Anak Banyak Bergerak? Ini 6 Tanda Anak Kurang Stimulasi Proprioseptif

Anak tidak bisa diam atau banyak bergerak bukan berarti nakal ya, Ma!

27 Agustus 2023

Anak Banyak Bergerak Ini 6 Tanda Anak Kurang Stimulasi Proprioseptif
Freepik/Freepic-diller

Apakah Mama sering melihat si Kecil yang tidak bisa diam atau susah diminta untuk istirahat? Dalam situasi ini, Mama mungkin kewalahan dalam mengatasi anak yang selalu bergerak ke sana kemari.

Namun ketika anak tidak bisa diam, ini bukan berarti anak nakal atau susah diatur ya Ma! Kondisi ini mungkin disebabkan akibat anak kurang stimulasi proprioseptif.

Proprioseptif sendiri merupakan otot dan persendian yang diaktifkan dengan kontraksi dan gerak otot tersebut. Ketika kurangnya stimulasi proprioseptif, maka dapat memengaruhi kemampuan anak dalam merasakan dan mengontrol gerakan tubuh mereka sendiri.

Berikut ini Popmama.com telah merangkum 6 tanda anak kurang stimulasi proprioseptif, yang perlu Mama kenali. Yuk simak!

1. Anak aktif bergerak tanpa henti

1. Anak aktif bergerak tanpa henti
Freepik/ArthurHidden

Anak yang kekurangan stimulasi proprioseptif akan terlihat seperti anak yang sangat aktif, senang bergerak tanpa henti.

Kondisi ini juga terkait dengan "sensory seeker" karena anak merasa senang dan tertarik untuk mencari stimulus sensorik yang lebih intens. Misal senang bergerak aktif, mengigit benda, hingga memegang macam-macam tekstur yang baru dirasakan.

Selain itu, anak mungkin terlihat sering melompat-lompat, merangkak, atau berlari dengan sangat energik, karena tubuh mereka mencari input sensorik yang lebih kuat untuk merasa terhubung dengan lingkungan sekitar.

2. Mudah terjatuh atau menabrak benda di sekitarnya

2. Mudah terjatuh atau menabrak benda sekitarnya
Freepik/user3802032

Salah satu tanda yang dapat mengindikasikan kurangnya stimulasi proprioseptif pada anak adalah kecenderungan mereka untuk sering terjatuh atau menabrak benda di sekitarnya.

Anak yang tidak memiliki kesadaran yang cukup mengenai posisi tubuh dan gerakan mereka cenderung memiliki masalah dalam menjaga keseimbangan dan koordinasi.

Ketidakmampuan untuk merasakan dengan tepat di mana tubuh mereka berada dalam ruang fisik dapat menyebabkan mereka kehilangan kontrol dalam melakukan gerakan sehari-hari, seperti berjalan, berlari, atau bermain.

Editors' Pick

3. Melangkah atau memegang benda terlalu keras

3. Melangkah atau memegang benda terlalu keras
Pexels/EKATERINA BOLOVTSOVA

Anak-anak yang kurang mendapatkan rangsangan sensorik yang memadai pada sistem proprioseptif cenderung mengalami kesulitan dalam mengatur kekuatan dan tekanan yang diterapkan pada gerakan tubuh atau saat mereka memegang objek.

Hal ini dapat mengakibatkan si Kecil seringkali merasa kesulitan dalam menggunakan otot dengan kekuatan dan tekanan yang pas. Misalnya mengukur seberapa keras mereka perlu melangkah atau seberapa kuat mereka harus memegang suatu benda.

Pada akhirnya ini dapat berdampak pada koordinasi motorik dan kemampuan adaptasi dalam lingkungan sekitar.

4. Tidak mudah merasa nyeri atau sakit

4. Tidak mudah merasa nyeri atau sakit
Freepik/Katemangostar

Tanda lainnya ketika si Kecil kurang mendapatkan stimulasi proprioseptif adalah memiliki ambang nyeri yang tinggi.

Hal ini mengindikasikan bahwa anak mungkin memiliki kesulitan dalam merasakan atau mengenali sensasi nyeri, sakit, ketidaknyamanan pada tubuhnya.

Dengan ambang nyeri yang tinggi, anak mungkin tidak merespons rangsangan yang seharusnya menimbulkan sensasi sakit, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menghindari bahaya atau merespons situasi yang memerlukan perhatian khusus terhadap kondisi fisik mereka.

5. Menggigit objek yang bukan makanan

5. Menggigit objek bukan makanan
Freepik/user3802032

Ketika si Kecil merasa kekurangan dalam merasakan sensasi dan pengontrolan gerakan tubuh, ia mungkin cenderung mencari pengalaman sensorik tambahan melalui kegiatan menggigit, mengunyah, atau menghisap benda-benda seperti pensil, baju, atau mainan.

Tindakan ini bertujuan untuk memberikan rangsangan sensorik ekstra pada sistem proprioseptif mereka, mengindikasikan kebutuhan anak untuk mendapatkan lebih banyak aktivitas dan stimulasi yang mendukung pengembangan koordinasi motorik dan kesadaran tubuh yang lebih baik.

6. Belum memahami batas personal

6. Belum memahami batas personal
Pixabay/Cheryl Holt

Salah satu tanda anak yang kurang mendapatkan stimulasi proprioseptif adalah kesulitan dalam memahami batas personal.

Anak-anak dengan kurangnya pengalaman stimulasi proprioseptif mungkin cenderung kesulitan dalam merasakan tubuh mereka sendiri dan mengenali batasan fisik antara diri mereka dan lingkungan sekitar.

Hal ini bisa tercermin dalam perilaku mereka yang cenderung tidak sensitif terhadap ruang pribadi orang lain.

Seperti menyender, merangkul, dan mendorong orang lain, atau seringkali bersikap agresif secara tidak sengaja, karena kurangnya kesadaran akan gerakan dan posisi tubuh mereka sendiri.

Nah itulah beberapa tanda anak kurang stimulasi proprioseptif, yang perlu Mama kenali. Lantas bagaimana cara mengajarkan anak-anak mengenal stimulasi prorposeptif yang baik?

Aktivitas yang Membantu Stimulasi Proprioseptif pada Anak

Aktivitas Membantu Stimulasi Proprioseptif Anak
Freepik/bearfotos

Ada banyak aktivitas yang dapat membantu menstimulasi sistem proprioseptif anak dan mendorong perkembangan kemampuan motorik serta persepsi tubuh mereka. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Bermain di taman bermain: Aktivitas seperti bermain jungkat-jungkit, ayunan, dan merayap di perosotan dapat membantu merangsang sensasi tekanan dan gerakan pada tubuh anak.

  • Bermain balon: Bermain dengan balon, seperti memantulkan balon atau meniup balon hingga mengembang, dapat membantu anak merasakan respons dan gerakan tubuh mereka saat berinteraksi dengan objek yang bergerak.

  • Bermain dengan berat: Menggunakan mainan atau benda berat seperti bola medicine atau bean bag dalam aktivitas seperti melempar atau merangkak dapat membantu merangsang sensasi tekanan dan respon otot.

  • Aktivitas merangkak atau merayap: Merangkak di bawah meja atau terowongan mainan dapat memberikan tekanan pada bagian sendi dan otot anak, merangsang sistem proprioseptif.

  • Aktivitas mengompresi: Aktivitas seperti bermain tekanan dengan menggunakan bantal, mengompresi mainan, atau merangkul dapat memberikan sensasi tekanan yang bermanfaat.

  • Bermain bantu: Aktivitas seperti memindahkan meja kecil atau kursi, membantu membawa barang-barang ringan, atau bermain dengan permainan tali dapat membantu merangsang sensasi berat dan gerakan.

  • Bermain dengan tekstur: Membiarkan anak bermain dengan pasir, tanah liat, atau bahan berbeda dapat membantu mereka merasakan tekstur dan merangsang saraf pada kulit.

  • Aktivitas olahraga: Bersepeda, berenang, berlari, atau melompat dapat membantu merangsang sensasi gerakan dan posisi tubuh.

  • Aktivitas seni dan kreatif: Melukis, mewarnai, atau membuat kerajinan tangan dengan menggunakan tangan dan jari juga dapat merangsang sistem proprioseptif.

  • Pijatan atau sentuhan: Memberikan pijatan lembut atau sensasi tekanan pada berbagai bagian tubuh anak dapat membantu mereka merasa lebih sadar akan tubuh mereka.

Setelah memahami apa saja tanda anak kurang stimulasi proprioseptif dan aktivitas yang bisa dilakukan, penting bagi Mama untuk menyesuaikan aktivitas dengan usia dan minat anak serta memastikan keselamatan selama melakukan aktivitas stimulasi proprioseptif ini.

Namun jika tanda yang terlihat tampaknya semakin buruk, segera lakukan konsultasi dengan tenaga profesional.

Baca juga:

The Latest