Kenali Modifikasi Perilaku yang Menjadi Cara Mendisiplinkan Balita
Modifikasi perilaku dapat diterapkan pada anak dengan ADHD, autisme, atau gangguan pemberontak
4 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang sopan santun dan berperilaku positif. Namun tak sedikit anak yang berjuang untuk membangun sikap tersebut. Mendisiplinkan anak ketika melakukan tindakan negatif sering menjadi pilihan orangtua dalam membentuk sikap positif pada anak.
Salah satu cara untuk mendisiplinkan seorang anak sejak usia dini adalah modifikasi perilaku. Teknik disiplin ini didasarkan pada gagasan bahwa perilaku yang baik harus mengarah pada konsekuensi positif dan perilaku buruk harus mengarah pada konsekuensi negatif.
Selain efektif untuk anak-anak kecil, pendekatan ini sering digunakan untuk mendisiplinkan anak-anak dengan ADHD, autisme, atau gangguan pemberontak oposisi.
Bagaimana cara menerapkan cara disiplin modifikasi perilaku ini pada balita? Simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum berikut di bawah ini ya, Ma!
Apa Itu Modifikasi Perilaku?
Dilansir dari Better Help, modifikasi perilaku adalah proses mengubah pola perilaku manusia dalam jangka panjang dengan menggunakan berbagai teknik motivasi, terutama konsekuensi (penguatan negatif) dan penghargaan (penguatan positif).
Tujuan utamanya adalah untuk menukar perilaku yang tidak menyenangkan, bermasalah, atau tidak menyenangkan dengan perilaku yang lebih positif dan diharapkan.
Modifikasi perilaku juga sering digunakan untuk mengobati gangguan obsesif-kompulsif (OCD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Autisme, ketakutan irasional, gangguan kecemasan umum, dan gangguan kecemasan perpisahan.
Modifikasi perilaku melibatkan strategi disiplin yang hukuman positif dan juga hukuman negatif. Selain itu juga melibatkan strategi penguatan, yang termasuk penguatan positif, dan penguatan negatif. Seperti apa penerapannya?
Simak informasinya di bawah ini!
Kenali Macam-Macam Strategi Disiplin
Strategi disiplin termasuk dalam hukuman positif atau negatif. Hukuman positif melibatkan menambahkan konsekuensi, sedangkan hukuman negatif melibatkan mengambil sesuatu. Kenali perbedaannya di bawah ini yuk!
1. Hukuman positif
Mama mungkin bertanya-tanya mengapa hukuman disebut "positif", padahal hukuman umumnya digunakan untuk menghentikan perilaku negatif.
Dilansir dari Very Well Family, dalam modifikasi perilaku, istilah hukuman positif melibatkan penambahan konsekuensi yang akan menghalangi anak untuk mengulangi perilaku tersebut di waktu lain. Contoh spesifik dari hukuman positif meliputi:
- Memberi anak tugas ekstra sebagai konsekuensi berbohong ketika ditanya apakah mereka sudah membersihkan kamar
- Memberitahu seorang anak untuk menulis surat permintaan maaf setelah ia menyakiti perasaan seseorang
- Bersikeras kepada seorang anak untuk melakukan tugas rumah miliki saudaranya setelah ia menyakiti saudaranya
Editors' Pick
2. hukuman negatif
Sedangkan, hukuman negatif melibatkan orangtua mengambil hak atau sesuatu. Contohnya termasuk menghilangkan hak istimewa atau menghilangkan perhatian positif. Contoh spesifik dari hukuman negatif meliputi:
- Secara aktif mengabaikan perilaku anak yang mencari perhatian
- Menempatkan anak pada "waktu tenang" sehingga ia tidak menerima perhatian positif apapun
- Mengambil hak istimewa elektronik anak yang menolak mematikan televisi saat diminta
Kenali Macam-Macam Strategi Penguatan?
Sama seperti strategi disiplin yang melibatkan konsekuensi, penguatan adalah sebuah strategi untuk mendorong atau mencegah seorang anak melakukan perilaku tertentu. Seperti hukuman, penguatan bisa positif atau negatif.
Seperti apa contoh strategi penguatan?
1. Penguatan positif
Penguatan positif mengacu pada pemberian sesuatu kepada balita yang dimaksudkan untuk memperkuat perilakunya yang baik. Mendisiplinkan anak yang sebagian besar bergantung pada penguatan positif biasanya sangat efektif
Contoh penguatan positif termasuk pujian, sistem penghargaan, atau sistem pengumpulan stiker. Selain itu, ada contoh spesifik lain dari penguatan positif, yang meliputi:
- Mengatakan, "Kerja bagus mencuci piringmu sendiri bahkan sebelum Mama meminta!"
- Mengizinkan seorang anak mendapatkan waktu untuk bermain di tabletnya, karena telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya lebih cepat
- Memberi kesempatan pada anak untuk menyaksikan televisi di malam hari pada akhir pekan karena telah mengumpulan target stiker
2. Penguatan negatif
Penguatan negatif adalah ketika seorang anak termotivasi untuk mengubah perilakunya karena itu akan menghilangkan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penguatan negatif terjadi ketika anak menghentikan perilaku buruknya karena dimarahi (penguat negatif) oleh orangtuanya. Namun, perlu diingat bahwa penguatan negatif ini tak dianjurkan dengan anak-anak karena kurang efektif daripada penguatan positif.
Contoh spesifik dari penguatan negatif meliputi:
- Seorang anak terlibat pertengkaran dengan teman-temannya di taman bermain. Dan Mama mulai menemani anak bermain setiap hari. Sehingga anak mulai berperilaku baik agar Mama tidak akan menunggunya saat bermain di taman.
- Mama memarahi anak karena tidak merapikan mainan setelah bermain. Kemudian anak merapikan mainannya untuk membuat omelan berhenti.
Setelah mengetahui apa saja strategi disiplin dan strategi penguatan, Mama juga perlu tahu bagaimana cara menerapkan modifikasi perilaku ini agar efektif pada setiap anak.
Cara Menerapkan Modifikasi Perilaku untuk Mendisiplinkan Anak
Tentu, Mama tidak bisa selalu memaksa anak untuk mengubah perilakunya, tetapi Mama bisa mengubah situasi agar anak lebih termotivasi untuk berubah.
Modifikasi perilaku adalah tentang memodifikasi lingkungan sedemikian rupa sehingga anak memiliki lebih banyak insentif untuk mengikuti aturan. Berikut adalah cara menerapkan modifikasi perilaku untuk mendisiplinkan seorang anak:
- Konsistensi adalah kunci untuk membuat modifikasi perilaku efektif. Jika Mama memuji anak karena melakukan tugas-tugasnya, selalu terapkan hal ini agar perilakunya tertanam menjadi kebiasaan. Setelah jadi kebiasaan, Mama juga dapat secara bertahap menghapus pujian dari waktu ke waktu.
- Konsekuensi negatif juga harus konsisten. Jika anak hanya diberikan konsekuensi sesekali saja, maka konsekuensi ini tidak akan efektif. Anak perlu menghadapi konsekuensi setiap kali melakukan perilaku yang tidak diinginkan.
- Orang dewasa harus bersatu. Modifikasi perilaku juga bekerja paling baik ketika setiap orang dewasa di rumah bekerja sama sebagai sebuah tim. Jika Mama, Papa, atau pengasuh lainnya menggunakan konsekuensi dan penghargaan yang sama, perilaku positif anak kemungkinan akan berubah lebih cepat dan positif.
Nah itulah beberapa informasi seputar mendisiplinkan anak dari memodifikasi perilakunya. Ingatlah bahwa modifikasi perilaku harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik anak. Penting untuk mencoba berbagai strategi pendisiplinan.
Strategi yang bekerja dengan baik untuk satu anak mungkin tidak bekerja dengan yang lain.
Baca juga:
- Bukan Memukul, ini 8 Cara Mendisiplinkan Anak yang Lebih Efektif
- Bagaimana Cara Mendisiplinkan Anak dengan Lembut? Yuk Cari Tahu!
- Kenali 5 Teknik Mendisiplinkan Anak yang Bisa Orangtua Terapkan