7 Tanda Mama Alami Parental Burnout yang Membahayakan Anak

Meluapkan emosi dengan melakukan kekerasan pada anak

7 Agustus 2020

7 Tanda Mama Alami Parental Burnout Membahayakan Anak
Freepik/Drobotdean

Tak bisa dipungkiri, sebagai orangtua pasti pernah merasakan jenuh saat mengasuh anak. Menjaga anak dengan segala tanggung jawabnya bukan pekerjaan mudah bagi setiap orangtua sehingga muncul tekanan.

Tekanan dan stress yang muncul berkepanjangan bisa menjadi faktor penyebab terjadinya Parental Burnout. Kondisi ini berbeda dengan postpartum depression yang dirasakan Mama setelah melahirkan.

Parental Burnout ini bisa dirasakan baik pada Mama maupun pada Papa yang memiliki anak usia 18 ke atas dengan tuntutan dan tekanan.

Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, karena efek buruknya tidak hanya berpengaruh pada psikis Mama atau Papa saja, namun juga pada keluarga, lingkungan, bahkan mental si Kecil.

Berikut ini Popmama.com akan membahas 7 tanda parental burnout yang harus Mama waspadai.

1. Melampiaskan emosi dengan kekerasan fisik atau verbal pada anak

1. Melampiaskan emosi kekerasan fisik atau verbal anak
Freepik/rawpixel.com

Salah satu tanda parental burnout yang paling mudah dilihat adalah emosi yang dilampiaskan dengan memukul, mencubit, bahkan menendang anak.

Tidak hanya kekerasan fisik saja, kekerasan verbal juga dapat dilontarkan dengan mudah. Tanpa disadari, efek negatif stress ini dapat mengubah karakter orangtua menjadi kasar dan mudah menerapkan kekerasan pada anak.

2. Meragukan diri sendiri dan merasa tak pantas sebagai orangtua

2. Meragukan diri sendiri merasa tak pantas sebagai orangtua
Freepik/jcomp

Saat Mama dihampiri rasa frustasi menjadi orangtua, muncul rasa keraguan pada diri sendiri. Mama merasa tidak pantas menyandang status sebagai orangtua, karena menganggap apa yang dilakukan selalu salah.

Entah akibat dari pernyataan miring orang lain atau kesalahan sendiri, sehingga menyebabkan hal-hal tidak diinginkan bisa terjadi. Menilai diri sendiri sebagai orangtua yang buruk merupakan indikasi parental burnout yang sering terjadi.

Editors' Pick

3. Bisa membuat drop dan menarik semua energi yang dimiliki

3. Bisa membuat drop menarik semua energi dimiliki
Freepik

Menjadi orangtua baru atau memiliki kesibukan lainnya juga membuat tuntutan dan tanggung jawab sebagai orangtua semakin berat dan menekan, terkadang membuat Mama ingin melepas dan keluar dari beban tersebut.

Kondisi yang terlalu berat dan seringkali bikin drop, pada akhirnya bisa menarik semua energi yang Mama miliki, bahkan Mama akan kurang antusias ketika sebelum mencoba hal baru, Kalau gejalanya sudah parah, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan dari ahli dan psikolog.

4. Menjadi lebih sering bertengkar dengan pasangan padahal mungkin hanya masalah sepele

4. Menjadi lebih sering bertengkar pasangan padahal mungkin ha masalah sepele
Freepik

Saat kondisi tubuh dan mental yang terlalu lelah, siapapun bakal mudah tersulut emosinya. Selain meluapkannya pada anak, tak jarang faktor ini juga menyebabkan seringnya Mama dan Papa jadi bertengkar, padahal mungkin masalahnya hanya sepele.

Hubungan yang tidak akur dengan pasangin ini bisa juga memunculkan masalah baru yang membuat kondisi psikis menjadi semakin tertekan.

5. Membuat Mama mulai mengabaikan diri sendiri

5. Membuat Mama mulai mengabaikan diri sendiri
Freepik/Jofreepik

Tubuh yang mulai drop dan kehilangan energi dalam tubuh membuat Mama mulai mengabaikan diri sendiri, seperti pola tidur yang berantakan dan berkurangnya nafsu makan.

Kalau stres yang dialami sebagai orangtua sudah sampai ke tahap ini, cobalah untuk lebih peka dalam memperhatikan kondisi diri. Bicarakan dengan pasangan atau pihak keluarga yang bisa memberikan Mama dukungan dan solusi.

Hibur diri dengan melakukan me time, traveling, atau kegiatan yang bisa mengalihkan Mama sejenak dari rasa penat. Menyepelekan dengan menganggap kondisi ini biasa saja bisa berdampak buruk pada kesehatan diri sendiri.

6. Menarik diri dari tanggung jawab dan lalai dalam melakukan peran sebagai orangtua

6. Menarik diri dari tanggung jawab lalai dalam melakukan peran sebagai orangtua
Freepik/fwstudio

Kejenuhan yang sudah mencapai tingkat tinggi saat mengasuh anak, bisa membuat Mama menarik diri dari tanggung jawab ini. Inilah akibat dari merasa tidak pantas menjadi orangtua dan menganggap semua yang dilakukan salah.

Selain itu, kondisi psikis yang sedang tertekan juga membuat Mama jadi lebih lemas dan lalai dalam melakukan peran sebagai orangtua yang sebenarnya.

7. Memiliki mood yang buruk sehingga berdampak pada hubungan yang merenggang

7. Memiliki mood buruk sehingga berdampak hubungan merenggang
Freepik/Dragana_Gordic

Berada di titik terlelah bisa membuat Mama untuk menjauh dan melarikan diri, efek buruk ini jelas bisa berdampak pada kualitas hubungan baik dengan pasangan, keluarga, dan teman.

Selalu memiliki mood yang buruk menyebabkan hubungan menjadi lebih renggang. Pada akhirnya, kesendirian menjadi jalan yang dipilih oleh orangtua yang mengalami parental burnout.

Itulah beberapa indikasi kalau Mama terjebak dalam parental burnout, poin-point diatas sangatlah wajar terjadi, karena setiap orangtua bisa merasakan lelah dan jenuh.

Asalkan, Mama bisa peka pada kondisi psikis diri sendiri.

Bagikan keluh kesah dengan pasangan atau orang-orang yang bisa buat Mama merasa lebih nyaman dan tenang. Lakukan istirahat yang cukup dan selingi hari dengan hobi yang menyenangkan.

Itulah tanda Mama mengalami parental burnout. Lebih baik jika bergabung dengan komunitas parenting agar Mama selalu mendapat masukan dan dukungan dari sesama orangtua.

Baca juga:

The Latest