Kisah 2 Balita yang Terpaksa Pisah dengan sang Papa Selama Covid-19
Anak-anak masih balita, dan tidak ada yang tahu kapan akan bertemu lagi dengan sang Papa
14 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mewabahnya Covid-19 atau virus corona memang membawa kekhawatiran dan kecemasan seluruh warga dunia. Banyak orang yang mengurangi kegiatan di luar rumah agar tidak tertular virus dan menyebarkannya ke anak-anak dan lansia.
Salah satunya adalah Julie Edelstein yang merupakan seorang pemimpin redaksi majalah dan juga Mama dari dua anak laki-laki Joey berusia 5 tahun dan Gabriel berusia 3 tahun.
Hingga akhirnya ia menyadari sang Suami harus bekerja di malam hari karena ia merupakan Psikiater di rumah sakit terbesar kota New York yang merawat pasien yang memiliki komplikasi kesehatan mental dan untuk ke ruang kerjanya harus melewati ruang perawatan pasien.
Pertengahan bulan Maret, terjadi pelonjakan pasien di rumah sakit karena masyarakat kekurangan mendapatkan masker.
Lalu pada Jumat (10/4/2020), negara bagian New York memiliki hampir 160.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi. Jumlah ini melebihi negara-negara Eropa dengan dampak terparah seperti Italia dan Spanyol.
Gubernur New York Andrew Cuomo berulang kali telah mengatakan, bahwa kepadatan dan jumlah pengunjung asing menjadikan New York City tempat penyebaran ideal untuk penyakit menular.
Situasi yang semakin menghawatirkan membuat Mama dari kedua balita ini membuat sebuah keputusan sulit. Belum pernah sebelumnya ia melakukan ini. Meski tidak mudah, Julie Edelstein harus memisahkan anak-anaknya dari sang Papa.
Berikut Popmama.com telah merangkum kisah mengharukan selengkapnya di bawah ini.
Editors' Pick
1. Julie dan kedua anaknya berpindah saat Sang Suami dijadwalkan kerja di Ruang Gawat Darurat
Julie menceritakan kekhawatirannya ketika anak-anak dan suaminya berkumpul bersama saling berpelukan di sofa, kontak dekat tidaklah aman dan jika terus hidup di tempat yang sama, Sang Suami dapat membahayakan seluruh keluarga.
Ia dan suami mulai khawatir bagaimana merawat anak-anak yang masih kecil jika salah satu atau kedua orangtuanya terkena virus corona. Ditambah lagi, setahun yang lalu Julie sempat menderita infeksi saluran pernapasan yang berubah menjadi pneumonia yang serius sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Keesokan harinya, sang Suami dijadwalkan untuk bekerja di Ruang Gawat Darurat, di mana paparan virus lebih mudah menyebar.
Hal ini yang membuat Julie akhirnya pindah ke rumah Papanya yang telah berusia 70 tahun. Kondisi kesehatan satu-satunya orangtua yang ia miliki, ternyata membuatnya jadi lebih cemas lagi.
Namun ia merasa sedih karena anak-anaknya sudah beberapa hari belakangan tidak pernah pergi tanpa Papanya. Walaupun mereka senang untuk meninggalkan kota, tapi mereka tidak mengerti mengapa sang Papa tidak bisa datang menemui mereka.
2. Anak-anak sangat merindukan Papanya dan seringkali keluar rumah mencari keberadaan sang Papa
Kini ia sudah berpisah selama tiga minggu, dan kondisi kedua balita ini tetap sehat. Kedua anak laki-laki Julie sangat merindukan Papa mereka.
Gabriel, anaknya yang berusia 3 tahun kadang-kadang berjalan di sekitar rumah mencari Papanya dan bertanya keberadaannya.
Rasa rindunya sudah semakin sulit tertahan.
Tetapi umumnya, anak-anak tetap merasa bahagia, berlari di halaman belakang dan menari dan bernyanyi di dapur.
Kedua anak laki-lakinya datang seringkali meminta pelukan sepanjang hari, dan Julie senang menjadi bantal manusia untuk kedua anaknya.
Mengelola pengasuhan penuh waktu dan pekerjaan penuh waktu tidak diragukan lagi membuat stres, kacau, dan melelahkan, tetapi ia merasa beruntung memiliki pekerjaan yang di sukai, anak-anak yang sehat, keluarga yang membantu, dan punya tempat tinggal di luar New York.
Namun, situasinya jauh lebih sulit bagi sang Suami, dan bagi semua pekerja perawatan kesehatan yang mempertaruhkan hidup mereka dan harus kehilangan atau berpisah dengan keluarga mereka.
Kini Julie merasa kehilangan semua ruang pribadinya. Namun itu semua tak apa, selama ada anak-anaknya dalam pelukan sang Mama
3. Kedua anaknya sering video-call dengan sang Papa setiap malam untuk bermain game dan membacakan cerita
Sejak Julie meninggalkan New York, rumah sakit tempat kerja suaminya hampir seluruhnya didedikasikan untuk pasien Covid-19.
Departemen di mana suaminya bertugas, dilatih untuk ditugaskan di bagian perawatan darurat, ruang gawat darurat dan pengaturan perawatan kritis.
Namun, agar tetap terhubung dan bersikap positif, Julie dan suaminya sering melakukan video call setiap malam untuk bergabung saat menjelang tidur. Ia juga sering bermain game dan membacakan cerita walaupun hanya melalui video call.
Tantangan terbesarnya ia sudah hampir satu bulan terpisah dari orang yang ia cintai atau papa dari anak-anaknya.
Ia pun tidak dapat mengetahui apa yang terjadi beberapa bulan ke depan, sehingga harus membayangkan musim panas dan perayaan Hari Ayah namun hanya bersama keluarga intinya sendiri.
Julie pun berpesan, jika dunia sudah kembali pulih, ia akan menjadi orang yang berbeda dengan prioritas yang berbeda.
Ia akan meluangkan waktu untuk menghargai setiap waktu istimewanya bersama keluarga, walaupun mungkin kehidupan akan tidak akan pernah sama lagi. Namun ia berharap tidak selamanya akan buruk seperti saat ini.
Itulah kisah haru penuh perjuangan seorang mama yang memiliki 2 anak balita di masa pandemi Covid-19 saat ini. Dengan suami yang menjadi petugas medis penanganan virus corona, ia tidak bisa berkumpul bersama dalam waktu yang lama.
Bagi Mama dan keluarga yang masih bisa berkumpul bersama, manfaatkan waktu sebaik-baiknya karena di luar sana juga ada orang yang sulit sama seperti kamu, bahkan mungkin lebih rumit.
Baca juga:
- Tips agar si Kecil Hindari Menyentuh Wajah di Tengah Pandemi Covid-19
- 7 Potret Menghibur Anak-anak di Rumah Selama Karantina Covid-19
- Antisipasi Virus Corona, Inilah 5 Tips Membuat Anak Nyaman di Rumah