Ini Ma, 5 Kenakalan pada Anak yang Tidak Boleh Dibiarkan
Anak bisa menganggapnya sebagai perilaku "normal" yang diperbolehkan
26 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak yang masih kecil memang belum mampu membedakan mana perilaku yang baik dan yang buruk. Tak jarang, si Kecil bisa saja bertindak nakal untuk mencari perhatian Mama atau untuk mendapatkan hal yang diinginkannya.
Kenakalan pada anak tidak dapat dibiarkan, karena ini membuat anak merasa perilaku yang dilakukannya adalah “normal” selama tak ada perlawanan dari orangtua. Namun sayangnya, masih banyak lho orangtua yang memaklumi kenakalan anaknya.
Ini juga menjadi tugas orangtua untuk menanamkan etika dan norma pada anak sejak dini.
Dilansir dari VeryWell Family and Parents, berikut Popmama.com akan membahas lima kenakalan anak yang tidak boleh dibiarkan oleh orangtua.
1. Melakukan tindakan agresif yang mengarah pada perundungan
Banyak orangtua yang khawatit jika anak menjadi korban perundungan, dan Mama berusaha semaksimal mungkin agar anak juga terhindar dari perilaku tersebut. Namun, tak banyak yang tahu bagaimana jika anak ternyata yang menjadi pelaku perundungan.
Walaupun masih berusia dini, perundungan tetap dapat ditunjukkan dari sikap kejam dan agresif terhadap temannya, seperti memukul, menggigit, menendang, merebut mainan, dan lain-lain. Bicaralah segera jika Mama mencurigai atau mengetahui si Kecil terlibat dalam perilaku agresif yang mengarah pada perundungan, bahkan seperti mengganggu dan menghina. Cari tahu mengapa ia melakukan hal tersebut.
Serta tak lupa bicarakan tentang mengapa perundungan benar-benar tidak dapat diterima dan berbahaya bagi korban maupun pelaku.
Editors' Pick
2. Berbohong
Tak dapat dipungkiri, setiap anak tentu pernah berbohong di beberapa situasi, anak yang masih sangat muda seringkali tak dapat membedakan antara berbohong dan permainan imajinasi.
Namun, seiring bertambahnya usia anak-anak, terkadang ia bisa dengan sengaja berbohong karena alasan tertentu. Misalnya seperti untuk menutupi masalah, menghindari tanggung jawab, dan lain-lain.
Ketika Mama sering mendapati anak yang terbiasa berbohong, segera ambil langkah untuk mencari tahu apa yang ada di balik perilakunya. Kemudian, jelaskan pada si Kecil bahwa berbohong bisa sangat membahayakan diri sendiri dan Mama ingin agar anak bersikap lebih jujur.
3. Membesar-besarkan suatu cerita
Selain berbohong untuk menutupi sesuatu, Mama juga tidak boleh membiarkan anak yang suka membesar-besarkan suau cerita. Sebab ini dapat membuat anak otomatis berbohong, sebagai cara termudah untuk membuat dirinya terlihat lebih baik.
Tak hanya itu, membesarkan suatu cerita dapat membuat si Kecil terbiasa menghindari melakukan sesuatu yang tidak ingin dia lakukan, atau mencegah dimarahi orangtua.
Untuk menghentikan kenakalan ini, ajarkan anak bahwa tidak boleh mengakui sesuatu yang tidak dimiliki atau belum pernah dilakukan pada orang lain. Beri tahu anak bahwa jika ia tidak mengatakan yang sebenarnya, orang lain akan tidak akan percaya apa yang ia katakan di kemudian hari.
4. Bersikap jahil dan kasar
Tentu Mama sudah tahu bahwa harus segera turun tangan ketika anak memukul teman bermainnya. Namun, Mama juga tidak boleh mengabaikan tindakan “jahil” yang lebih halus seperti mendorong atau mencubit.
Sebab, jika Mama tidak turun tangan, perilaku ini bisa berkembang menjadi kebiasaan kasar yang mengakar. Selain itu, membiarkan perilaku ini bisa mengirimkan pesan pada anak bahwa menyakiti orang lain adalah hal yang bisa diterima.
Untuk menghentikannya, hadapi perilaku agresif anak apda saat itu juga. Jauhkan anak dari situasi dan katakan bahwa perilaku tersebut menyakiti temannya, dan bayangkan bagaimana rasanya jika orang lain melakukan itu padanya.
Beri tahu bahwa tindakan apapun yang menyakiti orang lain, tidak diperbolehkan. Setiap kali anak bermain, ingatkan bahwa ia tidak boleh bermain kasar, dan bantu anak mempraktikkan apa yang boleh dikatakan ketika ia marah tanpa melampiaskannya dengan emosi.
5. Mengabaikan ucapan orangtua
Memberi tahu si Kecil berulang kali untuk melakukan sesuatu, mengirimkan pesan bahwa tidak apa-apa untuk mengabaikan orangtua. Mengingatkan anak berulang kali juga membuat anak mengunggu “disuruh” lagi daripada memerhatikan saat pertama kali diberi tahu.
Sikap seperti ini sebenarnya disebabkan oleh permainan kekuatan, jika Mama membiarkan perilaku ini berlanjut, kemungkinan besar si Kecil menjadi pemberontak dan suka mengontrol orang lain.
Sebagai solusinya, dekati anak dan katakan padanya apa yang perlu dilakukan. Minta ia melihat saat Mama berbicara dan langsung menanggapinya saat itu juga.
Nah itulah beberapa kenakalan pada anak yang tidak boleh dibiarkan. Jadi, stop membiarkan kenakalan anak. Sejak kecil, anak dapat membuat pilihan yang baik, tergantung bagaimana cara Mama mengarahkan anak pada perilaku yang lebih positif.
Salah satunya adalah dengan menumbuhkan keinginan dari diri anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.