Maria Montessori percaya bahwa pikiran seorang anak menyerap lebi baik, dan bahwa mereka belajar sepanjang waktu.
Yang semua orang dewasa perlu lakukan adalah mengekspos anak untuk pengalaman dan lingkungan yang berbeda, serta memungkinkan anak untuk membangun pemahamanya tentang dunia.
Alih-alih banyak mainan, orangtua yang menerapkan metode pendidikan Montessori harus berinvestasi dalam barang-barang praktis untuk membantu balita mengenal dunia.
Lingkungan yang siap
Pembelajaran Montessori mencakup lima bidang utama pembelajaran: kehidupan praktis, sensorik, matematika, budaya, dan bahasa.
Anak-anak belajar dan mengajar dirinya sendiri melalui eksplorasi semua lima bidang ini, yang diprioritaskan berdasarkan pilihan dan preferensi.
Tanggung jawab orang dewasa adalah untuk mempersiapkan lingkungan dengan sumber daya dan alat yang diperlukan dan untuk mendorong anak-anak untuk secara bebas menemukan dunia di sekitarnya dan belajar dengan cara melakukannya langsung.
Siklus belajar yang tidak terputus
Di kelas Montessori, ada siklus belajar yang berlangsung sekitar 2-3 jam. Ini harus menjadi waktu yang tidak terputus sehingga setiap anak dapat melatih fokusnya.
Waktu yang lama ini juga memungkinkan anak untuk memilih materi dari berbagai bidang pembelajaran, menguasai tugas di bidang tertentu sebelum pindah ke bidang lain.
Seperti metode pembelajaran lain, tentu ada kelebihan dan kekurangan dalam Metode Montessori.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa kelebihan dan kekurangan pendidikan montessori untuk anak. Baca informasinya sampai habis ya Ma!
Kelebihan dari Metode Pendidikan Montessori
Jika pernah membaca tentang metode pendidikan Montessori, Mama mungkin akan tertarik setelah memahami metode pendidikan yang satu ini. Sistem pendidikan yang cenderung menginspirasi semangat anak dalam melakukan dan belajar.
Namun sebenarnya apa saja kelebihan dari pendidikan Montessori?
1. Melatih anak untuk mandiri
Pexels/Yan Krukov
Montessori adalah pendekatan yang dipimpin oleh anak, yang berarti anak belajar sejak usia dini untuk membuat pilihannya sendiri dan sebagian besar belajar sendiri untuk mencari tahu dunia di sekitarnya, dengan kecepatannya sendiri.
Entah itu belajar bagaimana menyusun teka-teki, membantu memasak, berpakaian, menuangkan segelas air, atau mencuci tangan.
Atau membangun keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah, bertahan, meminta bantuan saat dibutuhkan, dan secara terbuka mengomunikasikan kebutuhan dan keinginannya.
Di dalam kelas Montessori, guru hanya mendampingi dan membimbing anak, mereka kebanyakan mengamati dan tidak ikut campur, kecuali jika dipandang perlu.
Pendekatan ini memberi anak-anak kepercayaan diri yang besar bahwa mereka dapat berhasil dalam tugas apa pun yang dikerjakan. Ini juga mendorong anak untuk mengikuti kemajuan dan menilai sendiri pekerjaannya, tanpa tekanan atau perbandingan dari luar.
2. Disiplin diri
Pexels/Yan Krukov
Meskipun pada awalnya mungkin terlihat bahwa Montessori memberikan terlalu banyak kebebasan dengan menyebarkan aktivitas di sekitar ruangan, sebenarnya metode ini memiliki banyak aturan dan rutinitas.
Setelah mengerjakan materi yang diberikan, anak-anak juga harus belajar meletakkan mainannya kembali di rak terbuka, sehingga temannya dapat menemukannya di tempat awal dan menggunakannya.
Ada jadwal yang terdefinisi dengan baik, misalnya mencakup waktu belajar tanpa gangguan, waktu camilan, bermain di luar ruangan, makan siang, dan tidur.
Anak-anak yang terbiasa dengan aturan dan rutinitas ini, dapat belajar menghargainya, bahkan membantu anak-anak baru untuk mengikutinya. Dikombinasikan dengan kemandirian dan latihan, itu mengajarkan mereka disiplin diri.
3. Keterampilan sosial
Pexels/Yan Krukov
Model Montessori menyiratkan memiliki kelompok anak multi-usia, yang biasanya berlangsung lebih dari 3 tahun, misalnya, 0-3 tahun, 3-6 tahun. Hal ini memungkinkan pembelajaran peer-to-peer, yang memberikan manfaat besar.
Anak-anak yang lebih muda belajar dengan mengamati dan terus berlatih secara mandiri. Anak-anak yang lebih besar melatih keterampilan seperti kepemimpinan dan mengembangkan nilai-nilai dengan membantu teman-temannya yang lebih muda.
Editors' Pick
4. Cinta untuk belajar dan fokus
Pexels/Artem Podrez
Montessori memiliki pendekatan pembelajaran langsung, di mana setiap anak memilih dengan bebas materinya dan mengerjakannya sampai mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri. Anak tidak merasa tertekan dalam hal apapun, sehingga belajar menjadi suatu kesenangan.
Hasilnya, tanpa tekanan apa pun, seorang anak dapat tetap fokus. Bahkan jika anak belum menguasai beberapa keterampilan, ia dapat menilai kemajuannya dan mempertahankan rasa ingin tahu. Ini akan menimbulkan rasa keinginan untuk kembali lagi keesokan harinya.
5. Aktivitas yang disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak
Freepik/master1305
Semua mainan dan bahan Montessori sederhana, tetapi menantang dan memungkinkan pengulangan dan membantu mengembangkan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan kognitif.
Semua perabotan dan peralatan di ruang kelas Montessori ditempatkan setinggi anak-anak, sehingga mereka dapat dengan mudah mencapai semua yang dibutuhkan untuk bekerja, bermain, makan, atau mengurus diri sendiri.
Beberapa kelas yang menerapkan metode pendidikan Montessori memiliki lingkungan rapi, bersih, dengan banyak cahaya dan banyak ruang untuk pergerakan bebas.
Kekurangan dari Metode Pendidikan Montessori
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa setiap pengalaman di Montessori akan menjadi pengalaman yang baik. Di satu sisi, guru, teman sekelas, dan administrasi sekolah dapat secara serius memengaruhi pengalaman Mama dan anak menjadi lebih baik.
Dan di sisi lain, ada beberapa aspek Montessori yang mungkin dapat menimbulkan masalah bagi sebagian orangtua. Berikut adalah beberapa kekurangan dari metode pendidikan Montessori:
1. Dapat mengeluarkan biaya lebih tinggi
Pexels/Karolina Grabowska
Institusi Montessori bisa memiliki harga yang tinggi karena beberapa alasan. Sekolah Montessori bersifat pribadi dan bahan yang digunakan di ruang kelas mengikuti standar kualitas tertentu yang tentunyta memerlukan biaya lebih tinggi.
Pelatihan guru Montessori juga mahal, karena guru reguler tidak bisa begitu saja datang dan mengajar di sekolah Montessori tanpa pelatihan tambahan dan mengubah pola pikir dan teknik mereka.
Mainan dan bahan Montessori juga menghindari plastik, dan seringkali menggunakan kayu. Mainan kayu secara alami lebih mahal daripada mainan plastik, sehingga biayanya naik secara otomatis.
2. Struktur ruang kelas yang terbuka dapat menakutkan bagi sebagian anak
Pixabay/publicdomainpictures
Anak-anak cenderung menyukai rutinitas dan struktur, bahkan pembatas fisik meja yang berjejer bisa menjadi kenyamanan bagi siswa tertentu.
Namun sebaliknya, ruang kelas Montessori dibangun untuk memungkinkan pergerakan dan perubahan, dan para guru cenderung lebih banyak membimbing daripada menginstruksikan secara langsung.
Meskipun ini mungkin bukan hambatan yang tidak dapat diatasi, ini pasti sesuatu yang perlu diingat bagi orangtua dengan anak-anak yang kesulitan secara sosial.
Meski ruang kelas tradisional memungkinkan lebih sedikit kebebasan bagi siswa, tetapi juga dapat memastikan lingkungan kelas yang terasa teratur, aman, dan rutin.
3. Kurikulumnya yang lebih longgar
Pexels/Cottonbro
Beberapa orangtua memiliki kekhawatiran tentang kurangnya kurikulum yang terdefinisi dengan baik dan anak-anak memiliki terlalu banyak kebebasan untuk memilih.
Mereka mungkin khawatir bahwa anak-anak tidak akan belajar banyak dengan pendekatan seperti ini, karena tidak setiap anak dapat belajar tanpa instruksi.
Meskipun tidak ada kurikulum tertulis untuk diikuti anak-anak, fakta bahwa seorang anak bisa lebih tertarik pada satu bidang daripada di bidang lain, adalah sesuatu yang harus disetujui jika memilih mendaftarkan anak pada kelas Montessori.
Misalnya jika anak tidak menyukai matematika, ia tidak akan melakukannya, sehingga dalam beberapa aspek dapat tertinggal dari anak-anak lain yang bersekolah di sekolah tradisional.
Meski subyek diusulkan dan disajikan, tetapi seorang anak di kelas Montessori tidak pernah ditekan untuk mengembangkan keterampilan tertentu.
Di sisi lain, beberapa orangtua melihat terlalu banyak struktur dalam pendidikan Montessori, dengan sedikit fleksibilitas. Itu tergantung pada apa yang nyaman dan dapat diterima oleh setiap keluarga.
Jika Mama membangun sebuah keluarga yang sering bepergian dan tidak menyukai jadwal, maka pendidikan Montessori mungkin bukan untuk anak.
4. Fokus pada kemandirian tak selamanya memberikan dampak baik
Pexels/RODNAE Productions
Beberapa orangtua mungkin melihat bahwa mendorong banyak kemandirian pada balita adalah kerugian.
Membina kerja mandiri menimbulkan kekhawatiran pada anak-anak ketika mereka mengalami kesulitan bekerja dalam tim dan berkolaborasi di kemudian hari. Selain itu, seringkali lebih sulit bagi anak-anak di kelas Montessori untuk mengikuti aturan berbeda yang biasa mereka lakukan.
Baik untuk diingat, bahwa mendorong anak untuk melakukan sesuatu secara mandiri membutuhkan banyak kesabaran dan bimbingan, dan mungkin ini membuatnya lebih cepat melepaskan tangan Mama saat berjalan-jalan.
5. Tidak dapat diakses oleh semua anak-anak
Freepik
Bagi sebagian orangtua, pendidikan Montessori telah dianggap istimewa untuk anak-anak yang memiliki latar belakang ekonomi yang tinggi. Meskipun ini jauh dari visi asli Maria untuk menerapan metode Montessori, sayangnya ini adalah norma.
Karena filosofi pendidikan ini memutarbalikkan kurikulum sekolah umum tradisional, sebagian besar program Montessori bersifat privat, membebankan biaya sekolah dan mengatur penerimaan siswa.
Hal ini membuat sangat sulit bagi keluarga yang berpenghasilan rendah untuk mendaftarkan anak pada sekolah dengan metode ini.
Nah itulah beberapa kelebihan dan kekurangan pendidikan montessori untuk anak. Filosofi Montessori adalah cara hidup, bukan hanya metode pendidikan karena mencakup segala hal, termasuk perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak.
Jadi, sebelum Mama memutuskan, ingatlah bahwa Mama harus merasa nyaman dengan apa yang diajarkan oleh pendidikan Montessori dan bagaimana hal itu akan mendidik serta membentuk anak di masa depan.