Menetapkan batasan dengan anak bisa jadi pekerjaan yang menantang bagi setiap orangtua. Anak mungkin mengemis, tawar-menawar, berteriak, menuduh, atau menuntut tanpa henti dengan cara yang melelahkan.
Bahkan mungkin Mama menyerah hanya untuk menghindari pertengkaran atau merasa bersalah karena mengecewakan anak. Namun, mengatakan “tidak” adalah tanggung jawab penting bagi orangtua. Mengatakan “tidak” dapat mengajari anak pelajaran penting tentang hidup.
Namun, kapan waktu yang tepat mengakatan “tidak” pada anak?
Berikut Popmama.com akan membahas tujuh situasi yang tepat untuk mengatakan “tidak” kepada anak dan beberapa saran tentang cara melakukannya.
1. Katakan tidak, jika tindakan anak melukai seseorang atau merusak sesuatu
Freepik/Katemangostar
Mencegah bahaya adalah alasan nomor satu untuk mengatakan tidak. Anak mungkin kesulitan mengantisipasi hasil yang buruk, sehingga ia membutuhkan bimbingan Mama untuk membantunya membuat pilihan yang masuk akal.
Mengatakan “tidak” membantu anak-anak belajar berpikir ke depan. Menawarkan alternatif dapat mengarahkan anak-anak ke aktivitas yang lebih aman.
Contohnya, "Tidak, kamu tidak bisa melompat ke atas sofa. Kamu bisa terjatuh di meja yang tajam, atau sofa itu bisa pecah. Jika kamu ingin melompat-lompat, silakan keluar ruangan.”
2. Katakan tidak, saat anak bisa melakukannya sendiri
Freepik/Gpointstudio
Terkadang anak meminta orangtua untuk melakukan sesuatu yang dapat sebenarnya dapat ia lakukan sendiri.
Meskipun tak ada yang salah dengan meminta bantuan Mama, anak juga membutuhkan latihan untuk menjadi mandiri dan melihat dirinya sendiri mampu berkontribusi dengan cara yang positif bagi keluarga.
Dengan mengatakan “Tidak” membantu anak mama belajar menjadi mampu. Berikan pelatihan atau dukungan, jika diperlukan, tetapi dorong anak untuk memiliki tanggung jawab.
Contohnya, “Tidak, ini giliran kamu untuk menyiapkan meja. Apakah kamu ingat bagaimana melakukannya? Mama akan kasih contoh yang dapat kamu tiru. "
Editors' Pick
3. Katakan tidak, saat itu adalah keinginan, bukan kebutuhan
Freepik/user18526052
Anak terus-menerus dibombardir dengan iklan baik di televisi atau dari gadget-nya, tetapi membeli segala sesuatu yang menarik itu tidak sehat atau bijaksana.
Walaupun tidak apa jika sesekali, Mama tentu tidak perlu merasa berkewajiban untuk membeli semua yang menarik minat anak. Jenis “tidak” ini membantu anak belajar untuk mentolerir kekecewaan dan menyadari bahwa ia dapat menyukai sesuatu tanpa memilikinya.
Mama dapat mengakui keinginan anak tanpa harus membeli barang yang tidak dibutuhkan. Seperti contoh, "Tidak, Mama tidak akan membelinya, tapi Mama tahu mengapa kamu menyukainya! Karena sangat berkilau bukan?"
4. Katakan tidak, saat rencana berubah
Freepik
Hidup terkadang tidak sesuai perencanaan, ketika berniat melakukan sesuatu yang diinginkan anak mama, terkadang ada saja keadaan yang menghalangi. Mengatakan “tidak” dalam kondisi ini, dapat membantu anak belajar kesabaran dan fleksibilitas.
Membuat rencana baru yang spesifik dapat membantu anak mengatasi kesedihannya. Seperti contoh, "Tidak, kami tidak bisa melakukannya malam ini. Tadinya Mama berharap bisa, tapi kemudian teman Papa datang bertamu, dan sekarang sudah terlalu dekat dengan waktu tidur. Mari buat rencana untuk melakukannya besok. Apakah kamu ingin melakukannya di pagi atau sore hari? ”
5. Katakan tidak, saat kebutuhan orang lain ada yang lebih penting
Freepik/Dimaberlin
Anak secara alami mementingkan diri sendiri, sehingga terkadang lupa mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Jenis “tidak” yang satu ini dapat membantu anak belajar untuk kemurahan hati. Menggambarkan tentang perasaan orang lain memudahkan anak untuk menerima pilihan yang baik.
Misalnya seperti, “Tidak, kamu tidak bisa bermain dengan teman-teman di hari Sabtu. Kedengarannya menyenangkan, tapi kami mengadakan pesta ulang tahun Nenek. Kita mencintai Nenek, jadi kita harus pastikan dia bersenang-senang di hari ulang tahunnya. Ia juga ingin menghabiskan waktu bersamamu. Nenek akan merasa sakit hati jika kamu tidak datang."
6. Katakan tidak, jika Mama tidak suka disuruh melakukan sesuatu yang tidak disukai
Freepik/Wavebreakmedia
Kebencian adalah racun dalam hubungan apa pun. Biasanya lebih baik tidak melakukan sesuatu daripada melakukannya dengan kepahitan dan amarah. Jenis “tidak” ini membantu anak mama belajar tentang batasan yang sehat atau kompromi.
Mama mungkin bisa menyarankan alternatif yang lebih bisa dilakukan untuk membuat anak dan Mama sama-sama diuntungkan dan diterima.
Contohnya seperti: "Tidak, kami tidak akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk bermain di sana lagi. Namun mungkin kamu tertarik untuk bermain di taman bermain sore ini? Mama akan menemanimu"
7. Katakan tidak, jika itu bertentangan dengan nilai-nilai keluarga
Freepik/Drobotdean
Mama perlu mengajari anak tentang nilai-nilai atau aturan keluarga yang telah ditetapkan. Walaupun terkadang mungkin merasa bahwa Mama adalah satu-satunya orangtua yang membuat keputusan tertentu. Namun, Mama harus setia pada keyakinan yang dijunjung.
“Tidak” seperti ini mengajarkan anak tentang prioritas dan integritas. Mungkin menjelaskan pada anak alasan di balik aturan keluarga dapat membantunya mengerti.
Contohnya seperti, "Tidak, kamu tidak bisa mendapatkan ponsel. Menurut Mama, ponsel tidak sesuai untuk anak-anak seusiamu, dan Mama tidak ingin itu mengganggu tugas sekolah atau waktu keluarga."
Nah itulah beberapa situasi di mana Mama perlu mengatakan “tidak” pada anak. Anak mama tentunya tidak akan berterima kasih karena Mama mengatakan tidak, tetapi terkadang mengatakan “tidak” adalah hal terbaik yang dapat Mama lakukan untuk anak.
Dilansir dari psychologytoday.com, berbagai penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan yang paling bermanfaat bagi anak melibatkan kombinasi kehangatan dan batasan. Walaupun sulit, tetapi demi anak, jangan takut untuk mengatakan “tidak” jika perlu.