5 Tanda Anak Balita Mengalami Buta Warna, yang Harus Diwaspadai
Buta warna adalah kurangnya kemampuan anak dalam membedakan antara warna-warna tertentu
6 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buta warna adalah kurangnya kemampuan dalam membedakan antara warna-warna tertentu. Kondisi ini sering diwariskan, namun penyebab lainnya bisa termasuk penyakit mata tertentu dan pengaruh obat-obatan.
Mendiagnosis buta warna secara akurat pada balita bisa menjadi sulit bagi orangtua. Karena meski umumnya balita telah mengenal warna sejak usia 18 bulan, ia mungkin masih belum dapat mengingat dengan jelas nama apa yang diberikan untuk warna apa.
Namun jika Mama mencurigai anak mengalami buta warna, ada beberapa tanda yang dapat diperhatikan.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum 5 tanda anak balita mengalami buta warna, yang harus diwaspadai.
1. Gambar diwarnai menggunakan warna yang kurang tepat
Ketika balita mewarnai, seringkali mereka akan memilih untuk mewarnai sesuatu dengan warna tertentu karena indah atau karena tertarik dengan warna tersebut. Itu sebabnya balita yang tidak mewarnai secara realistis bukanlah tanda buta warna.
Dilansir dari Early Childhood Central, anak-anak tidak akan mulai mewarnai gambar secara realistis sampai mereka berusia antara lima hingga delapan tahun.
Namun, jika Mama meminta balita untuk mewarnai rumput dengan warna yang ada di luar dan ia memilih warna lain selain hijau, itu mungkin merupakan tanda bahwa balita tidak melihat warna dengan cara yang seharusnya. .
Editors' Pick
2. Ada kesulitan dalam membedakan warna merah dan hijau
Jenis buta warna yang paling umum adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara warna merah dan hijau. Karena itu, jika balita terus-menerus salah membedakan kedua warna, itu mungkin merupakan tanda buta warna.
Dilansir dari Raising Children, ketika Mama mencurigai si Kecil mengalami kesulitan melihat perbedaan antara merah dan hijau, Mama dapat memintanya untuk melakukan permainan menyortir mainan berdasarkan warnanya.
Dan jika warna lain seperti kuning, biru, ungu, dan cokelat diurutkan dengan benar, tetapi warna merah dan hijau tercampur, Mama harus mengawasi balita untuk melihat apakah masalah ini berlanjut seiring bertambahnya usia.
3. Memiliki indra penciuman yang tajam
Ketika satu indra tidak bekerja secara maksimal, maka indra lain akan mengimbanginya. Dengan demikian, jika balita mengalami buta warna sebagian atau seluruhnya, indra penciumannya akan lebih tajam daripada orang lain di sekitarnya.
Dilansir dari Brain and Life, manusia tidak selalu bisa melihat warna seperti sekarang ini. Melalui evolusi, warna menjadi lebih kontras dan lebih hidup.
Dengan demikian, manusia di masa lalu dan bahkan beberapa primata saat ini tidak dapat melihat semua warna. Ini berarti indra mereka yang lain harus lebih kuat, misalnya adalah indra penciuman.
Mereka yang memiliki buta warna hari ini juga akan memiliki indra penciuman yang lebih kuat daripada orang lain yang dapat melihat warna, menurut publikasi tersebut.
Ini adalah cara tubuh untuk memastikan bahwa ia dapat bekerja pada tingkat yang paling optimal, bahkan ketika satu indera tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Dengan demikian, jika si Kecil memiliki indra penciuman yang tajam yang tampaknya lebih optimal daripada yang lain, ia mungkin mengalami buta warna.
4. Melihat dengan baik dalam situasi yang gelap
Mereka yang buta warna mungkin tidak dapat membedakan warna-warna tertentu, tetapi jika mereka ditempatkan di ruangan yang minim cahaya, mereka akan dapat menjelajahinya dengan mudah.
Dilansir dari Archimedes Laboratory Project, mereka yang buta warna memiliki penglihatan malam yang lebih baik daripada mereka yang tidak buta warna.
Mereka bahkan dapat mendeteksi berbagai tingkat luminositas yang tidak dapat dilihat oleh mata kebanyakan manusia.
Oleh karena itu, jika si Kecil dapat menjelajahi ruangan yang gelap dengan mudah atau dapat menemukan objek yang dicari tanpa harus menyalakan lampu, ia mungkin mengalami kekurangan warna.
5. Mata yang lebih sensitif terhadap cahaya terang
Beberapa orang yang buta warna sangat sensitif terhadap cahaya terang. Sedemikian rupa sehingga berada di luar pada hari yang cerah menyebabkan masalah ekstrem tanpa pelindung mata yang tepat. Meski begitu, kacamata hitam mungkin tidak cukup untuk menjaga sensitivitas.
Dilansir dari MedlinePlus, beberapa orang yang memiliki buta warna akan merasa tidak nyaman di area yang terang benderang. Ini bisa di luar ruangan dengan sinar matahari yang cerah atau di dalam ruangan di mana lampunya sangat terang.
Sementara situasi ini akan tampak biasa saja bagi orang yang mampu melihat warna, itu bisa menyiksa bagi mereka yang buta warna.
Dengan demikian, jika si Kecil terus-menerus rewel atau mengatakan bagaimana matanya sakit ketika menghadapi cahaya yang terlalu terang, ini mungkin ada indikasi anak mengalami sensitivitas pada cahaya terang atau mengalami buta warna.
Nah itulah beberapa informasi seputar 5 tanda anak balita mengalami buta warna, yang perlu orangtua waspadai. Dengan menangkap petunjuk halus di atas, Mama mungkin dapat mengenali bahwa ada sesuatu yang mungkin terjadi pada balita, selain karena ia belum mengenal warna.
Dan jika Mama merasa khawatir atau anak mengalami tanda-tanda di atas, pastikan Mama untuk mengajaknya melakukan pemeriksaan mata dengan dokter mata atau profesional kesehatan, agar anak segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga:
- Mata Anak Tiba-Tiba Minus? Inilah Tips Memilih Kacamata untuk Balita
- Ungkap 5 Penyebab Mata Belekan pada Anak Balita
- 7 Cara Mengatasi Mata Kering pada Anak Beserta Penyebabnya