Kenali Penyebab dan Gejala Pembesaran Adenoid pada Balita
Menyebabkan rasa tidak nyaman pada tenggorokan si Kecil
7 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, kesehatan si Kecil adalah yang paling penting bagi Mama, dan Mama akan melakukan hal apapun untuk memastikan bahwa anak tetap sehat dan bugar. Namun, masalah kesehatan merupakan hal biasa dan dapat mengganggu kehidupan anak dimanapun dan kapanpun.
Salah satu kondisi yang dapat memengaruhi kesehatan anak adalah adenoid yang membesar. Adenoid dan amandel sering dibicarakan bersama, dan merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh anak. Tapi saat meradang, kondisi ini bisa menyakitkan bagi anak.
Jika Mama belum pernah mendengar tentang kondisi ini sebelumnya, Mama mungkin memiliki pertanyaan penyebab dan gejala dari pembesaran adenoid.
Pada artikel ini, Popmama.com akan mencoba menjawab beberapa pertanyaan umum tentang adenoid yang membesar pada balita. Baca terus!
1. Adenoid sebenarnya berfungsi sebagai sistem kekebalan dan membantu tubuh melawan infeksi
Adenoid adalah jaringan yang terletak di bagian belakang rongga hidung. Jaringan ini berperan aktif dalam melindungi dan menjaga kesehatan, dengan cara menjebak bakteri dan virus berbahaya yang akan terhirup atau tertelan.
Namun terkadang, saat melakukan fungsinya, adenoid bisa bermasalah dan akibatnya, membesar dan terinfeksi. Amandel dan adenoid adalah bagian dari sistem kekebalan dan membantu tubuh melawan infeksi.
Mereka sama-sama membantu melawan infeksi dan menghasilkan antibodi. Amandel terletak di bagian belakang tenggorokan dan bisa terlihat saat mulut terbuka cukup lebar. Sedangkan Adenoid terletak dibagian atas rongga hidung dan tidak mudah dilihat.
2. Penyebab munculnya atau pembesaran adenoid pada balita
Adenoid ada sejak lahir dan mulai tumbuh dalam ukuran anak diantara usia 3 dan 5 tahun. Setelah itu, mulai menyusut pada sekitar usia 7 tahun dan hampir tidak ada di masa dewasa.
Alasan utama pembesaran adenoid pada balita adalah infeksi. Beberapa faktor risiko termasuk alergi dan polusi, mengakibatkan infeksi kronis pada adenoid. Biasanya, adenoid kembali ke ukuran normalnya setelah infeksi mereda, tetapi dalam beberapa kasus, mereka mungkin tetap membesar.
Editors' Pick
3. Gejala pembesaran adenoid pada balita yang harus Mama perhatikan
Adenoid yang membesar memiliki gejala yang dapat mudah Mama lihat, jika waspada terhadap tanda-tanda serta keluhan yang anak rasakan.
Berikut beberapa gejala pembesaran adenoid pada balita:
- Mendengkur
- Kesulitan dalam bernafas
- Kesulitan menelan
- Radang dlm selaput lendir
- Sakit tenggorokan
- Infeksi telinga tengah
- Bernapas melalui mulut
- Pilek
- Infeksi telinga, hidung dan tenggorokan yang sering
4. Proses diagnosa dan pilihan perawatan untuk mengatasi adenoid
Dokter spesialis THT akan memeriksa gejala anak dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah adenoid membesar. Dokter mungkin akan menggunakan alat dengan kamera terpasang di ujungnya dan memasukkannya melalui hidung untuk memeriksa lebih dekat.
Jika terjadi infeksi, dokter mungkin menyarankan tes darah untuk anak. Ada banyak pilihan pengobatan yang tersedia untuk merawat kelenjar gondok yang membesar pada balita.
Jika masalahnya tidak parah, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengatasinya.
Semprotan steroid hidung diresepkan untuk mengurangi pembengkakan karena obat antiinflamasi normal mungkin tidak cukup kuat untuk menguranginya.
Dalam kasus infeksi kronis dan sinusitis berulang, dokter mungkin merekomendasikan adenoidektomi. Adenoidektomi merupakan operasi pengangkatan adenoid.
Operasi ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa:
- Hidung tersumbat
- Perdarahan minor
- Telinga terasa sakit
- Sakit tenggorokan.
Walaupun memiliki efek samping, proses pengangkatan ini tergolong sederhana dan risiko terjadinya efek samping sangat kecil. Namun, sebaiknya Mama tetap berkonsultasi secara langsung dengan dokter terkait apakah anak memerlukan operasi atau tidak.
5. Alternatif pengobatan adenoid untuk mengurangi pembengkakan yang tidak terlalu parah
Terdapat beberapa pengobatan rumahan yang bisa dicoba untuk mengurangi pembengkakan. Pengobatan ini mungkin berhasil jika kasus pembesaran adenoid yang terjadi tidak terlalu parah. Pengobatan ini termasuk berkumur dengan air hangat, air asin, dan minuman hangat lainnya, kunyit, dan bahkan fenugreek.
Namun sebaiknya, sebelum Mama meminta si Kecil melakukan pengobatan ini, tanyakan kepada dokter untuk memastikan apakah ini sesuai untuk kondisi kesehatan anak.
6. Perawatan yang harus diikuti agar anak cepat sembuh
Setelah anak menerima perawatan yang tepat, ada beberapa tips perawatan yang harus diikuti agar si Kecil lekas pulih:
- Mungkin ada rasa sakit yang dialami anak, dan dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri. Pastikan untuk mengikuti dosisnya sehingga anak mengalami rasa sakit paling ringan.
- Pastikan anak mengonsumsi banyak cairan dan makanan bergizi. Mama bisa memulai dengan makanan lunak selama beberapa hari pertama dan kemudian beralih ke makanan yang lebih mengenyangkan.
- Hindari memberikan makanan panas atau berminyak dan camilan renyah kepada anak selama beberapa minggu. Tenggorokan perlu dirawat dengan baik agar pemulihan bisa cepat dan dengan sedikit rasa tidak nyaman.
- Pastikan anak menyikat gigi dan membersihkan mulutnya dua kali sehari untuk menurunkan kemungkinan infeksi. Berkumur dan membuang ingus harus dihindari untuk minggu pertama pasca perawatan.
- Batasi jumlah aktivitas untuk beberapa hari pertama. Istirahat dan pemulihan sangat penting pada tahap ini. Anak dapat memilih untuk kembali ke sekolah dalam waktu sekitar tiga hingga lima hari.
7. Komplikasi yang terjadi jika anak tidak segera mendapatkan perawatan yang tepat
Jika anak tidak segera mendapatkan perawatan yang tepat, pembesaran adenoid dapat menimbulkan komplikasi, yaitu sebagai berikut:
- Infeksi telinga kronis, jika sudah parah maka bisa hilang pendengaran
- Sinusitis
- Penurunan berat badan
- Sleep apnea
Komplikasi juga dapat disebabkan oleh operasi adenoidektomi. Segera temui dokter ketika setelah operasi jika si Kecil mengalami gejala berupa:
- Terdapat darah di air liur
- Keluar darah dari mulut atau hidung
- Sesak napas hingga menimbulkan bengek atau mengi
Nah itulah informasi seputar pembesaran adenoid pada balita. Banyak balita mungkin mengalami pembengkakan adenoid, tetapi Mama tidak perlu khawatir jika kondisinya tidak parah. Namun, tanda dan gejalanya penting untuk diwaspadai agar perawatan dapat diberikan pada waktu yang tepat.
Baca juga:
- Penyebab Penyakit Ginjal pada Anak dan Apa Dampaknya
- 7 Jenis Penyakit Kulit yang Sering Menyerang Anak
- Wajib Waspada, 5 Penyakit Berbahaya yang Mematikan bagi Anak