5 Penyebab Balita Berperilaku Kasar dan Tips Mengatasinya
Suka berkata kasar atau menyakiti orang lain
23 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak adalah berkah, tetapi ada kalanya si Kecil bisa membuat Mama menjadi kesal, terutama ketika anak bertindak kasar atau berperilaku tidak sopan kepada orang lain. Sayangnya, hal ini bukan hanya dialami oleh Mama saja.
Dilansir dari brightside.me, sebagian anak yang hidup di era modern seringkali kurang sopan dibandingkan generasi sebelumnya. Perilaku tersebut juga seringkali menjadi viral di media sosial, yang kemudian membuat anak yang telah menggunakan ponsel pintar jadi mengikutinya.
Selain itu, ada lima alasan mengapa balita bisa berperilaku kasar atau tidak sopan pada orang lain. Kali ini Popmama.com akan membahas selengkapnya di bawah ini. Yuk simak apa penyebabnya!
1. Kurangnya lingkungan atau komunitas yang layak
Sebagian orangtua pada era modern ini seringkali berusaha terlalu keras untuk mandiri dalam hal membesarkan anak, dan berpikir bahwa orang lain yang mencoba membantu melanggar batasan mereka, meskipun itu mungkin adalah anggota keluarga atau sahabat terdekat.
Sebaliknya, generasi yang lebih tua tahu bahwa lingkungan atau komunitas perlu terlibat dengan kehidupan seorang anak. Ini mengajarkan balita untuk bisa menghormati orang dewasa lain dalam hidupnya.
Jika tidak, hal ini bisa berisiko anak tumbuh dengan berpikir bahwa ia tidak boleh memiliki hubungan emosional dengan orang lain di lingkungannya.
2. Orangtua seringkali terlalu toleran dengan perilaku anak
Seringkali, ketika anak berperilaku tidak sopan, orangtua mentolerirnya karena anak mungkin masih terlalu kecil untuk memahami tindakannya.
Mama mungkin merasa bahwa anak masih terlalu naif dan polos, namun jika toleransi dilakukan secara terus menerus hal ini tidak mengajarkan anak untuk berhenti dari perilaku tidak sopanya tersebut.
Meskipun di usianya yang masih kecil, anak dapat cepat belajar, jadi penting bagi Mama untuk segera memperbaiki perilaku buruk sehingga anak dapat langsung menyadari kebiasaan tertentu yang salah atau tidak sopan pada orang lain.
Editors' Pick
3. Orangtua menggunakan terlalu banyak jalan pintas
Bertahun-tahun yang lalu, anak cukup beruntung untuk diizinkan mendengarkan radio dalam perjalanan mobil, atau ia harus bangun pagi-pagi pada hari Sabtu untuk menonton acara kartun favoritnya.
Namun saat ini, anak-anak bahkan balita memiliki tablet, ponsel pintar, dan lainnya, dan dapat menikmati musik, film, dan acara televisi favoritnya tanpa harus menunggu sama sekali atau bangun pagi-pagi.
Kekurangan dari kemudahan tersebut adalah, bahwa dengan semua hiburan ini, orangtua jadi lebih sedikit berinteraksi dengan anak. Interaksi sesering mungkin tetap perlu dilakukan untuk mengembangkan hubungan antarmanusia.
4. Orangtua seringkali terlalu memanjakan anak tanpa memberinya tanggung jawab
Sebagian orangtua modern banyak belajar tentang memberi apresiasi atau penghargaan lebih kepada anak dan menghargai pendapatnya.
Meskipun itu bukan hal yang buruk, hal tersebut bisa menjadi terlalu berlebihan. Seorang anak memang dapat dimanjakan dengan cara yang menghormati fakta bahwa ia tidak akan menjadi anak-anak selamanya.
Namun ketika Mama memberi anak lebih banyak hak istimewa, pastikan itu datang dengan lebih banyak tanggung jawab yang diberikan. Misalnya ketika anak mulai dapat mengatur emosinya, beri tahu mereka bahwa beberapa aspeknya, seperti bersikap tenang dan bicarakan perlahan.
5. Anak tidak menghormati waktu lain yang dimiliki orangtua
Anak seharusnya menjadi pusat kehidupan orangtuanya, tetapi orangtua juga membutuhkan waktu untuk diri mereka sendiri. Ini tidak hanya sehat bagi orangtua, tetapi anak juga perlu memahami bahwa orangtua memiliki kebutuhan untuk menenangkan dirinya sendiri.
Orangtua harus dapat menjelaskan bahwa Mama dan Papa tidak hanya ada untuk anak, dan cara ini akan membantu anak akan belajar bahwa setiap orang perlu diperlakukan dengan perhatian dan rasa hormat.
Setelah Mama mengetahui beberapa alasan anak memiliki perilaku kasar, apakah Mama mengetahui apa cara untuk mengatasi anak dengan sikap buruk?
Cara Mengatasi Balita yang Kasar atau Tidak Sopan
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Mama lakukan ketika melihat anak melakukan tindakan kasar atau tidak sopan pada Mama atau orang lain di sekitarnya:
Coba waktu istirahat
Ini mungkin akan bekerja dengan baik jika Mama bisa bertindak cepat. Segera beri tahu balita bahwa apa yang dia katakan tidak sopan dan tidak diperbolehkan, lalu tempatkan anak di tempat istirahat, seperti di kamarnya. Ini membuat anak mengerti bahwa pembicaraan kasar berarti ada konsekuensi.
Singkirkan anak segera dari tempat umum
Misalnya, jika si Kecil berteriak kepada Mama atau pada orang lain selama bermain di tempat umum, tanpa bereaksi berlebihan, masukkan saja barang-barang Mama, angkat balita, dan segera pergi. Cara ini membuat Mama mengirimkan pesan bahwa perilaku tidak sopan berarti anak harus berhenti bermain di sana, segera. Ini juga akan mengajari anak bahwa perilaku yang kasar tidak akan ditoleransi.
Tetap tenang
Apapun konsekuensi yang Mama pilih, ingatlah bahwa reaksi besar Mama bisa jadi bumerang. Balita menyukai perhatian, negatif atau positif, jadi tetap tenang dan katakan dengan tegas pada si Kecil, "Kekasaran tidak diperbolehkan." Kemudian lakukan konsekuensinya.
Bicaralah dengan balita
Ketika keadaan sudah tenang, ingatkan anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan. Memberi tahu bahwa anak menyakiti perasaan Mama juga bisa membuat anak putus asa. Bersikaplah konsisten dan tegas saat Mama menjelaskan aturan ini.
Tips mencegah balita tumbuh menjadi anak yang kasar
Tentunya tidak ada orangtua yang ingin memiliki anak yang tumbuh kasar dan menyakiti orang lain. Maka dari itu, lakukan beberapa tindakan pencegahan agar mengurangi risiko anak menjadi kasar dengan cara-cara di bawah ini:
Bertindak sebagai contoh
Anak dapat belajar paling baik dengan memberi contoh dan Mama dapat mengajarinya untuk bersikap sopan dan ramah kepada orang lain. Anak harus tahu persis perilaku apa yang tidak sopan dan apa yang tidak. Ucapkan kalimat seperti "kami berteriak" atau "kami tidak mengabaikan orang ketika ia berbicara dengan kami".
Tata krama sosial harus diajarkan kepada anak sebagai respon dari model komunikasi yang sesuai. Misalnya, ketika menabrak seseorang harus mengatak
an maaf dan ketika seseorang berbicara balita harus menunggu sebelum orang itu selesai berbicara. Pastikan Mama juga bertindak sopan dengan orang-orang di hadapan anak dan perlahan-lahan anak juga akan mengikuti teladan dari orangtuanya.
Mengatur isi media
Penting untuk mengatur jenis konten media yang masuk ke perangkat pintar anak karena anak-anak seringkali belajar kata-kata cacian atau makian tidak sopan dari sumber media yang tidak pantas.
Tampilan caci maki dan sikap buruk adalah hal biasa di televisi dan media sosial dan terkadang perilaku kasar juga ditampilkan di tayangan anak-anak.
Periksa jenis buku, majalah, saluran yang ditonton anak dan lakukan kontrol orangtua. Blokir situs yang tidak pantas di Internet karena menjadi sumber kuat dari konten yang berpotensi merusak.
Jika suatu saat Mama melihat anak menyaksikan hal yang tidak pantas, atau melihat seseorang berbicara kasar di televisi, jelaskan dengan lembut dan tegas mengapa perilaku itu tidak sopan.
Puji anak dalam kondisi yang sesuai
Ketika anak berperilaku baik dan sopan, adalah tugas Mama sebagai orangtua untuk menanggapi secara tulus dengan kasih sayang sebagai tanda persetujuan yang hangat. Anak suka dipuji terutama oleh orangtuanya.
Ketika anak melihat bahwa suatu perilaku membawa pujian, ia akan merasa terdorong untuk melakukannya lebih sering. Misalnya, Mama dapat mengatakan, “kamu pintar sekali saat bertanya kepada teman untuk meminjam bonekanya, itu ramah,”atau“ Kamu benar-benar berperilaku baik dengan bapak penjaga pintu hari ini, Mama bangga padamu".
Pernyataan tersebut akan mengajari anak untuk berperilaku baik dan mendapatkan lebih banyak pujian.
Berikan contoh dari lingkungan sekitar
Dalam kehidupan nyata, Mama pasti menghadapi berbagai contoh perilaku baik maupun buruk dari berbagai orang. Menunjukkan contoh positif dan negatif dari pengalaman Mama dapat membuatnya belajar membedakan perilaku yang tepat dengan perilaku yang tidak pantas.
Ucapkan hal-hal seperti "Menurut Mama, perempuan yang tinggal di sebelah rumah itu benar-benar berbicara dengan baik kepada kami", atau "perilaku penjual itu tidak terlalu baik ya" yang menyampaikan kesan jelas tanpa harus terdengar tidak sopan atau kasar.
Mama adalah role model terbaik untuk anak, karena itu buatlah si Kecil memahami batas perilaku yang membedakan rasa hormat dan tidak hormat, agar ia bisa memahami dan menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari hingga usia dewasa.
Baca juga:
- Dongeng Nusantara: Lutung Kasarung dan Purbasari
- 5 Cara Mendidik Anak yang Suka Berkata Kasar
- 7 Efek Buruk Bersikap Kasar ke Anak, Bisa Bikin Gangguan Jiwa