Ampuh! 7 Tips agar Anak Doyan Makan Kacang-kacangan
Buatlah waktu makan menjadi momen menyenangkan tanpa ada paksaan, Ma!
19 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membesarkan anak dengan sehat merupakan tanggung jawab setiap orangtua, dan memberikan asupan makanan yang bergizi sangat penting untuk memastikan ia tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Salah satu makanan dengan sumber nutrisi tinggi adalah kacang-kacangan. Kacang adalah makanan yang lezat dan bergizi alami yang memberikan nutrisi penting bagi anak yang sedang tumbuh, termasuk protein, serat, folat, magnesium, zat besi, dan kalium.
Namun sayangnya, Mama mungkin kesulitan membuat balita untuk mau mengonsumsi makanan ini dan tidak tahu bagaimana cara tepat untuk mendorong anak untuk makan kacang tanpa dipaksa.
Dilansir dari beaninstitute.com, para peneliti dan ahli pemberian makan pada anak telah mengidentifikasi cara-cara tepat untuk mendukung dan mengembangkan pola makan yang positif bagi anak-anak.
Informasi tersebut telah Popmama.com rangkum dalam 7 tips agar anak suka makan kacang-kacangan. Kandungan kacang-kacangan sangat bagus Ma, yuk simak informasinya di bawah ini!
1. Jadikan kacang sebagai menu makanan keluarga secara rutin
Penting untuk menjadikan makan bersama keluarga sebagai prioritas. Makan keluarga secara teratur bisa bermanfaat untuk pengembangan pola makan yang sehat, peningkatan asupan gizi, dan penurunan kemungkinan kelebihan berat badan.
The Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan semua anak yang berusia 2 tahun ke atas untuk makan antara 1 hingga 3 cangkir kacang per minggu.
Menyajikan kacang secara teratur saat makan keluarga dan meminta si Kecil makan bersama keluarga adalah cara yang tepat untuk mendorong pola makan sehat anak dan seluruh keluarga.
Hal utama yang perlu diingat saat makan bersama keluarga adalah membuatnya rutin, menyenangkan, dan berpusat pada kesehatan keluarga.
2. Melibatkan anak dalam proses di dapur
Melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan dapat membantunya mengenal makanan, dan karena itu lebih cenderung menerima dan menikmatinya. Kacang adalah makanan yang baik untuk melibatkan anak ikut bekerja di dapur.
Jika Mama memilih untuk menggunakan kacang kalengan, membilas kacang kalengan adalah tugas sederhana untuk diajarkan kepada anak. Kacang juga dapat menjadi bahan pembicaraan di dapur. Setelah kacang dibilas, cicipi bersama si Kecil, kemudian tanyakan seperti apa rasanya.
Setelah menambahkan bahan lain, cicipi lagi dan tanyakan apakah rasa kacangnya sama atau berbeda dan tanya kenapa.
Selain menjadi cara tepat untuk membiasakan anak mengonsumsi kacang, tetapi juga untuk lebih memahami proses memasak dan bagaimana makanan diubah melalui berbagai proses dan kombinasi bahan.
Editors' Pick
3. Sajikan menu favorit keluarga (+kacang)
Strategi lainnya untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat adalah dengan menawarkan berbagai makanan sehat di meja makan keluarga dan membiarkan anak-anak memilih apa yang ia suka.
Jika makanan keluarga termasuk ayam panggang, kentang, kacang panggang, dan salad, biarkan anak memilih berapa pun makanan yang ia suka.
Jika anak hanya memilih ayam dan salad, atau berikutnya hanya kentang, tidak apa-apa!
Teruskan menyajikan kacang secara teratur, jangan pula memaksakan anak, karena pada akhirnya, si Kecil mungkin akan tertarik untuk mencobanya sendiri.
4. Berikan contoh pada balita
Tentunya sulit untuk memberi tahu si Kecil untuk makan sesuatu yang tidak pernah ia lihat Mama makan sebelumnya. Saat makan keluarga, pastikan Mama dan seluruh anggota keluarga perlu menikmati kacang.
Jika Mama memiliki keengganan pada makanan tertentu, terutama makanan sehat, hindari memaksakan agar anak mengonsumsnyai.
Sajikan makanan sehat dan teladani bagaimana rasanya menikmati berbagai macam makanan enak dan sehat, termasuk kacang-kacangan.
5. Buat anak berperan dalam berbelanja dan memilih kacang
Merasakan makanan baru jauh lebih mengasyikkan bagi anak-anak daripada mempelajari jumlah nutrisi dalam makanan tertentu. Jika Mama sedang berbelanja di toko bahan makanan, mintalah balita membantu memilih makanan tertentu.
Jika Mama akan berbelanja kacang, mintalah anak untuk menghitung berapa banyak jenis kacang yang dapat ditemukan di toko bahan makanan. Seperti saran sebelumnya, libatkan anak di dapur dan ajari ia mengolah masakan.
Semua pengalaman ini merupakan kesempatan belajar dan berpotensi membangun kemandirian diri dan preferensi untuk mengonsumsi makanan sehat.
6. Selalu sajikan kacang dengan sikap positif
Setelah menyajikan makanan berkali-kali dan anak terus-menerus menolaknya, Mama mungkin mengalami rasa frustrasi dan anggapan bahwa anak tidak akan makan.
Namun dilansir dari beaninstitute.com, penelitian telah menunjukkan bahwa untuk beberapa makanan, diperlukan waktu 15-20 pemaparan sebelum anak belajar menerima dan menyukainya. Mulailah setiap pengalaman makan dengan sikap penuh harapan tanpa mengerahkan tenaga.
Jika makan kacang adalah bagian dari kebiasaan makan keluarga dan semua anggota keluarga melakukannya tanpa kesulitan, balita mungkin pada akhirnya akan mengikutinya.
7. Hindari menyajikan kacang dengan rasa yang tidak disukai anak
Mama tak dapat mengharapkan balita untuk mengonsumsi makanan hanya karena itu sehat, namun juga harus memastikan rasanya yang lezat! Jika ada rasa yang anak tidak sukai, mengapa harus mengharapkan anak untuk memakannya?
Ada banyak cara untuk mengolah kacang-kacangan yang lezat dan bergizi alami yang akan disukai oleh balita, seperti dicampur dengan sup hangat, nasi goreng untuk menu sarapan, dan lain-lain.
Nah itulah beberapa cara agar balita ingin mengonsumsi kacang-kacangan secara rutin. Walaupun mungkin awalnya sulit, dengan menerapkan beberapa cara di atas diharapkan dapat membantu anak untuk mengonsumsi kacang yang bergizi dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Semoga informasinya bermanfaat dan selamat mencoba Ma!
Baca juga:
- 7 Manfaat Kacang-kacangan bagi Tumbuh Kembang Anak
- 5 Manfaat Kacang Hijau bagi Kesehatan Balita
- Penyebab Alergi Kacang, Gejala, Cara Mencegah dan Pengobatannya