Kenali Penyebab dan Gejala Rabun Jauh pada Balita
Anak perlu melakukan pemeriksaan mata rutin lho, Ma!
5 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting saat masa-masa anak mengenali lingkungannya Miopia yang juga dikenal sebagai rabun jauh, adalah gangguan penglihatan yang sangat umum yang biasanya didiagnosis sebelum usia anak mencapai 20 tahun.
Gangguan ini dapat memengaruhi penglihatan jarak jauh anak. Anak mungkin dapat melihat objek yang dekat dengan baik, ia tetapi kesulitan melihat objek yang jauh, seperti saat menonton televisi dan melihat pemandangan.
Miopia mungkin menjadi lebih buruk selama masa kanak-kanak dan remaja, tetapi dapat diatasi dengan pemberian kacamata. Cari tahu penyebab dan gejala rabun jauh pada balita di artikel Popmama.com yang satu ini!
1. Miopia menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk melihat objek yang jauh
Seorang anak yang mengidap miopia atau disebut juga rabun jauh mengalami kesulitan untuk melihat benda yang jauh, tetapi dapat melihat benda yang dekat dengan jelas.
Misalnya, anak yang mengalami rabun jauh mungkin tidak dapat melihat televisi dengan jelas walaupun hanya beberapa meter di depannya.
Miopia mempengaruhi persentase populasi yang signifikan. Namun, gangguan ini mudah diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi.
2. Penyebab rabun jauh atau miopia pada anak
Jika anak mama menderita miopia, bola matanya sedikit lebih panjang dari biasanya dari depan ke belakang. Sinar cahaya untuk menampilkan objek yang dilihat hanya fokus di depan, bukan langsung ke retina, bagian mata yang peka cahaya.
Ketika hal ini terjadi, objek di kejauhan tampak buram dan tidak jelas. Miopia progresif atau rabun jauh juga sebagian besar disebabkan oleh genetika. Anak bisa mewarisi miopia dari orangtuanya.
Cara anak menggunakan matanya juga dapat mempengaruhi perkembangan miopia. Dilansir dari Medicinenet.com, studi terbaru menemukan adanya hubungan miopia dengan melakukan pekerjaan mendetail atau dari dekat, seperti membaca buku terlalu dekat.
Lensa kontak multifokal atau kacamata, dan obat tetes mata seperti atropin, gel pirenzepine, atau siklopentolat telah ditemukan membantu memperlambat perkembangan miopia pada anak-anak.
Namun, memberikan dosis yang berlebihan dapat menyebabkan penglihatan kabur, kepekaan terhadap cahaya dan mungkin beberapa gatal dan ketidaknyamanan.
Editors' Pick
3. Gejala miopia yang muncul pada anak
Jika anak mengalami rabun jauh, anak mungkin memiliki salah satu atau beberapa gejala di bawah ini:
- Objek yang jauh terlihat kabur atau tidak jelas.
- Objek dekat tampak jelas.
- Sakit kepala.
- Ketegangan mata.
- Menyipitkan mata.
- Kelelahan saat bermain, berolahraga, atau saat melihat objek yang jauh hanya beberapa meter darinya.
Beberapa gejala tambahan miopia yang harus diperhatikan pada anak, meliputi:
- Sulit belajar
- Memiliki perhatian yang singkat pada objek sekitarnya
- Mendekatkan benda-benda ke wajah.
Sebagian besar kasus miopia ringan dan mudah diatasi dengan kacamata, lensa kontak, atau operasi. Namun, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, gangguan justru berkembang lebih parah.
Miopia tinggi: Jenis rabun jauh tingkat tinggi disebut miopia tinggi. Ini terjadi ketika bola mata anak tumbuh lebih panjang dari yang seharusnya. Miopia tinggi biasanya didefinisikan sebagai miopia dengan kelainan refraksi lebih besar dari -6.
Miopia tinggi dapat diperbaiki dengan kacamata atau lensa kontak, dan dalam beberapa kasus, operasi refraksi, tergantung pada tingkat keparahannya. Miopia tinggi dapat meningkatkan risiko anak mengembangkan kondisi penglihatan yang lebih serius di kemudian hari, seperti katarak, retina terlepas, dan glaukoma.
Komplikasi miopia tinggi yang tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan, sehingga pemeriksaan mata secara rutin sangat penting.
Miopia degeneratif: Jenis miopia yang cukup langka namun serius,namun biasanya dimulai pada anak usia dini adalah miopia degeneratif. Jenis ini dapat merusak retina dan merupakan penyebab utama kebutaan pada anak.
4. Cara dokter mendiagnosis rabun jauh pada anak
Dokter dapat mendiagnosis rabun jauh pada anak, dengan menanyakan pada Mama bagaimana anak sering mengeluh sakit kepala, mata lelah, dan sering mengeluh kelelahan saat harus fokus pada sesuatu yang jaraknya lebih dari beberapa meter.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan tentang riwayat keluarga yang mempunya rabun jauh progresif atau kondisi mata lainnya, dan mulai melakukan pengecekan pada mata anak untuk menentukan gangguan serta seberapa parah rabun pada anak.
Pastikan anak diperiksa pada tahun pertama kehidupan, kemudian juga pada usia tiga tahun, dan setiap dua tahun setelahnya.
5. Cara mengatasi anak yang mengalami gangguan rabun jauh
Jika anak mempunyai gangguan rabun jauh, maka bisa diatasi dengan memakai kacamata. Jika usianya sudah beranjak remaja dan dewasa, maka bisa menggunakan lensa kontak. Kemudian, perlu diingat bahwa Mama berperan dalam mengajari anak untuk menjaga kebersihan kacamatanya dan memastikan anak memakainya dengan benar.
Saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut tentang miopia progresif pada anak dapat diperlambat. Namun, dilansir dari webmd.com beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan atropin yang dikombinasikan dengan lensa bifokal dapat memperlambat perkembangan miopia.
6. Cara mencegah rabun jauh pada anak
Jika anak memiliki gangguan rabun jauh yang diturunkan dari orangtua, maka gangguan ini tidak dapat dicegah sepenuhnya. Namun, ada beberapa langkah yang dapat Mama lakukan untuk meminimalkan dampaknya pada anak.
Yaitu dengan memastikan anak diperiksa sejak dini, terutama jika ada riwayat keluarga rabun jauh yang progresif atau kondisi mata lainnya. Jika Mama melihat anak tidak nyaman saat beraktifitas atau menonton televisi dari jarak normal, anak mungkin memiliki rabun jauh dan perlu pemeriksaan.
Masih dilansir dari webmd.com, studi menunjukkan bahwa aktivitas di luar ruangan dapat mengurangi perkembangan miopia, jadi dorong si Kecil untuk menghabiskan waktu di luar ruangan dan jauh dari gadget atau layar televisi untuk mengurangi risiko miopia semakin parah.
Nah itu dia Ma, penyebab dan gejala dari rabun jauh atau miopia pada anak. Atasi gangguan ini dengan pemberian nutrisi seperti Vitamin A, yang juga dilakukan bersamaan dengan menjaga jarak normal 30-40cm saat membaca buku dan bermain gadget, serta 3-4 meter saat menyaksikan televisi.
Jika anak mulai menunjukkan gejala rabun jauh, segera konsultasikan ke dokter mata anak agar mendapatkan penanganan yang tepat sebelum gejala semakin parah.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Cara Mengobati Mata Minus pada Anak Secara Alami
- Pertolongan Pertama Saat Anak Cedera Mata
- Bagaimana Cara Melentikkan Bulu Mata Anak Balita dengan Aman?