Bukan rahasia umum lagi bahwa setiap orang, mulai dari balita hingga orang dewasa mengonsumsi banyak gula dalam pola makannya sehari-hari.
Meskipun mudah untuk menghilangkan makanan yang sarat gula, banyak yang lupa bahwa makanan kemasan, bahkan yang diklaim sehat, bisa penuh dengan gula. Karena itu, anak-anak terus mengonsumsi lebih dari jumlah gula tambahan yang direkomendasikan.
American Academy of Pediatrics menganjurkan agar anak-anak tidak melebihi 25 gram atau enam sendok teh gula setiap hari.
Sementara orangtua mungkin tak menyadari bahwa anak-anaknya makan lebih dari jumlah gula yang direkomendasikan setiap hari, mereka mungkin tidak mengenali tanda-tanda ketika anak-anak mereka makan terlalu banyak gula secara umum.
Maka dari itu, penting untuk mengenali, apa saja tanda anak telah mengonsumsi banyak gula. Berikut Popmama.com telah merangkum lima tanda jika balita telah mengonsumsi terlalu banyak gula, yang dilansir dari laman Good Parenting Brighter Children. Yuk simak!
1. Mudah terserang penyakit
Freepik/Pvproduction
Gula dapat menekan sistem kekebalan anak dan merusak pertahanannya terhadap penyakit menular. Jika si Kecil terlalu sering mengonsumsi gula, berarti anak dapat rentan terhadap segala macam penyakit, seperti pilek, flu, dll.
Pastikan balita bisa bermain dengan sehat setiap harinya dengan mengurangi asupan gula. Ganti camilan manis dengan buah-buahan seperti blueberry (membangun otak), pisang (membantu mengatasi stres), atau madu mentah.
Perlu diingat bahwa madu adalah gula, tetapi merupakan makanan asli dan sarat dengan nutrisi penting untuk membangun kekebalan tubuh.
Editors' Pick
2. Hiperaktif dan tingkat konsentrasi yang rendah
Freepik/Rawpixel-com
Gula dapat menyebabkan peningkatan adrenalin yang cepat pada anak yang pada gilirannya akan menyebabkannya mengalami hiperaktif, cemas, sulit berkonsentrasi, dan rewel.
Ketika ini sering terjadi, cobalah tanyakan pada diri sendiri, "Makanan apa yang saya sajikan untuk anak?"
Misalnya, Mama dapat mengganti sereal manis untuk sarapan dan makanan cepat saji untuk makan siang. Sebagai gantinya, sajikan telur untuk si Kecil sarapan, kolin pada telur dapat meningkatkan kekuatan otak.
Untuk camilan di siang hari, Mama dapat memberikannya pisang. Sepotong pisang membantu anak-anak berkonsentrasi dan tetap waspada sepanjang hari karena kandungan potasiumnya.
3. Kemampuan penglihatan yang menurun
Freepik/javi_indy
Di usia balita, seorang anak akan sering mengeskplorasi hal-hal di sekitarnya. Selain menambah pengetahuan tentang dunianya, si Kecil akan menggunakan kemampuan eksplorasi ini untuk mengembangkan imajinasinya.
Namun, jika anak-anak mengonsumsi banyak gula, ini akan meningkatkan gula darah dan menyebabkan lensa mata membengkak.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada kemampuan mata balita untuk melihat. Setelah anak tidak mengonsumsi gula atau setidaknya tidak mengonsumsi gula dalam jumlah besar, penglihatan mereka dapat kembali normal.
Jika Mama ingin balita memiliki penglihatan yang kuat, kurangi pemberian gula, dan sajikan makanan yang mengandung lutein dan zeaxanthin seperti brokoli, alpukat, telur, dan wortel. Selain itu, minyak seperti minyak ikan cod sangat bagus untuk meningkatkan penglihatan.
4. Sering mengeluhkan sakit perut dan gangguan pencernaan
Freepik/maryanaserdynska
Apakah si Kecil sering sakit perut? Gangguan pencernaan atau asam lambung? Apakah ia banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula seperti soda, permen, atau kue kering?
Gula dapat menyebabkan banyak masalah pada saluran pencernaan termasuk saluran pencernaan yang asam, gangguan pencernaan, dan malabsorpsi yang tidak menyerap vitamin dan mineral penting.
Ini dapat mengganggu perasaan anak-anak saat bermain, hingga kemampuannya untuk belajar, memahami, dan menyerap informasi.
Jika balita sering menderita sakit perut atau gangguan pencernaan, ganti camilan manis dari makanannya. Dan masukkan makanan yang menenangkan perut, seperti pisang, beras merah, ubi jalar, yogurt, atau oatmeal.
5. Mengalami kadar insulin tinggi hingga berisiko terkena diabetes
Pixabay/stevepb
Ketika anak-anak mengonsumsi terlalu banyak gula, itu dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin, yang menyebabkan kadar insulin tinggi dan tidak normal. Hal ini bisa mengakibatkan anak terserang diabetes.
Sebuah Laporan Statistik Diabetes Nasional 2020, menyebutkan bahwa sekitar 210.000 anak dan remaja di bawah usia 20 tahun di Amerika Serikat telah terdiagnosis diabetes.
Ini adalah penyakit yang mengerikan dan dapat merusak pembuluh darah, ginjal, saraf, dan mata mereka. Ini adalah salah satu efek negatif gula yang paling melemahkan pada kaum muda.
Nah itulah lima tanda jika balita telah mengonsumsi terlalu banyak gula. Alih-alih memberikan camilan manis atau makanan instan untuk balita, sajikan camilan sehat seperti kacang, yogurt tawar, keju, biji-bijian, buah-buahan, dan air yang sehat.
Tunjukkan pada si Kecil jalan menuju kesehatan dan kebugaran sejak usia dini. Selain itu jadilah pemandu atau teladan hidup sehat untuk balita untuk menghindari penyakit berbahaya akibat kelebihan gula.