Pentingnya Pengendalian Diri pada Balita dan Cara Membangunnya
Pengendalian diri membantu anak dalam bersosialisasi
25 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pengendalian diri merupakan keterampilan yang penting dalam membantu anak di kehidupan sosial. Pengendalian diri membuat seorang anak bisa berhenti sejenak dan berpikir apa tindakan yang benar untuk dilakukan dalam sebuah situasi.
Terkadang, ketika anak tidak melakukan pengendalian, Mama mungkin akan mengatakan bahwa usia anak masih kecil dan belum mengerti. Maka dari itu, penting untuk mengajarkan anak untuk bertindak lebih sopan kepada orang lain.
Alhasil anak nantinya akan mampu berpikir sebelum bertindak untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, baik di lingkungan sosial, di komunitas, atau di tempat kerja.
Kali ini Popmama.com akan membahas seputar pengendalian diri pada anak dan mengapa hal itu membantu anak berkembang di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Jenis-jenis keterampilan pengendalian diri
Pengendalian diri mungkin tampak sederhana, tetapi ini adalah keterampilan yang kompleks. Pengendalian diri adalah sekelompok keterampilan yang memungkinkan anak dalam mengelola pikiran, tindakan, dan emosi mereka sehingga dapat menyelesaikan berbagai hal.
Dilansir dari understood.org, ada tiga jenis pengendalian diri:
- Kontrol impuls
- Kontrol emosional
- Kontrol gerakan
Editors' Pick
2. Pengendalian diri anak berkembang seiring waktu bertambahnya usia
Memiliki pengendalian diri membantu anak di semua bidang kehidupan, termasuk dalam hal bersosialisasi. Mengontrol tindakan dan reaksi membantu anak menyesuaikan diri dan berteman. Melakukan pengendalian diri dengan baik secara sosial, juga meningkatkan kepercayaan dirinya.
Pengendalian diri berkembang seiring waktu. Ini mulai berkembang sejak usia dini dan berlanjut hingga usia 20-an. Semakin bertambah usia anak, maka anak harusnya semakin mampu untuk:
- Menunggu hal-hal yang diinginkan tanpa membuat ulah
- Antisipasi apa yang mungkin terjadi jika ia melakukan sesuatu, atau tidak mengatakan sesuatu, atau mengambil keputusan
- Kelola amarah atau frustrasinya tanpa harus meledak-ledak
- Tetapkan tujuan dan buat rencana langkah demi langkah untuk mencapainya
- Memikirkan bagaimana perilakunya memengaruhi orang lain dan buat perubahan berdasarkan pemikiran itu
3. Contoh pengendalian diri dalam beberapa situasi
Pengendalian diri berperan dalam berbagai cara, tergantung pada situasi dan latar belakang anak. Berikut adalah beberapa contoh seperti apa pengendalian diri:
Di kelas: anak menunggu dipanggil, alih-alih melontarkan jawaban. Anak meluangkan waktu untuk memikirkan apa yang dikatakan guru.
Dalam kelompok sosial: anak menangani lelucon lembut tanpa menangis. Karena telah menemukan cara bereaksi yang lebih baik.
Di toko: tanpa pengendalian diri, anak terus mengambil sesuatu yang ia inginkan dari rak. Dengan pengendalian diri, anak bertanya apakah ia dapat melihatnya atau menyentuhnya.
Saat istirahat: anak menunggu giliran untuk menggunakan perosotan alih-alih memotong antrean. Anak mungkin memutuskan untuk menggunakan ayunan sebagai gantinya.
Di rumah: anak tidak mengganggu percakapan bahkan ketika ia sangat ingin mengatakan sesuatu, dengan menunggu sampai orang lain selesai berbicara.
Mama mungkin tidak menyadari bahwa perilaku ini membutuhkan keterampilan, tetapi memang demikian. Tanpa pengendalian diri, anak akan berperilaku sangat berbeda, seperti:
- Sering mengganggu
- Bicaralah tanpa henti
- Bicaralah pada gilirannya
- Memiliki waktu yang sulit untuk mengantre/bergiliran
- Mudah frustrasi dan cepat menyerah
- Tidak tahan kritik
- Teruslah meledak-ledak, setelah anak-anak lain berhenti
- Terlalu aktif atau gelisah
4. Beberapa penyebab anak kesulitan dengan pengendalian diri
Setiap anak mengembangkan pengendalian diri pada tingkat yang berbeda. Beberapa hanya membutuhkan waktu lebih lama dari yang lain. Sampai anak mengejar ketinggalan, ia juga memiliki waktu yang lebih sulit untuk mengelola perilaku dibanding teman-teman sebayanya.
Tetapi terkadang, anak kesulitan dengan pengendalian diri karena tantangan yang mendasarinya. Penyebab umum dari masalah pengendalian diri adalah ADHD. Begitu juga masalah dengan pemrosesan sensorik.
Peristiwa atau situasi yang membuat stres juga dapat menimbulkan masalah dengan pengendalian diri. Anak mungkin bertindak sebagai tanggapan atas apa yang terjadi dalam hidupnya.
Apa pun alasannya, menghadapi masalah pengendalian diri bisa jadi hal yang berat bagi anak. Anak mungkin sempat merasa malu atau frustrasi karena terus melakukan hal-hal yang seharusnya tidak ia lakukan.
5. Tips menanamkan keterampilan anak untuk pengendalian diri
Pengendalian diri telah didefinisikan dalam banyak hal, sebagai kemauan keras, disiplin diri, atau kesadaran. Tetapi bagaimanapun mendefinisikannya, pengendalian diri adalah tentang kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
Faktanya, Mama bisa berdampak besar pada cara anak kita berperilaku, berikut beberapa tipsnya:
- Bantu anak menghindari godaan
- Ciptakan lingkungan di mana pengendalian diri dihargai secara konsisten
- Dukung anak dengan mengingatkannya
- Mainkan permainan yang membantu anak-anak prasekolah melatih pengendalian diri
- Beri anak istirahat
- Ubah tugas yang "harus" dilakukan menjadi tugas "ingin"
- Tanamkan pola pikir yang tepat untuk mengatasi tantangan dan belajar dari kegagalan
- Bantu anak mengembangkan perhatian dan keterampilan memori kerjanya.
- Jadilah "pelatih emosi" anak.
- Dorong anak untuk mempraktikkan perencanaan
- Perhatikan cara menangani perilaku buruk
- Ingatlah bahwa anak juga membutuhkan hak-haknya.
Menanamkan pengendalian diri pada anak adalah hal yang mungkin. Anak bisa mendapatkan manfaatnya ketika lingkungan disekitarnya dapat menghilangkan lelucon yang mengganggu, dan menciptakan lingkungan yang menghargai pengendalian diri.
Anak juga membutuhkan Mama untuk mengingatkannya agar tetap pada jalurnya, dan jangan lupa untuk selalu memberikan nasehat sederhana agar anak tetap termotivasi dalam mengatasi rintangan dan berpegang pada pengendalian diri.
Baca juga:
- 5 Alasan Mengapa Peran Papa Penting dalam Mengasuh Anak
- Mengasuh Anak Tanpa Berteriak Labih Efektif, Ini Penjelasannya Ma
- Untuk Orangtua, Ini Dia 5 Tips Mengasuh Anak yang Hiperaktif