Mengapa Anak Lebih Mudah Terkena Flu pada Musim Dingin?
Cuaca dingin dan hujan deras tak selalu menjadi penyebabnya
8 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Musim hujan seringkali menyebabkan infeksi virus, yang menyebabkan pilek atau flu. Flu dapat menjadi gangguan biasa hingga bisa menjadi ancaman kesehatan yang serius.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, flu umumnya menjadi alasan utama anak-anak tidak sekolah dan orang dewasa tidak masuk kerja.
Meskipun sebagian besar kasus pilek dan flu biasa cenderung hilang dengan sendirinya, setiap tahun, flu diperkirakan membunuh 290.000 hingga 650.000 orang di seluruh dunia.
Lalu mengapa anak lebih mudah terkena flu pada musim dingin?
Untuk menjawab rasa penasaran Mama, Popmama.com akan membahas alasan selengkapnya di bawah ini. Yuk simak informasinya!
Editors' Pick
1. Anak menghabiskan lebih banyak waktu di ruang tertutup dan saling berdekatan satu sama lain
Bagi banyak orang, cuaca dingin memunculkan gambaran tentang minuman dan pakaian yang hangat, selimut yang tebal, hujan, salju, serta pilek dan flu. Tetapi apakah sebenarnya anak lebih rentan sakit di musim dingin?
Dilansir dari Healthline, para ahli mengatakan hujan mungkin bukan menjadi salah satu penyebabnya.
“Musim dingin adalah waktu ketika kita mengalami lebih banyak infeksi saluran pernafasan,” Dr. William Schaffner, seorang ahli penyakit menular di Universitas Vanderbilt di Tennessee, yang mengatakan kepada Healthline.
Selain itu Dr. William menambahkan bahwa infeksi saluran pernafasan lebih mudah ditransfer di musim dingin karena dua alasan. Yang pertama, anak menghabiskan lebih banyak waktu di ruang tertutup, berdekatan satu sama lain, sehingga memiliki kontak tatap muka yang lebih lama.
2. Kelembaban rendah di musim dingin yang membuat virus menguap di sekeliling anak
Alasan kedua berkaitan dengan kelembapan. Dr. William mengatakan, anggota keluarga dapat saling menularkan virus dari satu orang ke orang lain, yang biasanya berjarak 3 kaki dari satu sama lain yang disebut dengan zona pernapasan.
“Ketika kita berada di saat kelembaban rendah seperti di musim dingin, tampaknya membuat uap dari virus mengelilingi orang di rumah. Sehingga virus tetap berada di udara untuk waktu yang lama, dan orang didalamnya yang cukup dekat bisa menghirupnya. " ujar Dr. William.
Dilansir dari webmd.com, saat virus masih hidup dan di udara, mudah bagi orang untuk menghirupnya, melewati mata, hidung, atau mulut.